Industri Makanan dan Minuman Mengadopsi Teknologi Industri 4.0
June 14, 2021JAKARTA - Transformasi digital membawa dampak positif terhadap peningkatan investasi dan produktivitas di sektor industri dan menciptakan tenaga kerja yang kompeten. Artinya, industri 4.0 memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional. Apalagi dapat juga mendukung dan mempermudah aktivitas industri saat kondisi pandemi.
Berdasarkan peta jalan Making Indonesia, industri makanan dan minuman adalah satu dari tujuh sektor yang diakselerasi untuk mengadopsi teknologi industri 4.0. “Langkah strategis ini diharapkan dapat mendongkrak kinerja sektor unggulan tersebut,” tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis pada Senin (19/4).
Kementerian Perindustrian mencatat kinerja industri makanan dan minuman selama periode 2015-2019 rata-rata tumbuh 8,16% atau di atas rata-rata pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 4,69%. Di tengah dampak pandemi, sepanjang triwulan IV tahun 2020, terjadi kontraksi pertumbuhan industri nonmigas sebesar 2,52%. Namun demikian, industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 1,58% pada tahun 2020. Sedangkan pada triwulan I 2021, industri makanan bertumbuh 2,45% year on year.
Industri makanan dan minuman juga mempunyai peranan yang penting dalam kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas. Pada periode Januari-Desember 2020, total nilai ekspor industri makanan dan minuman mencapai USD31,17 miliar atau menyumbang 23,78% terhadap ekspor industri pengolahan non migas sebesar USD 131,05 miliar.
Sementara itu, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan, pihaknya terus aktif mendorong pelaku industri di Indonesia untuk bermitra bersama pemerintah dalam upaya transformasi menuju industri 4.0. Untuk itu, BSKJI bersama 24 satuan kerja layanan teknisnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia siap mendampingi perusahaan dalam menjalankan transformasi industri 4.0 mulai dari asesmen, konsultansi hingga sertifikasi.
“Dengan adanya perubahan dunia pasca pandemi Covid-19 ini, kita dapat berperan dalam mendorong transformasi ekonomi melalui Making Indonesia 4.0, sejalan dengan program Indonesia tumbuh, di mana peran teknologi informasi menjadi sangat penting di samping upaya percepatan perizinan, penyederhanaan birokrasi serta reformasi regulasi,” papar Doddy.
Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Surabaya, salah satu satker di bawah SEKJEN Kemenperin, mempunyai fokus untuk peningkatan daya saing dan layanan jasa industri di wilayah Jawa Timur, juga turut menyampaikan kesiapan layanan jasanya dalam mendukung transformasi industri 4.0.
“Sesuai amanat Kepala BSKJI, kami aktif mendukung transformasi industri 4.0 dari tahap asesmen, pendampingan, hingga sertifikasi industri dengan tools INDI 4.0 terkhusus bagi perusahaan industri di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya,” tutur Kepala Baristand Industri Surabaya Aan Eddy Antana.
Bappenas Paparkan Proyeksi Ekonomi Biru di Indonesia Development Forum 2023
Bappenas Paparkan Proyeksi Ekonomi Biru di Indonesia Development Forum 2023
Road to IDF 2023: Komitmen Bappenas Optimalkan Potensi Ekonomi Biru Berkelanjutan Di Papua dan Indonesia
Road to IDF 2023: Komitmen Bappenas Optimalkan Potensi Ekonomi Biru Berkelanjutan Di Papua dan Indonesia
Bappenas Pastikan Blue Economy Jadi Prioritas Kerja Sama Negara ASEAN
Tweets by IDDevForum