Indonesia Targetkan Tekan Tingkat Kesenjangan Gender Hingga 25 Persen

March 20, 2021

Jakarta –  Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mendukung capaian Brisbane Target, sebuah komitmen para pimpinan Negara G20 untuk menurunkan tingkat kesenjangan gender pada partisipasi angkatan kerja hingga mencapai 25 persen. Kemnaker optimistis target ini akan tercapai pada 2025. Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi, ketika mengikuti pertemuan virtual G-20 Employment Working Group (EWG) di Jakarta, Rabu (17/2), menyatakan tingkat kesenjangan partisipasi angkatan kerja Indonesia telah mencapai 29,28 persen pada 2020.

 

"Dalam pencapaian Brisbane Target, Indonesia optimistis mencapai angka 25 persen untuk tingkat kesenjangan gender pada partisipasi angkatan kerja tahun 2025," kata Anwar melalui keterangan tertulis.

 

Adapunu paya Kemnaker menurunkan kesenjangan gender dalam dunia kerja yakni dengan memberikan kemudahan akses dan mobilitas untuk memperoleh pelatihan, bantuan modal, pembinaan kewirausahaan, perlindungan sosial yang mencukupi, serta lingkungan kerja yang kondusif bagi kelompok bukan angkatan kerja, khususnya mereka yang mengurus rumah tangga.

 

"Dukungan tersebut pastinya dapat menjadi salah satu upaya meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja, baik wanita maupun laki-laki, dan dapat menurunkan tingkat kesenjangan partisipasi angkatan kerja," kata Anwar.

 

Anwar menambahkan, pemerintah sangat mengapresiasi dan mendukung tema isu yang diangkat oleh Presidensi Italia terkait Perlindungan Sosial. Menurutnya, perlindungan sosial sangat penting karena menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, terutama pada masa pandemi.

 

Sementara itu, bantuan kesehatan dan peningkatan keterampilan untuk memberdayakan masyarakat melalui pelatihan merupakan langkah prioritas yang akan diambil pemerintah dalam mengimplementasikan perlindungan sosial, khususnya pada masa pandemi.

 

Terkait perlindungan sosial, Indonesia telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. UU tersebut memberikan reformasi bagi implementasi program perlindungan sosial dan dukungan investasi untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.

 

Selain dihadiri seluruh Negara anggota G20, pertemuan virtual G20 Employment Working Group (EWG) pertama ini juga dihadiri beberapa negara observer (pengamat) seperti Spanyol, Singapura, Rwanda, Brunei Darussalam, Kongo, dan Nepal. Kehadiran mereka untuk menyampaikan pandangan dan pengalaman nasional mereka terhadap pembahasan isu ketenagakerjaan yang diangkat oleh Presidensi Italia.

 

Tujuan pertemuan EWG ini untuk membahas isu ketenagakerjaan yang terkait dengan kesenjangan gender pada tingkat partisipasi angkatan kerja dan perlindungan sosial bagi pekerja.

 

Kamu punya solusi untuk industri subsektor unggulan? Tulis dan kirimkan gagasanmu melalui situs dan media sosial Indonesia Development Forum sebagai rekomendasi untuk pemerintah pusat dan daerah.