Mahasiswa Bisa Jadi Pembicara di Indonesia Development Forum

April 07, 2020

Pembicara terpilih IDF 2019 Evan Filbert

 

Pembicara terpilih Indonesia Development Forum  2019 Evan Filbert sama sekali tak menyangka ketika makalahnya masuk dalam nominasi Best Paper IDF tahun lalu. Status Evan saat itu yang masih mahasiswa  Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta ternyata tak menghalangi juri IDF dalam menilai karya peserta secara obyektif. 

“Aku pikir karena masih mahasiswa, belum punya banyak pengalaman, tidak akan dipilih sebagai pembicara. Tapi ternyata, pemerintah masih mau menampung aspirasi dari pihak manapun,” kata Evan saat dihubungi awal April 2020. 

Evan mengangkat praktik baik wirausaha sosial rintisannya di Desa Galuga sekitar Tempat Pembanguangan (TPA) Galuga, Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat yang dia sebut sebagai ‘Sampah itu Peluang, untuk Desa Cemerlang (Sapu Dalang)’. Makalah yang dia kirim ke IDF 2019 berjudul “Poverty and Waste, is it Crucial? The Role of Social Entrepreneurship in Ending Poverty and Waste Problem”.  Evan mendapatkan dana hibah dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi saat mengadvokasi masyarakat seputar TPA Galuga. 

Saat menjadi pembicara terpilih di sesi ideas IDF 2019, Evan mendapatkan banyak masukan-masukan dari peserta dengan latar belakang pemerintah maupun sektor privat. Misalnya masukan dari Managing Director Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) David Soukhasing yang menyarankan pembekalan terhadap penduduk miskin dan rentan berupa ketrampilan kewirausahaan berbasis pengembangan ekonomi lokal dan pemanfaatan sampah sebagai sumber penghidupan berkelanjutan. 

“Tapi kalau kolaborasi setelah IDF belum karena desa yang aku bina sudah mandiri,” kata Evan. 

Evan belum melakukan pembinaan terhadap desa lain karena masih adapatasi dengan pekerjaan baru seusai lulus Maret 2020 lalu. Setelah bisa mengikuti ritme pekerjaan, Evan berencana melakukan pembinaan di desa lain masih dengan fokus pengolahan sampah namun dengan skala luas. Evan berharap bisa berkolaborasi dengan aktor pembangunan lain yang ditemui saat mengikuti IDF maupun acara lain bila niat advokasi pengolahan sampah di desa lain terwujud . 

Karena itulah, Evan menyarankan aktor pembangunan yang masih berstatus mahasiswa agar tak segan berprtisipasi di IDF. Dia mengatakan IDF tak hanya acara yang unik dan menarik tetapi juga inovatif serta inspiratif. Dia mendapatkan pengetahuan dari aktor pembangunan lain serta jaringan yang lebih luas.

“Dan yang paling unik di acara IDF yang tak pernah aku dapatin di acara manapun atau forum internasional lain adalah menggaet penyandang disabilitas. Aku benar-benar suka banget sama IDF,” kata Evan. 

Agar suara mahasiswa bisa didengar di IDF, Evan memberi tahu kiatnya yaitu tak hanya membuat penelitian atau makalah yang sesuai tema tetapi juga melihat kebijakan prioritas dari pemerintah. Buatlah ide yang lebih inovatif bagi pemerintah tetapi bisa mudah diterapkan di lapangan.  

“Pemerintah butuh masukan bukan hanya dari orang-orang yang sudah ahli tetapi juga dari kita, generasi muda yang lebih kreatif agar bisa diterapkan di masa depan,” kata Evan. 

Langkah Evan ini bisa diikuti oleh para mahasiswa lain di Indonesia Development Forum 2020. IDF tahun ini mengambil tema “Indonesia’s Future Indestrialization Paradigm: Value Creation and Adaptive Capacity for Socio-Economic Transformation”. Karya bisa dikirim dalam tiga bentuk yaitu call for paper, call for pitch  yang berupa ulasan singkat, dan call for ideas dalam bentuk artikel, vlog, maupun infografis. 

Terdapat lima subtema yang bisa diulas yakni: Strategi Industrialisasi untuk Mendorong Tranformasi Ekonomi; Meningkatkan Daya Saing Subsekor Industri Unggulan; Strategi Jitu Peningkatan Produktivitas; Strategi Mendoong Industri Mikro dan Kecil Naik Kelas; Rekayasa Aktivitas Industri untuk Menumbuhkan Pusat-Pusat Ekonomi Baru.

Kamu punya solusi seputar tema dan subtema di atas? Ayo ikuti jejak Evan Filbert dengan cara mengirim karyamu ke Indonesia Development Forum 2020!