Pengembangan Industri di Ibu Kota Negara Baru Pacu Pemerataan Ekonomi

March 02, 2020

Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perenecanaan Pembangunan Nasional Rudy S. Prawiradinata (Dokumen IDF)

Indonesia mulai pindah ibu kota negara (IKN) pada tahun 2024. IKN baru yang kelak terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, mempunya lima visi. Salah satu visinya adalah Pendorong Pemerataan Ekonomi di Kawasan Indonesia Timur. Pemerataan ekonomi diperlukan karena 80 persen pertumbuhannya masih didominasi bagian barat Indonesia, terutama Pulau Jawa.

Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perenecanaan Pembangunan Nasional Rudy S. Prawiradinata saat mewakili Kepala Bappenas Suharso Monorfa dalam Dialog Nasional VII: Pemindahan Ibu Kota Negara yang bertema “Membangun Kualitas Kehidupan Sosial Budaya”, Selasa, 26 Februari 2020, menjabarkan dua strategi pengembangan ekonomi di IKN dan Kalimantan Timur. 

Strategi itu ialah diversifikasi dan sektor ekonomi baru dan prinsip pengembangan industri yang sustainable, green, and technologically advanced. Keberlanjutan dan faktor lingkungan menjadi syarat mutlak pembangunan kawasan ekonomi di sekitar IKN dan Kalimantan Timur. Industri yang akan dikembangkan bukan berbasis pertambangan melainkan pengolahan seperti clean teach biodiesel manufacturing, industri berteknologi tinggi dan bersih, farmasi, industri oleokimia, dan industri petrokimia. 

Fokus pengembangan ekonomi IKN dan Kalimantan Timur di bidang industri pengolahan sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia yang berusaha meningkatkan manufaktur dibandingkan sektor migas. Salah satu yang dilakukan ialah dengan melakukan hilirisasi produk pengolahan sehingga memberi nilai tambah ekonomi. 

Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Vivi Yulaswati mengatakan IKN dan Kalimantan Timur memang mempunyai potensi di bidang farmasi dan produk herbal karena hasil hutan dan pertaniannya. Industri teknologi ramah lingkungan yang berbasis tenaga surya juga cocok di Kalimantan Timur karena banyak terpapar sinar matahari. 

“Potensi alamnya bisa dikembangkan menjadi community based agroindustri, industri pangan, herbal, farmasi,dan biokimia,” kata Vivi.

Lebih lanjut, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, ibu kota negara di Kalimantan Timur nanti akan banyak membutuhkan tenaga kerja terampil. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Pungky Sumadi mengatakan Kalimatan Timur dapat menjadi pendorong perekonomian Indonesia lewat penciptaan lapangan kerja. Jumlah yang dibutuhkan berkisar 3,6 juta tenaga kerja. 

“2,3 juta-nya berada di tiga kota yaitu IKN, Balikpapan, dan Samarinda,” ujar Pungky. 

Karena itulah, Pungky menuturkan pemerintah akan melakukan strategi peningkatan kesempatan kerja dan berusaha di Kalimantan Timur. Lima strategi yang dilakukan ialah pemetaan jenis pekerjaan yang diperlukan dalam pembangunan IKN, pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan sektor potensial, pembangunan sarana dan prasarana pendukung pelatihan, kuota dan afirmasi bagi warga asli, dan insentif bagi pengusaha baru dan warga asli yang mempunyai keterampilan. 

Menambahkan strategi tersebut, Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Vivi Yulaswati mengatakan perlu padu padan antara keahlian tenaga kerja dan kebutuhan di Kalimantan Timur. Strategi-strategi ini diharapkan dapat meningkatkan modal manusia agar mampu mengolah potensi ekonomi di Kalimantan Timur. 

Dengan demikian, pembangunan ibu kota negara baru tak hanya menciptakan nilai tambah potensi lokal dan menyerap tenaga kerja, tetapi juga mendorong transformasi sosial ekonomi sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang lebih baik. 

Upaya lain tentang transformasi ekonomi lewat industri pengolahan diperlukan oleh Bappenas sebagai rekomendasi kebijakan industri masa depan. Guna menjaring ide dan solusi pembangunan industri, Bappenas kembali menggelar Indonesia Development Forum di tahun 2020. Tema IDF 2020 adalah Indonesia’s Future Industrialization Paradigm: Value Creation and Adaptive Capacity for Socio-Economic Transformation.

IDF adalah forum internasional yang diinisiasi oleh Bappenas untuk mempertemukan aktor pembangunan dari berbagai sektor. Para praktisi pembangunan ini berkumpul untuk menjawab tantangan pembangunan dan memberikan solusi yang efektif. 

Apakah kamu punya solusi seputar industri maju dan transformasi ekonomi? Kirimkan ke IDF 2020 sebelum tanggal 17 April 2020!