Industri Manufaktur Perlu Waspadai Tantangan Ekonomi Global

March 05, 2020

Subtema 1: Strategi Industrialisasi untuk Mendorong Transformasi Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi perekonomian global saat ini sangat menantang. Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini diperkirakan melambat menjadi 2,8 persen, setara dengan krisis kuangan global di tahun 2008-2009. 
Salah satu penyebab pelambatan ekonomi ialah wabah virus corona yang menyebar dengan cepat.

“Selain dihadapkan pada pelemahan ekonomi, sekarang ditambah dengan terjangkitnya virus corona,” kata Sri Mulyani, seperti yang dikutip dari Kompas.com, Senin, 2 Maret 2020.  

Kondisi global ini tentu berimbas pada perekonomian Indonesia termasuk sektor industri manufaktur karena bahan baku mentah sebagian masih diimpor dari Cina. Untuk mengatasi kelangkaan bahan baku industri, pelaku usaha akan diarahkan untuk melakukan pengalihan impor bahan baku dari Cina. 

Menteri Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan berusaha mengurangi berbagai halangan dalam melakukan impor bagi perusahaan-perusahaan tertentu yang melakukan pengadaan barang dari negara-negara selain Cina. Kemudahan impor itu akan diberikan kepada importir bereputasi baik yang telah didata oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJCB) yaitu berkisar 500 importir. 

Pemantauan juga dilakukan terhadap perusahaan dan industri mana saja yang menghadapi tekanan besar setelah munculnya wabah corona di Indonesia. Perusahaan ini berpeluang mendapatkan berbagai paket kebijakan dari sisi perpajakan. 

Dikutip dari laman resmi Kementerian Perindustrian, upaya lain yang dilakukan pemerintah ialah mengoptimalkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Kemenperin fokus pada peningkatan investasi seperti perbaikan kemudahan perizinan, promosi investasi, dan fasilitas pemberian insentif. 

Namun sejatinya, tantangan ekonomi global tak hanya berkaitan dengan kejadian luar biasa seperti wabah virus corona. Dikutip dari analisis Insight Kontan, ada lima tantangan global di tahun 2020. Pertama, kebijakan moneter Amerika Serikat oleh The Federal Reserve (Fed) yang mempengaruhi suku bunga global. 

Kedua, ketegangan hubungan dagang Amerika Serikat dan Cina, yang diprediksi oleh para pengamat ekonomi global, akan menyebabkan investasi menurun dan indeks manufaktur terus melemah. Ketiga, isu Inggris keluar dari Uni Eropa. Keempat, fluktuasi harga komoditas duni. Dan terakhir, kebijakan proteksionisme yang meningkat secara global.

“Kebijakan proteksionisme inilah yang perlu diwaspadai,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat memaparkan Outlook Ekonomi 2020 pertengahan Desember 2019 lalu, dikutip dari Kantor Berita Antara. Proteksi akan berpengaruh pada produk komoditas ekspor dan industri manufaktur tanah air. 

Menghadapi kondisi ekonomi global yang tak menentu ini, Menko Airlangga mengatakan Pemerintah Indonesia mempunyai tiga strategi. Pertama, Pemerintah akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui transformasi struktural untuk memperkuat permintaan domestik dan kinerja perdagangan internasional. Kedua, menjaga stabilitas ekonomi makro dengan menjaga harga domestik dan nilai tukar pada tingkat yang stabil dan kompetitif. Ketiga, meningkatkan inklusivitas dan ekonomi yang berkelanjutan.

Dampak dari kondisi ekonomi global terhadap tanah air membuktikan bahwa strategi industrialisasi dibutuhkan di era yang dinamis seperti sekarang. Menjaring strategi industri di era globalisasi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menggelar kembali Indonesia Development Forum (IDF) dengan tema Indonesia’s Future Industrialization Paradigm: Value Creation and Adaptive Capacity for Socio-Economic Transformation”.

Salah satu subtema IDF 2020 itu adalah ‘Strategi Industrialisasi untuk Mendorong Transformasi Ekonomi’. Solusi yang diperlukan untuk menjawab tantangan tema tersebut berkaitan dengan transformasi ekonomi, pertumbuhan berkelanjutan, penciptaan lapangan keja, produktivitas, akumulasi knowledge dan knowhow, keunikan perekonomian Indonesia, dan adaptasi terhadap dinamika perekonomian global. 

Kamu punya solusi untuk mendorong pertumbuhan industri di tengah tantangan perekonomian global seperti wabah virus corona saat ini? Jangan segan untuk mengirimkan ke Indonesia Development Forum 2020!**