Suku Asmat : Pemanfaatan Alam Tak Ubah Budaya

Mengutip dari Sapiens oleh Yuval Noah Harari, "Sejak Revolusi Kognitif, tak pernah ada cara hidup alami yang tunggal bagi Sapiens. Hanya ada pilihan-pilihan budaya, dari kumpulan kemungkinan yang begitu besar." Suku Asmat telah memilih salah satu budaya dari sekian banyak budaya dan mereka berpegang teguh terhadapnya sehingga alokasi bukanlah solusi yang tepat dan kita patut menghargai budaya yang mereka jalankan. Namun ada juga mengenai teori evolusi dimana orang-orang yang lebih luwes cenderung bisa menghadapi dunia. Mungkin agak kasar jika menyebut suku Asmat kurang luwes dikarenakan kesetiaan mereka pada leluhur dan budaya yang tertanam kuat.

Jika kita memaksakan cara yang melawan prinsip mereka yang kuat, kita tak dapat membantu mereka. Kalau begitu, kita tak perlu mengubah budaya mereka, kita dapat menambahkan hal yang tidak bertentangan dengan budaya mereka yang bisa mereka terima. Mereka tak akan langsung mengikuti dan melakukan apa yang orang asing di luar budaya mereka ajarkan, namun dengan praktek dan pelatihan serta pengajaran nyata dari sekelompok petugas terpilih dapat membantu menambah option dalam budaya mereka.

Edukasi Pengolahan Air

Tampak dari berita bahwa kondisi lingkungan tempat tinggal tak layak dan tak sehat, yang mana menjadi faktor utama penentu kesehatan. Kawasan rawa-rawa yang jika pasang naik akan membawa kotoran sehingga akan ada masa kesulitan air bersih. Keberadaan air bersih tergantung kondisi alam, jika air hujan sedang banyak maka mereka akan minum dari sana tapi jika tidak maka mereka berusaha mencari dari yang lain, jika tak ada mereka menggunakan yang ada sekalipun tak terkondisi dengan baik.

Pihak pemerintah dapat menyediakan tim yang datang dan melakukan praktek pelatihan pengolahan air bersih. Jika air sedang banyak, jangan hanya mengambilnya ketika butuh tapi disimpan atau ditabung. Kemudian jangan cuma ditabung tapi dinetralkan agar layak minum. Atau setidaknya dimasak.

Bukan Mengubah Alam Tapi Memanfaatkan Alam

Suku Asmat memiliki keistimewaan dalam perpindahan tempat tinggal ataupun pencarian sumber daya hidup yaitu makanan. Namun dengan adanya bidang lahan mereka dapat memanfaatkan alam dengan baik sehingga membantu mereka.Kawasan Asmat memiliki sagu. Terbukti dari banyak riset, sagu merupakan sustainable food farming yang memiliki banyak manfaat.

Suku Asmat memang berhak mempertahankan budaya, adat dan ulayat mereka karena itu adalah keistimewaan suku mereka. Mereka tak perlu mengubah tapi perlu diedukasi dengan cara diskusi dan membuat mereka mempertimbangkan kesehatan mereka agar dapat lebih terbuka pada "improvement".