Relokasi Industri Internasional Tumbuhkan Kawasan Ekonomi di Dalam Negeri

July 27, 2020

Presiden Jokowi melakukan peninjauan di lokasi Kawasan Industri Terpadu Batang dan Relokasi Investasi Asing ke Indonesia yang terletak di Desa Ketanggan. Kec Gringsing, Kabupaten Batang, Selasa 30/06/2020. Presiden Jokowi didampingi Menteri Perindustrian, Kepala BKPM, Menteri BUMN, Menteri PUPR, Menteri Perhubungan dan Menseskab.(Agus Suparto)

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru melalui pembangunan kawasan industri menjadi solusi pemerataan ekonomi. Beberapa upaya menumbuhkan pusat ekonomi baru ialah relokasi pabrik dan penanaman modal untuk kawasan industri. Presiden Joko Widodo mengatakan terdapat 7 perusahaan dari negara lain yang akan merelokasikan pabriknya ke Indonesia di tahun 2020.

“Tujuan besarnya membuka lapangan kerja sebesar-besarnya kepada warga,” kata Presiden Jokowi seperti yang dikutip dari naskah pidatonya saat berkunjung ke kawasan industri di Batang, Jawa Tengah, 30 Juni 2020.   

Presiden Jokowi mengatakan bahwa ada 119 perusahaan internasional yang akan merelokasikan pabriknya di Tiongkok ke negara lain. Total rencana investasi dari 119 perusahaan itu mencapai USD 41,392 miliar atau sekitar Rp 606,58 triliun dan diproyeksikan bisa menyerap 162 ribu tenaga kerja.
 

Sebagai informasi, total investasi dari 7 perusahaan yang pasti merelokasikan pabriknya ke Indonesia mencapai USD 850 juta atau sekitar Rp 12,2 triliun. Potensi tenaga kerja yang akan diserap 7 pabrik tersebut mencapai 30 ribu orang.  Ketujuh perusahaan internasional itu adalah LG Electronics bidang usaha industri perlengkapan elektronika; Kenda Tire bidang usaha industri ban; Denso dengan bidang usaha industri suku cadang kendaran bermotor; Meiloon dengan bidang usaha industri speaker, audio, dan video elektronik; Sagami Electronics dengan bidang usaha komponen elektronika, Panasonic bidang usaha barang elektronika, Alpan Lighting bidang usaha industri lampu bertenaga surya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahdalia mengatakan 7 perusahaan ini akan memperkuat kawasan industri di berbagai daerah. Tiga pabrik akan direlokasi ke Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah. Sedangkan sisanya akan direlokasi ke wilayah Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Utara. 

Selain tujuh perusahaan yang sudah mulai peletakan batu pertama pendirian pabrik di Indonesia, ada pula 17 perusahaan lain yang menyatakan komitmen untuk menanamkan modal di Indonesia. Kepala BKPM Bahlil Lahdalia mengatakan 17 perusahaan itu nilai investasinya mencapai USD 37 miliar dan mampu menyerap 112 ribu tenaga kerja.

Salah satu poin yang menjadi perhatian BKPM dalam menarik investasi ke Indonesia ialah kolaborasi yang terjalin antara investor dengan elemen di daerah seperti pemerintah daerah, pengusaha daerah, dan tenaga kerja lokal. Hal ini bertujuan agar sistem investasi serta regulasi sinkron dan tidak tumpang tindih. Tujuan lainnya adalah agar pembangunan industri berdampak pada pemerataan ekonomi.


“Salah satu Key Performance Indicator BKPM adalah kolaborasi investor luar maupun dalam negeri dengan pengusaha daerah. Jadi BKPM ingin investasi berdampak bagi pengusaha di daerah atau UMKM. Kalau tidak, rasio gini (red: tingkat kesenjangan ekonomi) Indonesia akan melebar. Untuk apa investasi di daerah kalau orang daerah tidak bisa memanfaatkannya,” kata Bahlil seperti yang dikutip dari laman resmi  BKPM.

Relokasi 7 pabrik dari luar negeri ke Indonesia merupakan upaya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru melalui pembangunan kawasan industri. Hasilnya dapat  meningkatkan keunggulan komparatif Sumber Daya Alam dan mendorong diversifikasi ekonomi. Menjadi tugas rumah bagi seluruh pemangku kepentingan di bidang industri untuk menajamkan model kerjasama investasi serta solusi penyediaan infrastruktur, interkoneksi antarwilayah, penyediaan SDM terampil, dan pendanaan.

Di Indonesia Development Forum, tantangan kawasan industri baru akan dibicarakan bersama untuk menghasilkan solusi yang inklusif. Misalnya dapat dimulai dengan melibatkan pelaku-pelaku industri mikro, kecil, dan menengah dalam sentra industri kecil dan menengah (IKM). Solusi seperti inilah yang diharapkan di IDF, forum yang digagas oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Solusi uang hadir di IDF diharapkan dapat mendukung pembangunan aktivitas dan kapasitas industri secara bertahap sesuai potensi dan kemampuan setiap wilayah. Hasil dari berbagai strategi tersebut bertujuan untuk mendukung peran industri dalam redistribusi kemajuan pembangunan di berbagai wilayah serta peningkatan daya saing nasional secara keseluruhan.

Kamu punya solusi agar IKM bisa ikut berperan aktif di sekitar kawasan relokasi industri? Kirim lewat komentar di media sosial Indonesia Development Forum!