Industrialisasi Perkuat 5 Pilar Transformasi Ekonomi

April 29, 2020

Produksi kue kering yang merupakan salah satu sektor industri unggulan (Antarafoto)

Pembangunan tidak akan melahirkan dinamika dan perubahan untuk lolos dari jebakan negara berpenghasilan menengah ke negara maju kalau tidak ada transformasi ekonomi. Kebijakan transformasi ekonomi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang berdaya saing, berkelanjutan, dan siap menyongsong Indonesia Maju 2045. Target Indonesia menjadi negara maju di usia 100 tahun kemerdekaan.

Dikutip dari laman Kementerian Koordinator Perekonomian, ada lima pilar utama yang dijadikan landasan transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045. Kelima pilar ini saling berkaitan satu sama lain dan membentuk dasar pembangunan berkelanjutan. Pilar-pilar yang dimaksud antara lain optimalisasi pembangunan infrastruktur, penguatan implementasi kebijakan pemerataan ekonomi, minimalisasi ketergantungan terhadap modal asing jangka pendek, efisiensi pasar tenaga kerja dan peningkatan kualitas SDM, serta konfigurasi investasi untuk mendukung pertumbuhan.

Pertama, optimalisasi pembangunan infrastruktur berfokus pada upaya mengoptimalkan manfaat yang diperoleh dari pembangunan infrastruktur. Sejak 2016, terhitung 62 proyek strategis nasional (PSN) telah diselesaikan oleh pemerintah. Pembangunan infrastruktur perlu dilakukan secara bertahap dengan perencanaan yang terintegrasi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah harus dapat terhubung dengan kawasan industri terutama industri mikro, kecil, dan menengah, serta kawasan pariwisata. Pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan ialah infrastruktur penghubung (jalan, pelabuhan, jembatan, bandara, terminal) dan kebutuhan industri lain.

“Infrastruktur kita perlukan sebagai pengungkit dan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Menteri Basuki. 

Pilar kedua, implementasi pemerataan ekonomi bisa dilakukan dengan menumbuhkan industri baru, terutama di luar Pulau Jawa. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan aktivitas industrialisasi memberikan efek berganda yang luas bagi perekonomian nasional. Tak hanya meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, industri juga menyerap banyak tenaga kerja lokal hingga sumber devisa dari ekspor industri.

“Keberhasilan dari percepatan pengembangan kawasan industri memerlukan sinergisme dan koordinasi yang luar biasa, baik dari pemerintah maupun swasta,”kata Menteri Agus seperti yang dikutip dari laman resmi Kemenperin.go.id.

Ketiga, Indonesia perlu meminimalisir ketergantungan terhadap modal asing jangka pendek dalam rangka mengatasi saving-investment gap. Hal ini dilakukan dengan inklusi keuangan melalui utilisasi aset agar akses masyarakat terhadap perbankan meningkat.

Keempat, pasar tenaga kerja perlu diefisienkan dan ditingkatkan Sumber Daya Manusianya. Hadirnya industri 4.0 menimbulkan tantangan bagi pemerintah dalam rangka menyiapkan regulasi yang mampu menyiapkan SDM yang berkualitas. Cara yang dilakukan oleh pemerintah antara lain revitalisasi kurikulum agar sesuai kebutuhan industri dan menambah instruktur, membakukan standar kompetensi, membangun platform Job Matching antar-lembaga vokasi dan industri, pembangunan informasi pasar kerja yang efektif dan berkelanjutan, serta membentuk komite vokasi baik di pusat dan daerah.

Terakhir, investasi yang masuk perlu dimanfaatkan untuk industri prioritas. Industri-industri  prioritas tersebut antara lain makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, elektronik, otomotif, serta kimia yang didorong sebagai industri berorientasi ekspor.

Kelima pilar transformasi ekonomi ini membutuhkan dukungan dari seluruh sektor baik pemerintah maupun aktor ekonomi pembangunan agar memberikan dampak yang lebih luas. Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan strategi industrialisasi dan pembangunan ekonomi yang sesuai dengan keunikan Indonesia dan memungkinkan potensi produk dalam negeri dapat bersaing di pasar global.

Karena itulah, Indonesia Development Forum 2020 hadir untuk mempertemukan para pemerhati pembangunan dengan pemerintah. Konferensi internasional yang digelar oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) ini mengambil tema besar Indonesia’s Future Industrialization Paradigm: Value Creation and Adaptive Capacity for Socio-Economic Transformation.

Salah satu subtema IDF 2020 ialah Strategi Industrialisasi untuk Mendorong Transformasi Ekonomi. Pemberi solusi strategi industrialisasi terpilih akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan berkolaborasi dengan para pakar pembangunan dari dalam dan luar negeri. Ide terpilih juga menjadi rekomendasi arah pembangunan industri  ke depan bagi pemerintah.

Ingin solusimu diubah menjadi kebijakan pembangunan oleh pemerintah? Kirimkan karyamu ke IDF 2020 dengan format makalah, paparan singkat, atau ideas (artikel, infografis, videografis). Peserta boleh mengikuti semua format dengan ragam subtema yang ada di Indonesia Development Forum.**