• Ridhony Marisson Hasudungan Hutasoit
    Ridhony Marisson Hasudungan Hutasoit
    Aku ini bukan siapa-siapa, hanya terus berjuang meninggalkan jejak-jejak mulia dalam sejarah peradapan manusia, sebelum kelak diminta pertanggungjawaban dalam kekekalan.

Komunitas Learning Center, Solusi Menciptakan UMKM Berkualitas

April 18, 2019
Komunitas Learning Center, Solusi Menciptakan UMKM Berkualitas

Aktivitas KLC OJK Sultra (dok. pribadi)

Penyelesaian suatu masalah efektif dilakukan dengan cara menangani terlebih dahulu penyebabnya. Berdasarkan pengamatan saya selama dua tahun lebih mengabdi di Sulawesi Tenggara, mayoritas mahasiswa Kota Kendari, setelah lulus, cenderung memilih menjadi pegawai tetap, baik menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun pegawai swasta karena alasan “keamanan” atau “kenyamanan” hidup. Walaupun tidak bisa dipungkiri, faktor dorongan atau nasihat orang tua menjadi variable prioritas penggerak keputusan anak-anak muda tersebut. Di sisi lain, hasil diskusi sederhana dengan Forum UKM-IKM (Usaha Kecil Menengah-Industri Kecil Menengah) Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat informasi bahwa kondisi perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di provinsi Sulawesi Tenggara terkendala dengan kapasitas sumber daya manusia yang terbatas dan belum mampu mengikuti perkembangan zaman.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM yang diolah dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2017, perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) mencapai 62,92 juta unit. Berdasarkan data Kemenko Perekonomian (2018), UMKM  menyumbang 60,34% terhadap PDB kita serta menjadi salah satu kekuatan negeri ini untuk menanggulangi dampak krisis dunia. Namun, kuantitas UMKM ini belum diikuti oleh kapasitas sumber daya manusia yang berkualitas. Hal inilah yang menyebabkan banyak UMKM berjalan stagnan bahkan lenyap dalam waktu yang sebentar serta belum berdampak signifikan pada ekspor kita. Buktinya, OJK (2019) menyatakan kontribusi UMKM terhadap neraca perdagangan, dari sekitar Rp5.400 Triliun output UMKM, nilai ekspornya hanya Rp182 Triliun (3,37%). Selain itu, 49 juta unit UMKM belum mendapat akses pembiayaan.

Kondisi ini yang menjadi dasar OJK Provinsi Sulawesi Tenggara (OJK Sultra) berperan aktif dalam membina anak-anak muda di Bumi Anoa. OJK Sultra menginisiasi pembentukan Komunitas Learning Center (KLC) OJK Sultra pada tahun 2016. Awalnya, KLC OJK Sultra berisikan pembinaan terkait pemahaman tentang OJK dan Sektor Jasa Keuangan, akan tetapi terus dikembangkan hingga masuk area kewirausahaan untuk menjawab tantangan di atas. Anggota KLC OJK Sultra berisikan mahasiswa lintas kampus di wilayah Kendari, mulai dari Universitas Haluoleo (UHO), Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 66 (STIE-66), Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Indotec, hingga Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Berdasarkan Berdasarkan survei sederhana pada bulan Agustus 2018 yang dilakukan adik-adik KLC (Emy, Dian, dan Widya), pembinaan Adik-Adik KLC OJK Sultra memiliki penetrasi dampak bukan hanya pada area kota, akan tetapi sampai dengan kabupaten/desa. Berdasarkan hasil survei  kepada 153 responden pada 6 Universitas/Kampus di Sulawesi Tenggara terdapat 47,1% mahasiswa yang berasal dari kabupaten/desa. Kondisi ini menunjukan  dampak program pembinaan KLC memiliki peluang besar menjangkau hingga desa,  minimal melalui keluarga dan lingkungan sekitar asalnya.

Pengembangan modul ajar/program didik bagi KLC OJK Sultra terkini adalah dengan membentuk kelas Duta Inklusi dan Literasi OJK (DILO) atau dikenal dengan singkatan D-Class. D-Class memiliki misi untuk mengubah pola pikir dari anak-anak muda Sultra “berbudaya” menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN)/pegawai suatu perusahaan, untuk lebih terbuka pada peluang lain, salah satunya menjadi entrepreneur /pengusaha. Bahkan, kalau pun tetap menjadi pegawai suatu instansi/perusahaan, jiwa entrepreneurship tetap dijalankan dalam profesi mereka sehingga menghasilkan inovasi-inovasi yang membawa manfaat bagi tempat dia bekerja. D-Class akan melibatkan forum UKM-IKM dan komunitas terkait entrepreneurship lainnya sebagai sumber pengajar baik dalam hal teori terlebih lagi praktik kewirausahaan. D-Class akan diisi dengan kapasitas diri yang terkait dengan penggunaan teknologi informasi/digital terkait pengembangan bisnis, seperti bagaimana membuat laporan keuangan melalui aplikasi pembuatan perizinan secara online, pemahaman ekspor hingga bagaimana pembuatan start up.  

Dalam jangka pendek, program pembinaan ini diharapkan menjadikan setiap anggota D-Class menjadi perpanjangan tangan OJK Sultra untuk menjangkau masyarakat  baik kota dan desa dalam rangka peningkatan indeks inklusi dan literasi keuangan. Sedangkan, pada aspek jangka panjang, kombinasi pemahaman jasa keuangan dan kewirausahaan yang berbasis digital akan mendorong terbentuknya pemilik UMKM yang berkualitas untuk menghadapi perkembangan zaman.

Ke depan, program KLC OJK Sultra akan dihubungkan dengan program KKN setiap perguruan tinggi di wilayah Sultra serta program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) sehingga dapat memberikan nilai tambah yang semakin besar bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Bumi Anoa. Harapan saya, konsep KLC ini dapat diadopsi oleh entitas pemerintah atau perusahaan swasta sebagai kontribusi diri dalam rangka memberikan nilai tambah bagi wilayah kerja masing-masing. Saya membayangkan jikalau setiap entitas tadi membentuk KLC di seluruh Indonesia, tentunya akan berdampak signifikan bagi peningkatan kuantitas dan kualitas UMKM tingkat nasional, termasuk menjadi sarana persiapan anak-anak muda dalam menyongsong puncak usia produktif di tahun 2030 untuk dapat bersaing secara global. Peningkatan kuantitas dan kualitas UMKM tingkat nasional dapat membuka peluang peningkatan kontribusi pada ekspor dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.

#IDF2019

#KerjaLayak

#PekerjaProduktif.


Comment
  • Generic placeholder image
    Emy Syamsuria - 28 Apr 2019 10:36
    Kontennya Bagus dan menarik, Ide yang dikemukakan sangat tertatur, tapi tercapai tidaknya tujuan organisasi tergantung dr anggota/SDM nya, sebaik apapun tujuan organisasi ditentukan dari manajemen dan kinerja anggotanya, jadi sebaiknya ada proses seleksi untuk perekrutan anggotanya, dan organisasi KLC bisa dikemas dengan promosi yang baik melalui sosial media, website, dsb sehingga meningkatkan nilai tambah organisasi ybs. Semoga membantu. Salam.
  • Generic placeholder image
    Ihza Mahendra Sahibo - 28 Apr 2019 10:45
    Simplifikasi yang bisa saya tangkap dari artikel diatas bahwa kemampuan dan pengetahuan dalam proses mengelola kondisi usaha mikro kecil menengah ini harus ditingkatkan baik dari segi keterampilan maupun conversation yang baik antar konsumen, serta memberikan wawasan yang luas terkait dengan dunia ukm ini, saya setuju bahwa kelas DILO ini memberikan dampak positif bagi pembelajar untuk mengetahui secara pasti tentang seluk beluk ukm itu seperti apa dan bagaimana proses melakukannya, konsensus yang bisa di ambil dari artikel ini juga bahwa peningkatan mutu kualitas sdm sangat perlu di tingkatkan guna mencapai kesejahteraan hidup yang baik didalam proses menjalani hidup dengan sumber daya yang ada. Semoga kedepan kelas DILO juga memberikan warna yang terbaru bagi pegiat pegiat pelaku ukm kedepan aamiinn
  • Generic placeholder image
    Tri muliyanto - 28 Apr 2019 10:46
    Sy sangat stuju dengan ini, di karena kan banyaknya anak muda millenial yg bingung akan dengan masa depannya,, sehingga kepikiran yg mereka punya hnya lah menjadi ASN/PNS, padahal bgitu bnyak peluang untuk menjadi enterpreneur dengan menungan ide ide kreativitas yg mereka punya.
  • Generic placeholder image
    Nizar Mahendra - 28 Apr 2019 10:53
    Dalam menciptakan UMKM yang berkualitas tentunya harus memiliki kemauan dan ketertarikan dalam menjalankannya.. teman teman klc seharus nya lebih menyosialisasikan dan mendorong atau pun merubah maindset pemikirian generasi sekarang ini untuk lebih tertarik terhadap membuka usaha atau memberikan lapangan kerja kepada orang lain. menurut sya Hal ini bisa di lakukan dengan cara memotivasi generasi sekarang ini untuk dapat mengembangkan hobi mereka agar apa yg mereka kerjakan dapat berjalan dgn lancar dan bisa membuka peluang usaha. Sebenarnya apapun yg kta lakukan ataupun kt kerjakan dengan senang hati pasti akan membuahkan hasil .
  • Generic placeholder image
    Mona yustika - 28 Apr 2019 10:56
    Menyongsong pasar global tahun 2030, KLC dan OJK Sultra begitu jeli melihat peluang yg ada dengan menambah pengetahuan anak-anak muda Sultra mengenai entrepreneurship dari kalangan mahasiswa yg ada di daerah Sultra melalui kelas Duta Inklusi dan Literasi OJK (DILO) atau dikenal dengan singkatan D-Class. Dengan adanya program D-Class sangat memberikan dampak yg begitu positif dan signifikan bagi anak-anak mahasiswa yang berasal dari lintas kampus.
  • Generic placeholder image
    Arsan abas - 28 Apr 2019 11:02
    Dilihat dari data kemenko perekonomian UMKM memang menyumbang 60,34% terhadap PDB dengan jumlah UMKM sebesar 62,92 unit. UMKM saat ini dapat mengakses pembiayaan melalui fintech apabila susah dalam mengakses melalui perbankan. Sehingga seluruh unit UMKM dapat mengakses pembiayaan. Dengan adanya kelas DILO menjadi perpanjangan tangan OJK Sultra untuk menjangkau masyarakat baik kota dan desa dalam rangka peningkatan indeks inklusi dan literasi keuangan. Apabila seluruh masyarakat dapat memahami jasa keuangan dan kewirausahaan yang berbasis digital akan mendorong terbentuknya pemilik UMKM yang berkualitas untuk menghadapi perkembangan zaman. Apabila UMKM meningkat dapat menanggulangi dampak krisis dunia dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
  • Generic placeholder image
    Aprilyastuti - 28 Apr 2019 11:31
    Dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas bagi mahasiswa di indonesia memang harus bisa menciptakan jiwa entrepreneurnya tidak hanya berpatokan untuk bekerja sebagai pegawai tetap ataupun pegawai swasta tetapi mahasiswa yang cerdas harus bisa kreatif dalam menciptakan peluang usaha yang inovatif dan kreatif.
  • Success!
    Failed!