Peluang Industri Pengolahan Seusai Wabah Covid-19

May 20, 2020

Buruh menyelesaikan pembuatan masker di PT Jayamas Medica Desa Karangwinongan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (18/3/2020). Karena kekurangan bahan baku, dalam sehari pabrik tersebut hanya memproduksi masker sebanyak 300.000 lembar dari biasanya sebelum wabah virus COVID-19 bisa mencapai 1 juta lembar masker. - ANTARA FOTO/Syaiful Arif

Pemerintah Indonesia dan pelaku industri optimistis industri non-migas atau pengolahan akan menuju normal setelah kurva wabah virus corona mulai melandai. Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Prijambodo mengatakan pemulihan sektor industri pengolahan diasumsikan terjadi paling cepat akhir 2020 dan paling lambat pertengahan 2021. 

“Faktor yang mempercepat pemulihan seperti penanganan covid-19 yang efektif, aktivitas sosial ekonomi tanpa infeksi baru, dan pemulihan konsumsi masyarakat dalam negeri,” kata Bambang saat mengisi diskusi daring KSIxChange dengan tajuk  ‘Industri Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19’ pada hari Kamis, 14 Mei 2020. 

Bambang mengatakan industri dalam negeri dan dunia mulai bergairah ketika menemukan antivirus atau obat untuk covid-19. Saat ini, industri kimia dan farmasi dalam negeri dan negara lain tengah berupaya menciptakan formula antivirus yang tepat. Dia memprediksi antivirus akan ditemukan di akhir tahun dan dapat diproduksi massal di tahun 2021. Kebutuhan antivirus menjadi peluang untuk industri kimia, farmasi, dan obat-obatan bertumbuh positif.

Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional merupakan salah satu subsektor unggulan industri pengolahan. Sepanjang tahun 2019, nilai ekspor produksi industri kimia, farmasi, dan obat tradisional menembus hingga USD 597,7 juta. Subsektor ini didukung 206 perusahaan farmasi yang didominasi 178 perusahaan swasta nasional, 24 multinasional, dan 4 Badan Usaha Milik Negara. 

Subsektor industri lain yang berpeluang tumbuh setelah pandemi bisa diatasi adalah industri tekstil dan pakaian jadi. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia Sutanto mengatakan dampak covid-19 membuat sektor ini mengalami penurunan produksi karena berkurangnya permintaan dalam negeri dan pasar ekspor. Akibatnya, sejumlah perusahaan tekstil terpaksa merumahkan karyawannya dan atau mengalihkan produksinya ke Alat Perlindungan Diri (APD). 

“Kami mesti berpikiran out of box agar produksi tetap berjalan. Kami bisa membuat APD berkualitas dengan bahan baku lokal,” kata Anne yang juga Vice President PT. Pan Brothers Tbk, perusahaan tekstil yang menghasilkan produk pakaian jadi dan tekstil turunan untuk merek dalam negeri maupun internasional. 

Menurut Anne, APD yang dibuat oleh industri tekstil dalam negeri mempunyai kualitas yang setara dengan produk dari China maupun Jepang. Bahkan, APD Indonesia dikenal di pasar global sebagai yang terbaik dibandingkan negara ASEAN lain. Anne berharap pemerintah ikut mendorong jasa kesehatan tanah air untuk memakai APD dalam negeri dan membuka peluang ekspor ke negara lain. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan pemerintah akan membantu industri dalam negeri kembali bangkit setelah pandemi covid-19 bisa diatasi. Serangkaian strategi akan dilakukan seperti penyerapan produk industri dalam negeri terlebih dahulu, pendampingan industri yang terdampak covid-19, hingga membuka peluang pasar ekspor dalam negeri. Industri Kecil Menengah akan diperkuat kapasitasnya agar bisa naik kelas. 

“Kemitraan antara industri besar dan kecil akan dipertalikan dengan erat. Dukungan bagi pekerja PHK untuk menciptakan wirausaha industri kecil menengah,” kata Sigit. 

Sementara selama pandemi, Sigit berharap operasional industri tetap berjalan dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Kemenperin telah membuat Surat Edaran Menperin No.4/2020 tentang Pelaksanaan Operasional Pabrik dalam Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019. Surat ini memberi petunjuk bagi perusahaan dan kawasan industri agar pekerja tetap aman dan sehat selama proses produksi. 

Dukungan lain selama pandemi bagi industri kecil hingga besar ialah relaksasi pajak dan cukai agar biaya produksi dapat ditekan. Deputi Bappenas Bambang Prijambodo juga mengatakan stimulus ekonomi berupa bantuan sosial bagi kelompok miskin dan rentan bertujuan agar daya  beli masyarakat terhadap barang produksi tetap terjaga. Ini adalah salah satu strategi untuk memunculkan permintaan barang produksi sehingga industri tetap bisa berjalan. 

Sedangkan di sisi pelaku industri, ada beberapa cara yang bisa dilakukan selama pandemi yang menyebabkan utilisasi produksi berkurang. Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) wilayah Surakarta sekaligus Direktur Ribka Furniture, Adi Darma Santoso, mengatakan pelaku industri harus tetap memperluas dan mempertahankan networking selama pandemi agar menjadi supplier pasar setelah covid-19 dapat diatasi. 

“Mebel dan kerajinan kita dikenal lebih halus dan lebih bagus dibandingkan banyak negara lain. Kami optimistis serapan dari furniture mebel di pasar internasional akan membaik,” kata Adi.  

Menghadapi dampak covid-19 memang membutuhkan sinergi seluruh pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, pengusaha, pekerja, dan masyarakat. Optimisme para pemangku kepentingan di industri mesti disertai dengan strategi-strategi jitu mengembalikan sektor ini seperti sebelum wabah terjadi. Sumbangan ide dan gagasan dapat disampaikan salah satunya lewat Indonesia Development Forum 2020. 

Tahun ini, IDF yang diinisiasi oleh Kementerian PPN/Bappenas ini mengambil tema besar ‘Indonesia’s Future Industrialization Paradigm: Value Creation and Adaptive Capacity for Socio-Economic Transformation’. Tema besar ini terbagi menjadi lima sub yakni: Strategi Industrialisasi untuk Mendorong Transformasi Ekonomi; Meningkatkan Daya Saing Subsektor Industri Unggulan; Strategi Jitu Peningkatan Produktivitas; Strategi Mendorong Industri Mikro dan Kecil Naik Kelas; dan Rekayasa Aktivitas Industri untuk Menumbuhkan Pusat-Pusat Ekonomi Baru. 

Solusi berbasis data riset atau praktik baik dapat dikirim dalam salah satu bentuk yaitu abstraksi makalah (call for paper), paparan singkat (call for pitch), serta artikel, video, ataupun infografis (call for ideas). Karya terpilih akan dipresentasikan bersama pakar pembangunan dalam dan luar negeri serta berpeluang menjadi rekomendasi untuk kebijakan pemerintah di bidang industri.**