Industri Migas Ditopang Alat Produksi dalam Negeri

July 21, 2020

Pembangunan "utility boat" yang dilakukan Kangean Energy Indonesia, Ltd (KEI). Pembangunan kapal pembawa material dan logistik tersebut dikerjakan oleh putra-putri terbaik Indonesia dengan tingkat kandungan lokal (TKDN) hampir 100 Persen. (Antara Foto)

Industri pengolahan non-migas atau manufaktur Indonesia ternyata mendukung kinerja industri minyak dan gas. Banyak peralatan untuk industri migas yang dibuat oleh manufaktur tanah air. Contohnya adalah kapal utilitas (utility boat) untuk mendukung operasi industri hulu migas di Blok Kangean, Madura, Jawa Timur. Kapal yang akan digunakan Kangean Energy Indonesia Ltd (KEI) mempunyai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai hampir 100 persen. 

"Saat ini, pembangunan kapal telah memasuki tahap konstruksi dengan rencana operasi pada awal Mei 2021 untuk jalur Gresik – Pulau Pagerungan yang merupakan wilayah kerja KEI," kata Plt Deputi Pengendalian Pengadaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas), Sulistya Hastuti awal bulan Juli seperti yang dikutip dari Kantor Berita Antara

Sulistya Hastuti  mengatakan pengoperasian kapal utilitas KEI ini merupakan usaha industri hulu migas untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa industri migas berkomitmen menjalin kemitraan dengan masyarakat sekitar untuk ikut berkontribusi membangun ekonomi lokal yang kuat dan berkelanjutan.

Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi menambahkan pembangunan kapal utilitas tersebut dikerjakan oleh PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari di galangan Surabaya. Rencananya, pembangunan kapal selesaikan pada 14 April 2021. Pembuatan kapal ini memberikan dampak positif bagi industri maritim lokal sehingga memenuhi kebutuhan perawatan kapal sejenis dan dapat meningkatkan daya saing baik secara lokal maupun regional.

“Pembangunan kapal ini ikut menggiatkan industri perkapalan di Jawa Timur, dan perekonomian lokal karena juga akan menyerap tenaga kerja lokal untuk kru kapal,” kata Erwin.

PT Pelayaran Nasional Ekayla  Purnamasari merupakan perusahaan pembuat kapal bermaterial baja dan aluminium di Surabaya yang kerap digunakan untuk operasi laut industri migas. Saat ini proses pengerjaan kapal utilitas masih dalam tahap pembuatan konstruksi bodi kapal dan pengelasan di bagian buritan kapal berbobot 450 ton itu. Dengan panjang 48 meter dan berkekuatan 2.400 tenaga kuda, kapal ini dirancang mampu melaju mulus meski bermuatan penuh. Pada saat beroperasi, kapal ini akan melibatkan 14 kru dan teknisi kapal di bawah supervisi KEI.

Sektor migas Indonesia memang berkomitmen menggunakan produk dalam negeri lewat Tingginya komponen TKDN pada industri  hulu migas. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, industri manufaktur penunjang migas memiliki capaian TKDN berkisar 25,5 persen hingga 75 persen. 

“Semakin tinggi capaian TKDN akan semakin banyak komponen dalam negeri yang digunakan. Oleh sebab itu, perlu ditargetkan peningkatan capaian TKDN pada setiap sektor industri,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono pada akhir tahun lalu seperti yang dikutip dari Kemenperin.go.id. 

Langkah pemanfaatan manufaktur penunjang migas ini mempunyai manfaat bagi industri nasional. Sigit mengatakan industri nasional dapat meningkatkan kapasitas produksi serta kualitas barang dan jasa yang dihasilkan sehingga akhirnya mampu bersaing di pasar internasional. Upaya ini juga dilakukan untuk substitusi impor atau mengurangi ketergantungan pasar domestik terhadap produk buatan luar negeri. 

“Peningkatan penggunaan produk dalam negeri bisa menjadi proteksi tambahan terhadap potensi pelemahan nilai tukar,” kata Sigit. 

 

Peningkatan penggunaan produk dalam negeri menjadi solusi agar sektor industri tetap menjadi pendorong utama perekonomian Indonesia. Industri manufaktur nasional menawarkan peluang besar bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih produktif yang memfasilitasi terjadinya proses akumulasi knowledge dan knowhow bagi tenaga kerja serta masyarakat secara keseluruhan. Hasil penggunaan produk industri dalam negeri memungkinkan terjadinya transformasi ekonomi yang lebih baik. 

Untuk mendorong percepatan produk dalam negeri dan meningkatkan TKDN,  pemerintah membutuhkan rekomendasi strategi re-industrialisasi yang tepat. Rekomendasi tidak hanya mencerminkan kekhasan dan keunikan situasi Indonesia tetapi juga memungkinkan untuk dilaksanakan di era perekonomian global yang dinamis saat ini. Salah satu saluran untuk mendapatkan rekomendasi dari para aktor pembangunan non-pemerintah ialah Indonesia Development Forum. 

Kamu punya masukan terkait menaikkan TKDN produk industri tanah air? Kirim solusi dan rekomendasi kebijakan melalui media sosial Indonesia Development Forum!