• Arif Asatar
    Arif Asatar
    Saya adalah mahasiswa akhir jurusan teknik Industri sekaligus entrepreneur (Founder Japo Moringa Chocolate) dan Ketua Asosiasi Mahasiswa dan Pemuda Nusantara (Ampura) Organisasi yang berisikan para pemuda dengan tujuan untuk memajukan tanah air.

Langkah Sederhana untuk Kemakmuran Daerah Tertinggal

June 11, 2018
Langkah Sederhana untuk Kemakmuran Daerah Tertinggal

Budidaya Bawang Merah di Lahan Sela

Hidup Bashir (petani bawang merah) tidak pernah tenang. Terutama akhir-akhir ini. Impor bawang merah besar-besaran membuat dirinya khawatir harga bawang merah turun drastis. Kalau sampai turun drastis, jelas ia akan mengalami kerugian. Apalagi yang dapat dilakukan oleh Bashir? Ia tak bisa apa-apa. Harga naik dan turun, semua sudah tak tentu. Seperti main remi. Seperti mengocok togel. Kalau keluar bagus yang bisa makan, kalau tidak, berarti harus makan batu – untuk mengganjal perutnya.

Keadaan kepepet seperti itu, akhirnya mendorong nafsu sanubari untuk melakukan tindakan kurang baik. “Biasa petani menyemprot pakai Round Up biar lebih cepat kering, kelihatan matang. Padahal belum waktunya panen. Bawang merah sekarang komoditas yang ngeri untuk dikonsumsi.” Ujar Pak Agus Kurniawan (Koordinator Lapang Bina Kerabat Tani Jatayu).

“Kita banyak mengonsumsi racun yang nempel di bawang merah hasil semprotan petani.” Imbuhnya. Fakta-fakta mengerikan ini yang seharusnya segera disikapi oleh kita sebagai warga negara yang cinta tanah air.

Indonesia yang kaya akan potensi masih belum teroptimalkan. Indonesia yang katanya negara agraris, lupa dengan potensinya sendiri. Lahan-lahan direklamasi untuk didirikan apartemen mewah. Padahal kita masih banyak impor bahan pokok. Sampai pada akhirnya muncul sebuah ide cemerlang yang saya dapatkan dari Guru saya, Bapak Kiai Tanjung.

Memanfaatkan Lahan Sela

Sudah menjadi bagian dari menjalankan perintah Allah, memakmurkan bumi Allah adalah mutlak. “Allah telah memberi kita potensi berupa organ, indera, dan akal. Kalau tidak digunakan, Allah murka sekali!” Pesan Bapak Kiai Tanjung.

“Sama halnya negeri ini, idealisme kita Pancasila, Allah memberi matahari, tanah yang subur, lautan yang luas, musim kemarau dan musim hijan, tapi malah disia-siakan.  Allah pasti murka.” Sejenak beliau minum kopi, lalu melanjutkan lagi.

“Lihat rumah tetanggamu, Mas Arif, kamu perhatikan, ada lahan-lahan sela yang tidak termanfaatkan tidak?” Tanya beliau.

“Banyak sekali!” Jawab saya.

“Nah, bayangkan kalau itu semua dimanfaatkan, ditanami, bisa pakai polybag, atau ember, apa pun lah! Biar tidak menganggur. Sekali lagi, Mas Arif, Allah akan murka kepada umatnya yang tidak memanfaatkan potensi yang dimiliki.”

Semula dari situ, akhirnya ide itu berkembang menjadi sebuah bangunan program yang solutif dan inovatif. Bahkan tidak muluk-muluk. Ini bisa diduplikasi di mana pun.

Model Ide

#1 Budidaya


Setiap rumah yang memiliki lahan kosong, bisa melakukan budidaya bawang merah. Tidak harus memiliki sawah atau lahan yang luas. Sesempit apa pun, asal ada tempat kosong, tetap bisa ditempati untuk menanam.

Taruhlah di RT 02 dusun Tanjunganom, ada 30 rumah. Masing-masing rumah menanam sekitar 60 polybag. Setiap polybag akan menghasilkan 2 ons. Setelah diakumulasi berdasarkan data faktual di lapang, 1m persegi (10 polybag) menghasilkan 2 Kg bawang merah. Berarti kalau setiap rumah 60 polybag hasilnya adalah 12 Kg dalam 80 hari. Total hasil panen seluruh rumah 12 Kg per polybag x 30 rumah adalah 360 Kg.

Beban budidaya bawang merah sangatlah murah. Apalagi dengan kapasitas per rumah. Instrumen tambahan yang dibutuhkan adalah pupuk organik cair, Manutta saja. Selain itu bawang merah yang dihasilkan berkualitas sehat dan organik.

60 polybag itu dibagi menjadi 3 blok (A, B, C). Masing-masing blok ada 20 polybag. Sehingga bawang merah dari petani rumah bisa panen setiap bulan. Bulan ini  yang dipanen blok A, bulan depan B, sampai C. Sehingga petani rumah setiap bulan tetap mendapat pemasukan dari hasil panen di belakang rumah atau lahan sempitnya yang selama ini tidak dimanfaatkan sama sekali.

#2 Harga

Setelah panen, kita beli hasil panennya – sudah pasti dibeli – dengan harga yang stabil. Taruhlah kita ambil bawang merah kualitas sehat dari petani rumahan dengan harga 14 ribu per kilo. Pendapatan per rumah dari budidaya bawang merah adalah 14 ribu x 12 Kg = 168 ribu.

Setiap 80 hari, per rumah mendapatkan uang 168 ribu rupiah. Angka itu sudah banyak bagi masyarakat desa. Uang segitu sudah bisa buat beli sepatu anak-anak, bayar sekolah, bayar listrik, dan membayar kewajiban-kewajiban yang lainnya. Toh hanya pendapatan sampingan yang potensial dan hanya memanfaatkan waktu-waktu kosong.

Harga beli dari petani rumahan adalah stabil, saat harga pasar naik atau turun tidak akan berubah. Hanya berubah dalam periode waktu tertentu, disesuaikan dengan inflasi ekonomi makro.

Perhitungan ini baru satu dusun, bagaimana jika satu kabupaten? Perhitungan ini baru 60 polybag, bagaimana jika ada yang tanam 200 polybag di belakang rumahnya? Berapa penghasilan petani rumahan tersebut? Perhitungan ini barus satu komoditas, bagaimana kalau diduplikasi ke komoditas yang lain? Ini jelas-jelas solutif sekali.

#3 Digital Marketing Kemandirian Pangan Nusantara Bangkit

Setelah terkumpul hasil panennya di gudang, kita simpan dengan standar yang bagus. Hasil panen bawang merah bisa diakses dalam sebuah aplikasi, seperti lokapasar sayur sehat segar.

Tinggal klik, diantar, bayar di tempat, atau e-cash juga bisa. Customer bisa menuliskan daftar masakan dalam seminggu, sehingga stake holder bisa memetakan kebutuhan bahan pokok si customer. Semua dipadukan dengan teknologi. Informasi ketersediaan pangan update secara real time.

#4 Memberdayakan dan Mengedukasi Masyarakat

Kenapa ide ini menurut saya cemerlang, karena ada banyak pihak yang diuntungkan dan terberdayakan. Siapa saja kira-kira yang kena efek positif dari model ini?

1) Semua petani rumahan.

Masyarakat kita rata-rata adalah petani – seusai dengan julukannya, negara agraris. Kalau petani terberdayakan, sudah otomatis ekonomi kita akan bagus. Mereka selama ini terlindas oleh angka impor yang tinggi. Harga dimonopoli. Mereka rugi, akhirnya negara agraris kita malah impor dari negara yang lahannya sempit. Miris bukan?

2) Jasa antar atau ekspedisi barang (mirip-mirip Go-Food).

Setiap pesanan langsung di antar ke rumah dalam keadaan segar.

3) Pemerintah, jelas pemerintah akan banyak terbantu oleh ide ini.

4) Masyarakat luas

“Selama ini, bangsa kita terlalu berpikir muluk-muluk, padahal ada hal luar biasa dari yang sederhana.” ~ Bapak Kiai Tanjung.

Ide ini bisa mengurangi kesenjangan sosial, ekonomi, dalam negeri bahkan luar negeri. Dalam aplikasi, tersedia sarana edukasi untuk masyarakat. Tentang apa? Tentang pentingnya kebutuhan gizi keluarga, daftar resep sehat, diet, herbal, dan informasi-informasi edukatif lainnya. “Mencerdaskan kehidupan bangsa,” seusai dengan pembukaan UUD 1945.

Tidak hanya mengangkat ekonomi, tapi juga memberi nilai edukasi dan sosial. Program ini benar-benar membumi atau merakyat. Pelan-pelan kita kurangi impor bahan pokok, maka inflasi tidak akan terjadi. Dana pembangunan melimpah. Perut masyarakat kenyang dan sehat. Tidak akan ada tindak kejahatan. Generasi sehat makan makanan sehat untuk bangsa yang lebih hebat.

Hal yang paling prioritas untuk kebangkitan Nusantara adalah, MANDIRI PANGAN. #IDF2018 #AtasiKesenjangan


Komentar
  • Generic placeholder image
    Bams - 11 Jun 2018 10:18
    Mantabbb....belajar nanam yuuk...
  • Generic placeholder image
    Amin Maulani - 11 Jun 2018 10:21
    Aku dari desa nih, suer orang desa susah banget.... Point'yg paling penting di sini menurutku edukasi edukasi dan edukasi. Edukasi oh edukasi....
  • Generic placeholder image
    Supartono - 11 Jun 2018 10:39
    Pola tanam yang sederhana serta tidak merusak tanah.
  • Generic placeholder image
    Dfernando - 11 Jun 2018 10:45
    Go organik, pola tanam yg baik pengen bisa
  • Generic placeholder image
    uswatun khasanah - 11 Jun 2018 11:06
    Pola tanam yg menginsipirasi, gk perlu bingung kl harga" pada naek. Karena bs metik dari kebun sendiri, slain itu pola tanamnya pun organik. Jadi gk khawatir sama bahan" kimia deh. Jadi pengen tau, kl di kalimantan spt lingkungan saya kn rumah"nya kbanyakan ada d atas sungai, apa ada sistem pola tanam utk yg bertempat tinggal d atas air??
  • Generic placeholder image
    Aamir_LP - 11 Jun 2018 11:29
    Wah ini.. Ngga muluk muluk ini, realistis, sesuai kondisi, inofatif. Makasih sharenya
  • Generic placeholder image
    Salis Tanjung - 11 Jun 2018 11:41
    Ternyata hal yang luar biasa di mulai dari yang hal sederhana. Dan hal itu jarang terfikiran. Sangat inspiratif...!!!
  • Generic placeholder image
    Habib munawar - 11 Jun 2018 11:42
    Luar biasa,, sederhana dan menginspirasi,,, dan mudah diaplikasikan... Menuju kemandirian.
  • Generic placeholder image
    Reka Anggun - 11 Jun 2018 11:48
    nah... this is !!! langsung bisa diaplikasikan. Sering-sering share kayak beginian yaa min :)
  • Generic placeholder image
    alfian luffiano - 11 Jun 2018 11:50
    Saya suka artikelnya, mungkin ini yang namanya mensejahterakan kehidupan rakyat ya.... Ditunggu, artikel yang lainya.
  • Generic placeholder image
    Akhmad Firdaus - 11 Jun 2018 11:53
    Mudah diduplikasi di daerah lain. Sangat bermanfat. Langkah kecil yg mengagumkan.
  • Generic placeholder image
    Amam Bahrudin - 11 Jun 2018 12:23
    Benar2 solusi yg pas buat situasi saat ini, khususnya sy pribadi yg ikut merasakan dampaknya scr lgsung.. terimakasih.
  • Generic placeholder image
    Wayba Corp. - 11 Jun 2018 12:30
    Subahanallah.. Membantu banget nih
  • Generic placeholder image
    Naafi - 11 Jun 2018 12:48
    Kalau saja indonesia sadar dengan hal sesederhana ini ya... karena selama ini kita hanya menyalahkan pemerintah, padahal semuanya berawal dari rakyatnya sendiri
  • Generic placeholder image
    agung - 11 Jun 2018 12:54
    Ini salah satu wujud nyata, bahwa allah akan mendatangkan rezeki dari arah yg tidak terduga. Ini solusi luar biasa yg datang dari hal² sderhana
  • Generic placeholder image
    Dewi Amalia Ulfah - 11 Jun 2018 14:01
    Bisa diterapkan ini, keren bgt
  • Generic placeholder image
    Alfin Nursifa Mukhtar - 11 Jun 2018 14:39
    Lah ini lah yang sebenarnya dicari petani. Karna selama ini mereka tidak mengetahui harus bagaimana, dan ketidaktahuan itulah yang membuat mereka bertindak curang.
  • Generic placeholder image
    Susiana Rahmawati - 11 Jun 2018 14:50
    Alhamdulillah, pangestu Bapak Kiai ya.. Mari saatnya bangkit. Petani harus berdaya... Kita banyak impor bahan pangan.. Padahal kita sendiri negara agraris...
  • Generic placeholder image
    Saptono Widyonarko - 11 Jun 2018 15:10
    Komoditas bawang merah adalah salah satu kebutuhan pokok yg sangat strategis bagi bangsa kita. Pola produksi dengan sistem tanaman sela yg digagas Pak Kyai Tanjung mrpk ide brilian efektif, efisien akan berdampak besar thd ekonomi makro maupun mikro. Ikut andil yang jelas, mudah dan nyata dalam mmbangun salah satu pilar ketahanan bangsa dan negara melalui kemandirian pangan warga negaranya. Jika ide brilian Sang Kyai ini diangkat menjadi program dan gerakan nasional bangsa Indonesia, maka tidaklah mustahil akan mendorong tercapainya kemakmuran dan keadilan bangsa yang belum pernah terjadi sejak Era Kejayaan Kerajaan Majapahit. Sejak kemerdekaan 17 Agustus. 1945 hingga detik ini kita masih sangat jauh dari keadilan dan kemakmuran. Mengapa Indonesia bisa terjadi demikian..? Saya yakin jawaban salah satunya adalah Pola Tanaman Sela sebagai salah satu bagian dari program Pola Tanam (Tatanan) Sehat dan Amanah (PTSA) Sang Kyai Tanjung sebagai wujud kristalisasi pemahaman utuh terhadap Pancasila dan UUD45.
  • Generic placeholder image
    Saptono Widyonarko - 11 Jun 2018 15:29
    Untuk mengangkat kehidupan ekonomi para petani, saya berharap besar pola ini bisa ikuti atau dibaca oleh Beliau-beliau yang menduduki tampuk pimpinan di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Menteri Pertanian dan pihak2 shareholder lainnya thd kemajuan dan kemandirian pangan bangsa agar supaya dapat dipakai sebagai pola bagaimana mendidik dan mengarahkan serta memberikan teladan yang baik dimasa depan. Membaca ulasan Mas Ari, sungguh miris efek, dampak serta akibatnya. Jika kita bangsa ini abai dan remehkan masalah pangan ini, maka bangsa ini tidak mustahil akan menjadi bangsa ‘zombie’ yang kelihatan hidup dan bergerak tapi sebetulnya tidak punya otak dan kesadaran.
  • Generic placeholder image
    Teuku Bantha Ibrahim - 11 Jun 2018 15:37
    Program yg memberdayakan , sangat luar biasa.
  • Generic placeholder image
    Yulia Zanuar - 11 Jun 2018 16:18
    Langkah jitu memerangi perang pangan negara kita... Program yang luar biasa... Pangestu Bapak Kyai Tanjung..
  • Generic placeholder image
    Fithri anwary - 11 Jun 2018 16:19
    Seandainya saja program ini dijalankan oleh seluruh rakyat, betapa kita menjadi negara yang mandiri..
  • Generic placeholder image
    Mas tress - 11 Jun 2018 16:49
    Program yang simple, tetapi sangat luar biasa jika dapat kita terapkan oleh bangsa ini....
  • Generic placeholder image
    Osman Arofat - 11 Jun 2018 17:10
    Nyata, sederhana, rasional, terbukti.... tinggal dikloning ke daerah-daerah lain, ke lembaga-lembaga lain, akan terasa wujud memakmurkan bumi Tuhan dan Nusantara bangkit. Simplex veri sigillum.
  • Generic placeholder image
    wafda aufa millah Azzaady - 11 Jun 2018 17:13
    Sederhana namun dapat memberikan solusi yang sebenarnya.. terimakasih bapak Kyai Tanjung
  • Generic placeholder image
    Anies fitriya - 11 Jun 2018 18:38
    Jika program Bapak Kyai Tanjung disosialisasikan dg sungguh2 kepada seluruh rakyat. Dan benar dijalankan oleh rakyat Indonesia. Maka Indonesia akan cepat menjadi negara yg mandiri. PR terbesar adalah merubah pola pikir masyarakat yg tidak mau repot, ga mau susah (beli aja deh, ga repot2 nanem. Impor aja deh, lbh besar keuntungan nya, dan ga cape2 ke lahan setiap hari ). Smg rakyat bs terbuka dan mau membuka pola pemikiran nya. Bahwa kemandirian dimulai dari rakyat sendiri.
  • Generic placeholder image
    Zakiyah arifah - 11 Jun 2018 18:45
    Sangat solutif untuk yang memiliki lahan sempit tidak memiliki kebun ataupun sawah, cukup di pekarangan sekitar rumah sudah bisa si tanami kebutuhan keluarga.....organik pula. Matur sembah nuwun Bpk Kyai Tanjung atas program-2nya yg menginspirasi banyak orang....sangat edukatif buat kami yg awam
  • Generic placeholder image
    Iqbal Ainun - 11 Jun 2018 19:07
    Sederhana tapi ngena banget... Memecahkan permasalahan yang sekarang ini..
  • Generic placeholder image
    Umi Suryati - 11 Jun 2018 19:22
    Menuju Negara baldatun tayyibatun warabbun Ghafur dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Mengajak komponen masyarakat untuk berbuat kebaikan. Nice thread
  • Generic placeholder image
    Supringgo - 11 Jun 2018 19:51
    Menjadi jelas dan terang, bahwa yang bisa menjabarkan tentang cita-cita NKRI dalam pembukaan UUD 1945 (2002) dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan ikut menjaga ketertiban dunia... hanyalah mereka yang benar-benar paham maksud dan tujuannya, baik secara lahiri maupun batini, tidak mengira-ira, tidak tafsir namun nyata. Sudah selayaknya warga negara kita ini mencari sosok yang benar-benar sholeh. Adalah Bapak Kyai Tanjung, Sang inspiratif, mari kita bersama-sama belajar kepada Beliau. www.youtube.com/jatayu tv/Kyai Tanjung.
  • Generic placeholder image
    Heriyanto - 11 Jun 2018 20:07
    Solusi yang luar biasa ,untuk kemandirian pangan yang sesungguhnya sederhana. Efektif ,diwujudkan dg aksi nyata atas bimbingan dan pentunjuk Bapak Kyai Tanjung ( Sang Utusan) menuju negara yg merdeka sejati "Salam Nusantara Bangkit"...matur sembah nuwun Bapak Kyai Tanjung...
  • Generic placeholder image
    Yumnaa - 11 Jun 2018 21:01
    Wah bagus sekali.. Jika ini diterapkan di sekolah-sekolah. Membuka wawasan generasi muda untuk Nusantara Bangkit.
  • Generic placeholder image
    Fatliyani - 11 Jun 2018 21:07
    Simple dan tidak ribet, karena nggak perlu lahan luas. Jika setiap rumah aplikasi terhadap program BAPAK KYAI TANJUNG, Wow... Bangsa ini akan menjadi Bangsa yang mandiri. Matur sembah nuwun BAPAK KYAI TANJUNG
  • Generic placeholder image
    Novarisma Dwi - 11 Jun 2018 21:23
    Ide dan gagasan yang luar biasa... Semangaat berinovasi
  • Generic placeholder image
    Wahyuti - 11 Jun 2018 22:05
    solusi tepat untuk yg mau badan sehat dan kantong sehat...
  • Generic placeholder image
    Agustin Sukarsono - 11 Jun 2018 22:24
    nice inspiration, hmmm Perlu 9 pemuda lagi nih.......yang satu sudah menancapkan bukan sekedar konsep atau penalaran semata, akan tetapi sudah memulai dengan peduli operasional, kegiatan nyata dengan komunalnya, ayoook bangkitlah pemuda nusantara..........kami mendukung dengan sebuah aplikasi yang kami mulai dihalaman rumah kami....semoga selalu dalam RIDHO NYA, Aamiin #AtasiKesenjangan #IDF2018
  • Generic placeholder image
    Kartika - 11 Jun 2018 22:27
    Alhamdulillaah.. inspiratif sekali. Jadi makin semangat untuk mempelajari bercocok tanam dan mengembangkan ide bisnis dari kegiatan sederhana di rumah :)
  • Generic placeholder image
    Arief k indra - 11 Jun 2018 22:48
    Solusi sederhana tetapi menjadi luar biasa jika semua ikut mengaplikasikan diseluruh Nusantara
  • Generic placeholder image
    Arief k indra - 11 Jun 2018 22:56
    Program dari Bapak Kiai Tanjung yg sangat mengena..simple dan bs diaplikasikan langsung akan berefek luar biasa dikehidupan sehari hari yg kita jalani
  • Generic placeholder image
    Wahyuti - 11 Jun 2018 23:24
    solusi yg tepat guna..jika mandiri pangan dgn memanfaatkn lahan sela/pekarangan bisa di lakukan masyarakat,bisa dibayangkn contoh kecilnya kita menanam cabe,tumbuh cabe dan berbuah. dikala cabe mngalami inflasi tinggi ,masyarakat tdk akn mngeluh krn mahalnya cabe krn sdh ada dipekarangan sendiri..jika bahan sumber makanan bisa kita tanam secara mandiri dipekarangan(lahan sela),ini bisa mnjdikn kecukupan sumber pangan keluarga walaupun tdk semua bisa kita dptkn dgn menanam sndiri, paling tidak sangat bisa sekali mngurangi keluhan finansial keluarga dlm hal sumber pangan(krn setiap hari itu terjadi, kita butuh makan).dengan menanam sendiri kita jg bisa tau dari mana asalnya,bagaimana prosesnya.apalagi jika menanam sendiri,lebih terjamin sehatnya jika kita menanam dengan pola sehat mengurangi kimiawi.bukankah ini juga mnjadi faktor keluarga dan masyarakat mnjadi lebih sehat dan tentunya bisa mngurangi penyakit degeneratif yg saat ini sudah sangat memprihatinkan.sehat badannya sehat kantongnya...:)
  • Generic placeholder image
    Habib munawar - 12 Jun 2018 1:49
    Terima kasih mas Arif Assatar atas artikel dr program program Bapak Kiai Tanjung,,, sungguh ini adalah program yg realistis, sederhana,,, bermanfaat,,, kami akan aplikasikan .... Semoga mendapat RidhoNya dan Pangestu Beliau ( Bapak Kiai Tanjung ).
  • Generic placeholder image
    Retna Nugraheni - 12 Jun 2018 6:04
    Simple, applicable for everyone (except for those who are lazy, _mager_ or having functional fixation). You're definitely our future leader, Mr. Asatar!!! #AtasiKesenjangan #IDF2018
  • Generic placeholder image
    Retna Nugraheni - 12 Jun 2018 9:43
    This blog deserves to win this competition because of three reasons. The first reason is because its ideas are simple, applicable by everyone and make sense, yet brilliant. The second reason is because the ideas offered in this blog have been followed and implemented by thousands of Bapak Kyai Tanjung's followers which is organized under Jatayu (Jamaah Tatanan Wahyu) community from throughout Indonesia, for the last ten years. Thousands Jatayu families which mainly consist of lower class of society are growing their own vegetables (including rice) using polybags, verticultures, and bamboo shelves putting vegetables on the top and fish pond on the bottom, making them able to fulfill their need for food by themselves. The third reason is because its role model, Bapak Kyai Tanjung Himself, has provided His followers and any intetested parties by building a real model and a complete supporting system. The model is located in Tanjunganom district, Nganjuk regency, East Java Province, which is also Jatayu's headquarter. There, those brilliant ideas are even more stunning because the implementation can be seen, learnt and copied by everyone, not only Jatayu. Supporting system provided by Bapak Kyai Tanjung itself consists of free education; facilities such as inexpensive seed, organic fertilizer and pesticide; and even willingness to buy Jatayu community's crops at a higher level than the market price. Overall, the more people applying this blog's ideas, the less disparate will be. #AtasiKesenjangan #IDF2018
  • Generic placeholder image
    Fajar nur atmaja - 12 Jun 2018 10:11
    Ide yg sangat luar biasa,aplikatif dan mudah diterapkan oleh siapapun
  • Generic placeholder image
    Jar Wo - 12 Jun 2018 10:16
    Gambaran permasalahan negeri ini, ibarat benang kusut, yang semakin lama diusut semakin kusut benangnya, karena benangnya juga basah oleh cairan lumpur. Sehingga akan begitu "remit" dalam menegakkan benang kusut yang basah. Artikel ini menjadi langkah "startup" untuk mengurai benang-benang kusutnya...
  • Generic placeholder image
    Fajar nur atmaja - 12 Jun 2018 10:17
    Solusi yg luar biasa untuk kebangkitan kemandirian pangan bangsa ini dan bisa mewujudkan kemakmuran bagi rakyat di indonesia bahkan dunia...sangat aplikatif dan bisa dilakukan oleh semua orang dan dampaknya sangat luar biasa bagi kemakmuran bersama...
  • Generic placeholder image
    Nuril Anwar - 12 Jun 2018 12:00
    Masyarakat Indonesia sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani tetapi ironisnya malah mereka tdk bisa berbuat banyak melakukan pertaniannya karena banyak faktor, kalo ditanya faktor yang utama adalah modal dan tidak punya lahan, sehingga program seperti inilah yang sangat potensial utk menggapai kemakmuran masyarakat walaupun simple tetapi produktif.
  • Generic placeholder image
    Nur khoiriyah - 12 Jun 2018 12:31
    Mantab.... solusi yang LUAR BIASA, tidak hanya mandiri pangan tapi juga ketersediaan pangan dan gizi yang aman dan sehat. Sangat aplikatif, semoga seluruh masyarakat Indonesia bisa menerapkannya agar terjamin kesehatannya.
  • Generic placeholder image
    Oesman - 12 Jun 2018 12:34
    Cocok
  • Generic placeholder image
    Hutamadin - 12 Jun 2018 13:09
    Langkah Sederhana untuk Kemakmuran Daerah Tertinggal. Program Bapak yang sangat berpotensi efektif mengatasi permasalahan rumit nan kompleks saat ini. Betapa Indonesia akan menjadi sangat makmur apabila bangunan program dapat semakin banyak diduplikasi. Masyarakat menjadi mandiri, Indonesia bisa mewujudkan kemerdekaannya yang sejati.
  • Generic placeholder image
    Alvan fuad ardiansyah - 12 Jun 2018 13:30
    Solusi yang sederhana akanntetapi jika dijalankan memiliki dampaknyang liar biasa #AtasiKesenjangan #IDF2018
  • Generic placeholder image
    Oke Reza Maulana - 12 Jun 2018 13:37
    Satu langkah solutif untuk mengatasi terjadinya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada di indonesia bila dilihat dari segi pertumbuhan laju penduduknya yang setiap tahunnya terus meningkat sampai dengan 1,5% sementara luas lahan pertanian tidak mengalami penambahan justru malah semakin menurun, apabila hal tersebut terus berlanjut setiap tahunnya dikhawatirkan indonesia dapat mengalami krisis pangan. Maka dari itu artikel langkah sederhana untuk memakmurkan daerah tertinggal diatas menjadi salah satu langkah solutif untuk mengatasi kesenjangan yang ada di indonesia.
  • Generic placeholder image
    Ilham Prasetya - 12 Jun 2018 13:54
    Luar biasa! Ini pertama kalinya saya tau ada solusi pertanian yang sederhana, yet powerful. Tapi masih ada yang mengganjal bagi saya. Saya beberapa kali bertemu dan berbincang bersama petani. Mereka bilang mereka menggunakan bahan-bahan kimia karena terpaksa. Mereka khawatir jika seandainya tidak menggunakan kimia, mereka gagal panen. Lalu, akhirnya, menggunakan sangat banyak kimia. Ya, demi panen. Dengan jujur, mereka mengatakan bahwa sebenarnya permasalahannya ada pada pikiran mereka. Mereka terlanjur termakan doktrin bahwa jika tanpa kimia, pasti gagal. Mereka mengakui kesulitan mengubah cara pikir mereka sendiri. Mereka bahkan sadar bahwa apa yang yang mereka tanam tidak sehat karena terlalu kimia. But, once again, mereka takut tidak panen, lalu tidak bisa makan. Saya bertanya, sekaligus mengajak diskusi, bagaimana meyakinkan mereka, dan kami, supaya bisa bertanam dengan cara yang sehat? Sebab saya sepakat dengan Anda, program ini akan sangat powerful seandainya produk yang dihasilkan sehat--selain terberdayakannya lahan tidur. Terima kasih.
  • Generic placeholder image
    yulian ana - 12 Jun 2018 14:00
    Mungkin ini adalah jawaban dari keterpurukan indonesia dalam ketahanan pangan...... Inovasi yg luar biasa,,,, kemandirian pangan dengan pola PTSA,ingin belajar banyak tentang ini
  • Generic placeholder image
    Bhagaskhoro A Rizal - 12 Jun 2018 14:50
    Trobosan luarbiasa untuk masyarakat yang hanya memiliki lahan yang sangat sempit dan disokong dengan keorganikan Mantab Berinofasi dengan bersahabat bersama alam
  • Generic placeholder image
    Lailatul Musyarofah - 12 Jun 2018 15:01
    Masyarakat pada umumnya, saya khususnya selalu menjadikan kurangnya lahan sebagai alasan untuk tidak menanam. Ternyata itu sama sekali bukan alasan. Lahan sela ternyata bisa dimaksimalkan untuk bercocok tanam. Manariknya tidak terbatas satu jenis saja tapi apa pun bisa ditanam. Sungguh, program Bapak Kiai Tanjung ini sangat kreatif, inovatif, dan solutif. Semoga berawal dari bawah (top down), program ini bisa terangkat menjadi program nasional. Pangestu Bapak Kiai Tanjung. Aamiin.
  • Generic placeholder image
    Ayu syifa - 12 Jun 2018 15:32
    Ini adalah bentuk pandangan baru untuk rakyat indonesia. Siapapun. Dan mengembalikan tanah bangsa menjadi subur. Untuk membuka mata selebar lebarnya untuk program dari Bapak Kiai Tanjung ini
  • Generic placeholder image
    Yatini - 12 Jun 2018 15:46
    Weahhhh Alhamdullilahhhhh...... bener2 membuka mata, trobosan sekaligus solusi yg luar biasa untuk di terapkan.. Bagi para petani go ORGANIKKK (organik sudah pasti sehat, sehat belum tentu organik) dan untuk nonpetani go MEMUNCULKAN KREATIFITAS (organ) memanfaatkan lahan2 yg kosong.. ANTISIPASIII emak2 ngeluh karena bahan makanan, bumbu pokok naik melebihi penghasilan yg mereka dapat.
  • Generic placeholder image
    Rizal martha - 12 Jun 2018 17:55
    Wah ide nya sangat bagus sekali... Membantu masyarakat Indonesia yang tidak mempunyai cukup lahan untuk bertanam...... Trimakasih kyai Tanjung..
  • Generic placeholder image
    syamsul bahri - 12 Jun 2018 18:59
    Satu langkah terobosan dalam kemandirian pangan untuk indonesia dan nusantara terutama rakyat yang selama ini hanya mengharapkan hasil pangan dari impor, terimakasih matur sembah nuwun Bapak Kiai Tanjung atas segala bimbingan dan petunjukNya semoga terwujud Negara Baldathun Warobbun Ghofur..Amiin
  • Generic placeholder image
    Abdulrahman Rahim - 12 Jun 2018 19:16
    Luar Biasa..Solusi yg Rasional tanpa neko² untuk kebangkitan kemandirian pangan bangsa ini dan Mudah² an Pangestu Bapak kiai Tanjung,.bisa mewujudkan kemakmuran bagi rakyat di indonesia bahkan dunia...sangat aplikatif dan bisa dilakukan oleh semua orang dan dampaknya sangat luar biasa bagi kemakmuran Seluruh manusia.
  • Generic placeholder image
    kariyono - 12 Jun 2018 22:19
    Luar biasaaa... Saya...kok gak pernah mikir yaa...trima kasih... Trus cara membuat media..sesuai standar untok menanam bawang merah di polibag..gimana ya..
  • Generic placeholder image
    Sukarni - 12 Jun 2018 22:41
    Dimulai dari pemanfaatan lahan sela, maka kemandirian pangan akan lebih cepat terwujud....lahan sela/lahan kosong yang selama ini tidak begitu diperhatikan maka sudah saatnya sekarang untuk dimanfaatkan untuk ditanami sayur sayuran, cabe,...paling tidak mampu berguna untuk mencukupi kebutuhan keluarga sendiri...soo...manfaatkan lahan sela mulai dr sekarang...
  • Generic placeholder image
    M Ari Abdurrozak - 13 Jun 2018 0:30
    Mantav :) sangat bermanfaat :)
  • Generic placeholder image
    Rosyadi - 13 Jun 2018 0:56
    Wahh... saat yang lain berpikir yang muluk-muluk, harus gini, harus gitu. Ternyata disini menawarkan solusi yang sederhana, solutif, dan masuk akal. Ngga ribet dan bisa dilakukan dimana saja, ckck. Terimakasih suda share solusi untuk Kemandirian Nusantara dan solusi #AtasiKesenjangan. Masukkk
  • Generic placeholder image
    Indah - 13 Jun 2018 4:01
    Ide sederhana yang realistis dan mudah diterapkan di negara kita. Good!
  • Generic placeholder image
    Mukhlisin - 13 Jun 2018 10:44
    Wah luar biasa sekali... Kemajuan dalam kemandirian pangan bangsa akan terrealisasikan... Bangun aksi
  • Generic placeholder image
    Aa' - 13 Jun 2018 10:54
    Program tanam mandiri itu sih yg bikin aku tertarik. Sebab kalo beli kan kita gk tahu gmn pola budidayanya. Ya kan?
  • Generic placeholder image
    Aa' - 13 Jun 2018 11:45
    Yg bikin menarik tanam sendirinya itu lo.
  • Generic placeholder image
    Siti Sahara - 13 Jun 2018 12:22
    Wah cocok ini buat ibu rumah tangga yang demen sehat
  • Generic placeholder image
    Roifatul M - 14 Jun 2018 9:30
    No words, no comment. It's excellent!!
  • Generic placeholder image
    Tri Jatmiko - 21 Jun 2018 23:28
    Keren
  • Generic placeholder image
    Sutrisno - 13 Jul 2018 22:44
    Program yg tidak ada alasan untuk tidak menjalankan. Siip, mantap matur suwon Mas.
  • Generic placeholder image
    Imam Syafii - 20 Apr 2019 10:05
    Sudah pernah jalanin program kek gitu, tapi di karenakan yang semua dari kita kecuali perawatan, hasilnya tak sesuai ekspektasi karena perawatan dari yang ketempatan tanaman sangat kurang seperti penyiangan rumput dan juga pemberantasan hama dan penyakit.
  • Success!
    Failed!
--> -->