Kembali Pulih, Industri Mamin Berpeluang Ekspor

July 10, 2020

Antara Foto

Era kenormalan baru dan pelonggaran pembatasan dalam pengendalian pandemi virus corona atau COVID-19 mulai berdampak positif bagi industri makanan dan minuman (mamin). Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan merangsang permintaan di sektor makanan dan minuman dalam negeri maupun luar negeri.
 
“Beberapa negara sudah mulai ada permintaan, ini yang sedang digarap,” kata Adhi, Kamis, 2 Juli 2020, seperti yang dikutip dari media online Bisnis.com.

 Meski utilisasi sektor industri mamin sempat turun di angka 50-60 persen akibat pandemi COVID-19, Pemerintah Indonesia dan pelaku bisnis mamin optimistis dapat kembali naik ke angka 80 persen saat new normal diberlakukan. Sisa enam bulan, sektor industri mamin diprediksi bisa tumbuh sebesar 4 persen. 

Data Kementerian Perindustrian menunjukkan makanan dan minuman berkontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Pada tahun 2019, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 7,78 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri nonmigas yang berada di angka 4,34 persen maupun pertumbuhan industri nasional sebesar 5,0 persen. Selain itu, di tahun yang sama, sektor industri makanan dan minuman juga berkontribusi hingga 36,40 persen pada Produk Domestik Bruto industri pengolahan nonmigas.
 
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan peluang industri mamin masih terbuka luas. Berdasarkan data analisis dari Alibaba.com yang merupakan platform ecommerce global, Gati menjelaskan bahwa banyak komoditas mamin di Indonesia yang ternyata malah dipasok dari negara lain seperti Vietnam dan Thailand.
 
Komoditas tersebut seperti aneka tepung (tepung tapioka, tepung sagu), aneka buah kering (mangga, nangka, buah naga, pepaya), keripik buah (nangka, pisang, singkong), gula (gula merah, gula palma, gula batu), kopi, teh, bubuk kelor, olahan kelapa (bubuk kelapa, VCO) dan rempah-rempah (bubuk lada, bubuk kayu manis). Karena itulah, Kemenperin bekerja sama dengan Alibaba.com dan Anugerah Tangkas Transportindo (jasa transportasi dan logistik) mengajak industri mamin, terutama IKM, untuk meluaskan pasarnya ke dalam negeri.
 
Sejatinya, Pemerintah Indonesia sudah menjajaki peluang ekspor makanan minuman sejak pandemi COVID-19 muncul agar perdagangan mamin ke luar negeri tetap positif. Tujuan ekspor utama produk mamin Indonesia adalah Asia Tenggara, Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan mengatakan pihaknya membidik peluang di negara-negara baru.
 
“Caranya dengan melalui ekstensifikasi negara tujuan ekspor ke Timur Tengah, Afrika, Amerika Selatan, dan Eropa,” kata Kasan seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Perdagangan.
 
Tahun 2019 lalu, total ekspor mamin olahan Indonesia tercatat sebesar USD 4,15 miliar dengan pasar ekspor mencakup 1,2 persen dari kebutuhan mamin global. Pada tahun lalu, neraca perdagangan mamin mengalami surplus USD 2,27 miliar. Sementara periode Januari-Maret 2020, ekspor produk andalan tersebut tercatat sebesar USD 951,11 juta atau naik 2,84 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
 
Untuk meningkatkan ekspor mamin, strategi Kemendag ialah mempermudah keluarnya Surat Keterangan Asal barang ekspor, menerapkan automatic technical dalam pemrosesan perizinan ekspor dan impor bagi reputable traders, dan peningkatan percepatan layanan ekspor impor melalui pengawasan National Logistic Ecosystem, peningkatan fasilitas informasi peluang ekspor.
 
Upaya industri makanan dan minuman dan dukungan pemerintah untuk meningkatkan ekspor ke pasar global merupakan upaya meningkatkan daya saing subsektor industri unggulan. Ekspor juga menjadi strategi agar industri kecil menengah bisa naik kelas karena berpeluang meningkatkan kapasitas produksi dan terbuka akses permodalan. Diperlukan strategi lebih lanjut untuk meningkatkan industri mamin dalam negeri agar bisa bersaing di pasar global.
 
Lewat Indonesia Development Forum, perbaikan ekspor industri dibicarakan oleh aktor pembangunan dari sektor pemerintah, swasta, akademisi, dan kelompok masyarakat. IDF yang  digelar oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini mempertimbangkan aspek gender dan kelompok rentan minoritas. Alhasil, rekomendasi kebijakan yang ditawarkan kepada pemerintah lebih inklusif dan berkelanjutan.
 
Berikan masukanmu mengenai peluang ekspor industri makanan dan minuman di kolom komentar media sosial Indonesia Development Forum!