Teknologi Kunci Revolusi Industri 4.0

May 13, 2020

Pekerja menyelesaikan perakitan unit sepeda motor di pabrik AHM, Karawang, Jawa Barat, Kamis (3/11). PT Astra Honda Motor mulai memproduksi motor sport terbaru kelas premium all New Honda CBR 250 RR dengan menerapkan teknologi manufaktur tercanggih saat ini. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc/16. Baca selengkapnya di artikel "Faisal Basri Nilai Jokowi Tak Garap Serius Industri Manufaktur", https://tirto.id/dhZk

Pemerintah fokus melakukan revitalisasi industri manufaktur sesuai dengan perkembangan implementasi industri 4.0. Peta jalan Making Indonesia 4.0 menjadi langkah strategis yang dilaksanakan untuk mengejar target menjadi 10 besar negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030.
 
“Inisiatif ini (revitalisasi industri manufaktur) akan memanfaatkan teknologi industri 4.0 dalam perangkat utama produksinya guna memacu daya saing secara lebih efisien,”kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui siaran pers yang dikirim akhir Januari lalu.
 
Era industri 4.0 mensinergikan aspek fisik, digital, dan biologi. Industri generasi keempat memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), robotika, kemampuan komputer belajar dari data (machine learning), sehingga meningkatkan inovasi dan produktivitas manufaktur. Era ini juga menyangkut pemanfaatan data skala besar (big data), teknik penyimpanan data di awan (cloud computing) serta konektivitas internet dalam proses produksi (internet of things).
 
Memasuki  era industri 4.0, pemerintah telah menetapkan lima subsektor unggulan industri manufaktur yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, kimia dan farmasi, serta elektronika. Kelimanya dipilih setelah melalui evaluasi dampak ekonomi dan kelayakan seperti kontribusi pada Produk Domestik Bruto, nilai perdagangan, dampak turunan bagi industri lain, besaran investasi, dan kecepatan penetrasi pasar. Pemerintah akan meninjau kemajuan tiap industri ini setiap tiga tahun sekali.
 
“Tidak hanya menyasar kepada sektor skala besar saja, kami juga memprioritaskan pada pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) yang juga menunjukkan geliat yang baik untuk berperan meningkatkan pertumbuhan sektor industri manufaktur,” kata Menteri Agus.
 
Upaya untuk mendorong revolusi industri 4.0 di sektor unggulan manufaktur, menurut Menteri Agus, ialah menciptakan iklim investasi yang kondusif, khususnya bagi keberlangsungan sektor industri. Misalnya lewat kemudahan izin usaha, pemberian insentif fiskal, dan insentif non-fiskal.
 
Kemenperin juga mendirikan Digital Capability Center atau Pusat Inovasi Digital Indonesia (PIDI) 4.0 di Jakarta sebagai pusat inovasi dan pengembangan industri 4.0. Wadah tersebut diharapkan mampu menjadi pusat adopsi industri 4.0  tanah air dan jendela dunia bagi pengembangan Industri 4.0 di Indonesia.
 
PIDI 4.0 diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pelaku industri nasional terhadap perkembangan industri 4.0. Tujuannya antara lain untuk membangun kapabilitas pelaku industri, menghubungkan dengan stakeholder terkait, mendukung implementasi industri 4.0, serta menjadi pusat riset dan percobaan untuk inovasi dan teknologi baru.
 
Senada dengan menteri Agus, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Suharso Monoarfa mengatakan pemerintah saat ini memfasilitasi pemberian insentif super deduction tax untuk mendorong pelaku industri agar terlibat dalam pengembangan pendidikan vokasi dan kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development).
 
“Pemerintah mendorong vokasi  yang dilakukan bersama-sama industri. Dengan cara pemerintah akan memberikan insentif untuk perusahaan yang melakukan vokasi,” kata Kepala Bappenas Suharso dalam Kick Off Penyusunan RKP 2021 di Gedung Bappenas, akhir Februari lalu.
 
Peningkatan kapasitas modal manusia dan litbang dalam industri 4.0 ini tak hanya dibebankan pada  swasta tetapi juga dilakukan pemerintah. Pemerintah sudah proaktif melakukan berbagai program seperti peluncuran pendidikan vokasi yang menyambungkan dan mencocokkan antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan industri di berbagai daerah. Sejumlah politeknik dan akademi komunitas didirikan di kawasan industri agar mempermudah link and match. Adanya pemberian sertifikasi kompetensi untuk pekerja industri merupakan salah satu upaya menyiapkan SDM industri dalam menghadapi era industri 4.0.
 
Sedangkan mendorong research and development, upaya pemerintah lewat pembangunan science techno park. Manfaatnya untuk menghubungkan pusat pengetahuan dengan industri dan menjadi inkubasi pertumbuhan usaha baru. Saat ini sudah ada 22 Science Techno Park yang sudah berjalan dan 31 pusat unggulan.
 
Pemanfaatan teknologi industri 4.0 menjadi strategi jitu untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong penciptaan tenaga kerja unggulan. Kapasitas tenaga kerja juga perlu dilengkapi dengan pengembangan kemampuan teknis dan adaptif terhadap perkembangan iptek, termasuk teknologi digital. Semua upaya ini membutuhkan kolaborasi yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dan industri.
 
Indonesia Development Forum 2020 menjadi wadah bagi seluruh aktor pembangunan untuk mencari solusi bagi masa depan pembangunan industri tanah air. IDF 2020 yang diinisiasi Kementerian PPN/Bappenas ini mengambil tema besar ‘Indonesia’s Future Industrialization Paradigm: Value Creation and Adaptive Capacity for Socio-Economic Transformation’. Tema besar tersebut dibedah menjadi lima subtema, salah satunya: Strategi Jitu Peningkatan Produktivitas.
 
Segera kirimkan karyamu terkait strategi menghadapi revolusi industri 4.0 ke IDF 2020. Kamu bisa mendapatkan kesempatan bergabung dengan pakar pembangunan dalam dan luar negeri di panggung konferensi internasional seperti Indonesia Development Forum.**