Bisnis Sosial merupakan jawaban dari segala permasalahan untuk atasi #AtasiKesenjangan. Apabila mengacu pada data World Bank (2015), cukup miris di mana pendapatan 20% orang paling kaya setara dengan pendapatan 60% orang paling miskin. Kemudian berdasarkan riset Susenas (2014), pendapatan 20% orang paling kaya setara dengan pendapatan 80% dari total populasi. Melalui bisnis sosial, suatu organisasi bukan hanya mencari keuntungan, namun segala aktivitasnya adalah berdasarkan prinsip sosial. Sehingga antara keuntungan dan dampak sosial akan berjalan seiringan dengan dampak sosial yang ditimbulkannya. Hal ini sesuai dengan pengertian bisnis sosial yang dikemukakan oleh Iwan Setiawan (2015), yaitu suatu aktivitas bisnis dimana perusahaan/organisasi bisa mengintegrasikan dampak sosial dan keuntungan secara seimbang.
Kesenjangan sosial di Indonesia memang masih sangat memperihatinkan. Berikut ini fasilitas yang didapatkan rakyat miskin di Indonesia (World Bank, 2014)
Melihat persoalan ini, peningkatan jumlah wirausaha sosial sekaligus investasi gerakan sosial harus didukung dan dikembangkan. Berdasarkan data ANGIN (2017), investasi gerakan sosial di Indonesia pada tahun 2016 mencapai US$20 Juta. Sedangkan pada tahun 2017 diprediksi mencapai US$ 100 Juta Sumber : ANGIN, 2017. Apabila bisnis sosial ini meningkat tiap tahunnya, percayalah bahwa masalah kesenjangan sosial lambat laun akan dapat diselesaikan. Namun demikian, menurut penelitian yang dilakukan di Eropa Republika.co.id, 2018), Wirausahawan Sosial Muda memiliki beberapa keterbatasan serta isu-isu yang menjadi penghambat berjalannya bisnis sosial ini, yaitu:
Yang harus diperhatikan adalah bisnis sosial tidaklah sama dengan charity. Charity hanya memiliki 1 nyawa, ketika dia habis maka habislah masa manfaatnya. Bisnis sosial menekankan pada keberlanjutan usaha dan dampak sosial yang ditimbulkannya. Segala rancangan bisnis adalah berdasarkan prinsip sosial. Dengan demikian, potensi untuk #AtasiKesenjangan sosialnya akan semakin tinggi karena aktivitas mencari keuntungannya harus sama dengan dampak sosial yang ditimbulkannya. Membangkitkan bisnis sosial di Indonesia merupakan solusi paling tepat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dengan #AtasiKesenjangan. Dengan demikian, ada tiga saran pokok bagi Pemerintah untuk mendukung dan mengajak sebanyak-banyaknya pelaku bisnis untuk melakukan bisnis sosial, yaitu: