Penyelesaian suatu masalah efektif dilakukan dengan cara menangani terlebih dahulu penyebabnya. Berdasarkan pengamatan saya selama dua tahun lebih mengabdi di Sulawesi Tenggara, mayoritas mahasiswa Kota Kendari, setelah lulus, cenderung memilih menjadi pegawai tetap, baik menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun pegawai swasta karena alasan “keamanan” atau “kenyamanan” hidup. Walaupun tidak bisa dipungkiri, faktor dorongan atau nasihat orang tua menjadi variable prioritas penggerak keputusan anak-anak muda tersebut. Di sisi lain, hasil diskusi sederhana dengan Forum UKM-IKM (Usaha Kecil Menengah-Industri Kecil Menengah) Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat informasi bahwa kondisi perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di provinsi Sulawesi Tenggara terkendala dengan kapasitas sumber daya manusia yang terbatas dan belum mampu mengikuti perkembangan zaman.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM yang diolah dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2017, perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) mencapai 62,92 juta unit. Berdasarkan data Kemenko Perekonomian (2018), UMKM menyumbang 60,34% terhadap PDB kita serta menjadi salah satu kekuatan negeri ini untuk menanggulangi dampak krisis dunia. Namun, kuantitas UMKM ini belum diikuti oleh kapasitas sumber daya manusia yang berkualitas. Hal inilah yang menyebabkan banyak UMKM berjalan stagnan bahkan lenyap dalam waktu yang sebentar serta belum berdampak signifikan pada ekspor kita. Buktinya, OJK (2019) menyatakan kontribusi UMKM terhadap neraca perdagangan, dari sekitar Rp5.400 Triliun output UMKM, nilai ekspornya hanya Rp182 Triliun (3,37%). Selain itu, 49 juta unit UMKM belum mendapat akses pembiayaan.
Kondisi ini yang menjadi dasar OJK Provinsi Sulawesi Tenggara (OJK Sultra) berperan aktif dalam membina anak-anak muda di Bumi Anoa. OJK Sultra menginisiasi pembentukan Komunitas Learning Center (KLC) OJK Sultra pada tahun 2016. Awalnya, KLC OJK Sultra berisikan pembinaan terkait pemahaman tentang OJK dan Sektor Jasa Keuangan, akan tetapi terus dikembangkan hingga masuk area kewirausahaan untuk menjawab tantangan di atas. Anggota KLC OJK Sultra berisikan mahasiswa lintas kampus di wilayah Kendari, mulai dari Universitas Haluoleo (UHO), Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 66 (STIE-66), Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Indotec, hingga Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Berdasarkan Berdasarkan survei sederhana pada bulan Agustus 2018 yang dilakukan adik-adik KLC (Emy, Dian, dan Widya), pembinaan Adik-Adik KLC OJK Sultra memiliki penetrasi dampak bukan hanya pada area kota, akan tetapi sampai dengan kabupaten/desa. Berdasarkan hasil survei kepada 153 responden pada 6 Universitas/Kampus di Sulawesi Tenggara terdapat 47,1% mahasiswa yang berasal dari kabupaten/desa. Kondisi ini menunjukan dampak program pembinaan KLC memiliki peluang besar menjangkau hingga desa, minimal melalui keluarga dan lingkungan sekitar asalnya.
Pengembangan modul ajar/program didik bagi KLC OJK Sultra terkini adalah dengan membentuk kelas Duta Inklusi dan Literasi OJK (DILO) atau dikenal dengan singkatan D-Class. D-Class memiliki misi untuk mengubah pola pikir dari anak-anak muda Sultra “berbudaya” menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN)/pegawai suatu perusahaan, untuk lebih terbuka pada peluang lain, salah satunya menjadi entrepreneur /pengusaha. Bahkan, kalau pun tetap menjadi pegawai suatu instansi/perusahaan, jiwa entrepreneurship tetap dijalankan dalam profesi mereka sehingga menghasilkan inovasi-inovasi yang membawa manfaat bagi tempat dia bekerja. D-Class akan melibatkan forum UKM-IKM dan komunitas terkait entrepreneurship lainnya sebagai sumber pengajar baik dalam hal teori terlebih lagi praktik kewirausahaan. D-Class akan diisi dengan kapasitas diri yang terkait dengan penggunaan teknologi informasi/digital terkait pengembangan bisnis, seperti bagaimana membuat laporan keuangan melalui aplikasi pembuatan perizinan secara online, pemahaman ekspor hingga bagaimana pembuatan start up.
Dalam jangka pendek, program pembinaan ini diharapkan menjadikan setiap anggota D-Class menjadi perpanjangan tangan OJK Sultra untuk menjangkau masyarakat baik kota dan desa dalam rangka peningkatan indeks inklusi dan literasi keuangan. Sedangkan, pada aspek jangka panjang, kombinasi pemahaman jasa keuangan dan kewirausahaan yang berbasis digital akan mendorong terbentuknya pemilik UMKM yang berkualitas untuk menghadapi perkembangan zaman.
Ke depan, program KLC OJK Sultra akan dihubungkan dengan program KKN setiap perguruan tinggi di wilayah Sultra serta program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) sehingga dapat memberikan nilai tambah yang semakin besar bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Bumi Anoa. Harapan saya, konsep KLC ini dapat diadopsi oleh entitas pemerintah atau perusahaan swasta sebagai kontribusi diri dalam rangka memberikan nilai tambah bagi wilayah kerja masing-masing. Saya membayangkan jikalau setiap entitas tadi membentuk KLC di seluruh Indonesia, tentunya akan berdampak signifikan bagi peningkatan kuantitas dan kualitas UMKM tingkat nasional, termasuk menjadi sarana persiapan anak-anak muda dalam menyongsong puncak usia produktif di tahun 2030 untuk dapat bersaing secara global. Peningkatan kuantitas dan kualitas UMKM tingkat nasional dapat membuka peluang peningkatan kontribusi pada ekspor dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
#IDF2019
#KerjaLayak
#PekerjaProduktif.