• Kurnia lukas
    Kurnia lukas
    Kurnia Lukas, S.Akun merupakan lulusan S1 Akuntansi Universitas Bakrie. Sekarang sedang melanjutkan kuliah Magister Management di Universitas Kristen Krida Wacana. Selama berkuliah di Universitas Bakrie, Kurnia Lukas sudah beberapa memenangkan lomba bisnis antar universitas tingkat nasional

Bisnis Sosial untuk #AtasiKesenjangan

June 12, 2018

               Bisnis Sosial merupakan jawaban dari segala permasalahan untuk atasi #AtasiKesenjangan. Apabila mengacu pada data World Bank (2015), cukup miris di mana pendapatan 20% orang paling kaya setara dengan pendapatan 60% orang paling miskin. Kemudian berdasarkan riset Susenas (2014), pendapatan 20% orang paling kaya setara dengan pendapatan 80% dari total populasi. Melalui bisnis sosial, suatu organisasi bukan hanya mencari keuntungan, namun segala aktivitasnya adalah berdasarkan prinsip sosial. Sehingga antara keuntungan dan dampak sosial akan berjalan seiringan dengan dampak sosial yang ditimbulkannya. Hal ini sesuai dengan pengertian bisnis sosial yang dikemukakan oleh Iwan Setiawan (2015), yaitu suatu aktivitas bisnis dimana perusahaan/organisasi bisa mengintegrasikan dampak sosial dan keuntungan secara seimbang. 

         Kesenjangan sosial di Indonesia memang masih sangat memperihatinkan. Berikut ini fasilitas yang didapatkan rakyat miskin di Indonesia (World Bank, 2014)

  • 40% ibu miskin melahirkan tanpa bantuan tenaga medis terlatih
  • Hanya 47% anak miskin yang mendapatkan imunisasi lengkap
  • Hanya 36% sanitasi yang layak bagi orang miskin
  • 90% peluang lulus SD
  • 59% peluang lulus SMP
  • 29% peluang lulus SMA

                 Melihat persoalan ini, peningkatan jumlah wirausaha sosial sekaligus investasi gerakan sosial harus didukung dan dikembangkan. Berdasarkan data ANGIN (2017), investasi gerakan sosial di Indonesia pada tahun 2016 mencapai US$20 Juta. Sedangkan pada tahun 2017 diprediksi mencapai US$ 100 Juta Sumber : ANGIN, 2017. Apabila bisnis sosial ini meningkat tiap tahunnya, percayalah bahwa masalah kesenjangan sosial lambat laun akan dapat diselesaikan. Namun demikian, menurut penelitian yang dilakukan di Eropa Republika.co.id, 2018), Wirausahawan Sosial Muda memiliki beberapa keterbatasan serta isu-isu yang menjadi penghambat berjalannya bisnis sosial ini, yaitu:

  • Keterbatasan Keuangan 23%
  • Hambatan dari Regulasi 12%
  • Keterbatasan Pengalaman 9%
  • Keterbatasan Jumlah Tim 8%
  • Keterbatasan Layanan 7%
  • Hambatan dari visi dan misi 7%
  • Keterbatasan untuk mengakses pasar 7%
  • Keterbatasan dalam kemampuan komunikasi 6%
  • Keterbatasan dalam kepercayaan diri 5%
  • Hambatan dalam usia 5%
  • Keterbatasan dalam kemampuan SDM 8%
  • Keterbatasan pelatihan 3%

           Yang harus diperhatikan adalah bisnis sosial tidaklah sama dengan charity. Charity hanya memiliki 1 nyawa, ketika dia habis maka habislah masa manfaatnya. Bisnis sosial menekankan pada keberlanjutan usaha dan dampak sosial yang ditimbulkannya. Segala rancangan bisnis adalah berdasarkan prinsip sosial. Dengan demikian, potensi untuk #AtasiKesenjangan sosialnya akan semakin tinggi karena aktivitas mencari keuntungannya harus sama dengan dampak sosial yang ditimbulkannya. Membangkitkan bisnis sosial di Indonesia merupakan solusi paling tepat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dengan #AtasiKesenjangan. Dengan demikian, ada tiga saran pokok bagi Pemerintah untuk mendukung dan mengajak sebanyak-banyaknya pelaku bisnis untuk melakukan bisnis sosial, yaitu:

  • Siapkan regulasi yang sedehana yang tidak memperberat serta mempersulit. Karena regulasi sangat berperan penting dalam jadi atau tidaknya suatu usaha untuk berdiri
  • Siapkan inkubator bisnis untuk pelaku bisnis sosial. Permasalahan utama para wirausahawan adalah pada keuangan dan konsultasi. Dengan disiapkannya inkubator bisnis, maka wirausahawan akan sangat terbantu dalam pendanaan maupun ilmu pengetahuan melalui bimbingan dan konsultasi
  • Perbanyak kampanye dan seminar serta pelatihan tentang manfaat bisnis sosial untuk keberlanjutan bisnis. Sampai saat ini masih sangat banyak orang yang tidak mengetahui apa itu bisnis sosial. Sehingga Pemerintah harus gencar dalam mengkampanyekan manfaat bisnis sosial untuk keberlanjutan bisnisnya.

 

 

 


Comment