IDF Pertemukan Seniman Yogya dengan Pemerintah dan Pakar Pembangunan

February 19, 2020

Nanik Indarti saat mendapatkan penghargaan di IDF 2019 sebagai Pemenang Kategori Pertunjukan Seni atau Budaya (Art/Culture Performance)

Konferensi Internasional Indonesia Development Forum (IDF) 2019 memberi kesan tersendiri bagi seniman Yogyakarta yang juga penyandang achondriplasia, Nanik Indarti. Saat hadir di IDF 2019 lalu, Nanik mendapatkan kesempatan berbicara di hadapan pemerintah dan aktor pembangunan dari dalam dan luar negeri.

“Baru pertama kali saya bertemu dan berbicara di hadapan pemerintah dan para pakar pembangunan,” kata Nanik saat dihubungi Rabu, 19 Februari 2020.

Nanik Indarti merupakan Pemenang Kategori Pertunjukan Seni atau Budaya (Art/Culture Performance) Indonesia Development Forum 2019. Lewat Unique Project Theater yang dia dirikan, Nanik menjadikan seni untuk melawan diskriminasi terhadap orang bertubuh mungil atau achondroplasia. Atas dedikasinya menyuarakan persoalan minoritas, Nanik menerima penghargaan dari Menteri Perencaaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional saat itu, Bambang Brodjonegoro, pada penutupan IDF 2019.

Selain menjadi pembicara terpilih di IDF 2019, Nanik bertemu, berkenalan, dan belajar langsung dengan para pakar terkait isu-isu pembangunan baik secara perorangan maupun lembaga. Misalnya seperti dari Development Innovation Indonesia (DEVI), Koalisi Seni Indonesia, dan lain sebagainya. Seusai pagelaran, dia secara mandiri menghubungi relasi yang terbangun saat berkenalan di IDF dan tak segan menceritakan karyanya kepada mereka.

Menurut Nanik, IDF menjadi ajang yang menarik untuk bertemu dan berkolaborasi mengenai masalah pembangunan. Aktor pembangunan yang dihadirkan benar-benar ahli dan menguasai materi yang disampaikan. Alhasil, masyarakat awam bisa memetik pelajaran langsung dari sumbernya saat hadir di IDF.

Saking banyaknya topik yang menarik di IDF, rasanya dua hari acara tidak cukup untuk membahasnya,” ujar Nanik. 

Saat di IDF 2019, Nanik sendiri mempresentasikan rintangan dan tantangan penyandang achondroplasia di dunia kerja. Mereka kerap mendapatkan diskriminasi terkait gaji dan sering menjadi produk eksploitasi. Diskriminasi dan pelecehan juga dialami penyandang saat berhadapan dengan pelayanan publik lainnya. Dia menyarankan kepada pemerintah untuk memberlakukan kebijakan afirmatif di pelayanan publik untuk kelompok rentan seperti penyandang achondroplasia.

Ihwal IDF 2020, Nanik berharap lebih banyak publik yang berpartisipasi mengirimkan ide dan gagasannya. Dia mengatakan banyak materi di IDF yang menjadi contoh baik dan bisa diterapkan.

Indonesia Development Forum merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Konferensi internasional ini menjadi wadah bagi swasta, pegiat pembangunan, akademisi, dan pemerintah untuk bertemu dan bertukar gagasan.

Diselenggarakan kali keempat, IDF tahun ini mempunyai tema besar Indonesia’s Future Industrialization Paradigma: Value Creation and Adaptive Capacity for Socio-Economic Transformation. IDF 2020 akan diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali pada 28-29 Juli 2020.

IDF 2020 mengajak para pemerhati pembangunan untuk memberikan solusi dan gagasan terkait industri maju dan reindustrialisasi demi pertumbuhan ekonomi pembangunan Indonesia ke depan. Ide yang terpilih akan dipresentasikan di panggung internasional dan menjadi rekomendasi strategi kebijakan industri nasional.

Kamu punya solusi terbaik untuk mengatasi masalah pembangunan industri di Indonesia? Ayo kirimkan ke Indonesia Development Forum 2020!