• Sukardi
    Sukardi
    Mahasiswa

AGRIBANK BANTU PEMERATAAN DISTRIBUSI PANGAN

May 31, 2018
AGRIBANK BANTU PEMERATAAN DISTRIBUSI PANGAN

Organisatoris Dan Social Activist, Senang dengan hal Membaca, Menulis Dan Diskusi. Moto Hidup : Hidup Tanpa Titik!

Kelangkangan pangan merupakan isu global yang telah ada sejak lama. Isu ini telah diangkat dalam Sustainable Development Goal yang digagas oleh PBB. Beberapa di antaranya berkaitan dengan pengentasan kelaparan, keamanan pangan dan peningkatan asupan nutrisi di kalangan masyarakat global (General Assembly United Nations, 2015). Kelangkaan ini kebanyakan disebabkan sulitnya distribusi hasil panen dari desa ke kota adanya penimbunan hasil panen.

Tidak stabilnya harga kebutuhan pokok sudah menjadi permasalahan tahunan yang melanda Indonesia. Permasalahan ini seringkali hanya melingkupi ruang dan waktu tertentu. Sebagai contoh, Oktober 2017, harga beras di Kota Madiun merangkak naik, sedangkan harga kebutuhan pokok lain cenderung stabil. Harga kebutuhan pokok lain stabil karena saat itu distribusi pasokan dari daerah produksi cenderung lancar (Solopos, 25 Oktober 2017). Di Kabupaten Jember, pada awal November 2017 terdapat kasus deflasi akibat adanya kelebihan produksi daging ayam, sehingga harga turun (Humas Pemkab Jember, 2017).

Kurangnya informasi yang dimiliki petani terhadap tanaman yang sedang diproduksi di daerah lain menyebabkan kerugian pada petani. Hal karena hasil pertanian akan melimpah jika komoditas yang mereka tanam sama, sehingga harga hasil pertanian akan turun (Satriawan, 2012: 102). Di sisi lain, masih belum optimalnya pengolahan menyebabkan hasil panen cenderung bersifat tidak tahan lama. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Rusman Heryawan, Menteri Pertanian Kabinat Indonesia Bersatu Jilid II, menyatakan pengolahan pasca panen petani belum optimal. Dari sekian banyak hasil panen di Indonesia, tiga puluh persen di antaranya terbuang percuma (Solopos, 29 September 2013).

Pemerintah sebenarnya telah menyediakan sarana kelembagaan dengan membentuk kelompok-kelompok tani di tiap desa, tapi kenyataanya banyak kelompok tani yang tidak berfungsi. Jarang ditemui kelompok tani yang aktif. Fungsi-fungsi koperasi maupun kewirausahaan tidak muncul dalam kelompok-kelompok tani yang ada (Satriawan, 2012: 102). Kasus seperti ini juga ditemukan ketika penulis melaksanakan kegiatan KKN di Desa Kimak, Kabupaten Bangka. Saat itu Gabungan Kelompok Tani di desa tersebut tidak aktif dikarenakan adanya permasalahan internal. Hal inilah yang kemudian mengakibatkan petani tidak memiliki sarana pemasaran.

Maliati dalam Agustian (2008: 97), menyebutkan bahwa sistem pemasaran memiliki peran penting dalam mendistribusikan komoditas pertanian dari pusat produksi ke pusat konsumsi. Rosmawati (2009: 100) menyatakan kebijakan distribusi perlu tepat dan berkontribusi pada ketahanan pangan. Apabila harga ditetapkan terlalu mahal, petani dari daerah defisit telah mensubsidi petani di daerah surplus. Demikian pula sebaliknya, harga yang terlalu murah menjadi disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitasnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mencoba membuat gagasan yang membantu petani dalam menentukan waktu pemanfaatkan hasil panen dan membantu pemerintah mendistribusikan hasil panen.

Media penyimpanan hasil panen yang bersifat tahan lama dianggap mampu memberikan kesempatan bagi petani menentukan waktu penjualan atau pemanfaatan hasil panen. Gagasan ini dinamakan Agribank dengan fungsinya sebagai media penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk saldo. Satuan dari saldo panen yang disimpan ditentukan berdasarkan jenis hasil panen yang disimpan, sehingga tidak disimpan dalam satuan rupiah, untuk mencegah adanya perubahan harga jual. Petani juga dapat mengkonversikan hasil panennya dengan komoditas lain atau alat produksi pertanian dengan berdasarkan harga pasar.

Adapun dengan mengubah hasil pertanian menjadi saldo akan membuatnya dapat disimpan dalam jangka waktu lama, berbeda dengan menyimpannya pada gudang penyimpanan pribadi. Petani juga dapat mengambil kembali hasil panen mereka kapanpun ketika mereka membutuhkan, sehingga agribank memiliki fungsi penting dalam mengatur pemanfaatan hasil panen petani dengan memberikan kesempatan bagi petani untuk menentukan waktu pemanfaatan, penyimpanan, atau penjualan hasil panen.

Fasilitas lain yang dapat diberikan adalah konversi, petani dapat mengkonversi hasil pertaniannya menjadi komoditas lain atau alat pertanian. Fasilitas ini akan memberikan kesempatan bagi petani untuk menukar hasil panennya dengan benda lainnya sesuai dengan kebutuhannya. Untuk jangka waktu yang lebih panjang fasilitas ini juga akan memberikan kesempatan bagi masyarakat di kota untuk menginvestasikan uangnya dalam bentuk komoditas pertanian.

Fasilitas ketiga dalam agribank adalah asuransi pertanian, sehingga panen yang disimpan dengan jaminan asuransi akan memiliki harga yang tetap dan tidak terkena dampak fluktuasi harga. Fasilitas asuransi berupa jaminan kegiatan pertanian sehingga petani dapat memiliki jaminan apabila mereka mengalami gagal panen. Hanya saja untuk asuransi, kegiatan pertanian perlu mendapatkan analisis lebih lanjut mengingat rentan akan adanya kerugian dari pihak agribank. Agribank harus selalu mengawasi dan memberikan saran agar kegiatan pertanian petani tersebut tidak mengalami gagal panen.

Mekanisme Penyimpanan

Mekanisme penyimpanan agribank sangat sederhana, petani menyerahkan hasil pertaniannya kepada agribank. Selanjutnya, agribank akan mencatatkan hasil panen yang disimpan. Kemudian, agribank akan mengolah hasil pertanian atau mendistribusikannya agar hasil panen tersebut tidak rusak dan menyebabkan kerugian di pihak agribank. Untuk mempermudah penjualan, penyimpanan di agribank juga dikenakan biaya administrasi yang dipotong langsung dari hasil panen yang disimpan. Fungsinya di sini adalah untuk mempermudah penjualan hasil panen apabila agribank kesulitan menjualnya sesuai dengan harga pasar.

Petani dapat mengambil hasil panennya ketika mereka membutuhkan. Hanya saja tidak seperti bank umumnya, pengambilan hasil panen menyesuaikan stok yang tersimpan mengingat hasil panen juga akan diolah atau didistribusikan ke daerah lain. Karena itu, Agribank perlu membuat rentang waktu untuk memenuhi permintaan penarikan hasil pertanian agar memiliki waktu yang cukup untuk menyediakan hasil panen sesuai yang disimpan oleh petani. Selain itu diperlukan tenaga ahli untuk menentukan kesesuaian hasil panen yang disimpan oleh petani dengan hasil panen yang akan diserahkan.

Alhasil, Agribank memiliki beberapa tujuan akhir. Pertama, meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan kesempatan menentukan waktu penjualan yang sesuai dengan harga yang mereka inginkan. Kedua, agribank juga berfungsi dalam mengelola dan mengatur pendistribusian hasil panen, sehingga pendistribusian hasil panen dapat berjalan dengan optimal, sehingga mampu meminimalisasi kenaikan harga bahan pokok di Indonesia.

Dalam merealisasikan gagasan ini dibutuhkan peranan langsung dari pemerintah pusat dan daerah yang berperan penting memfasilitasi pelaksanaan dari Agribank, sehingga nantinya dapat dibentuk menjadi sebuah badan usaha. Badan usaha tersebut bisa berupa BUMN ataupun menjadi badan usaha koperasi. Badan usaha berbentuk koperasi dibutuhkan pengawasan lebih lanjut untuk mencegah permasalahan internal yang seringkali menimpa koperasi atau kelompok tani di pedesaan.**

 


Komentar
  • Generic placeholder image
    Sri Wulan Rezeki - 31 May 2018 17:59
    Mantap, Lanjutkan bang. Maju Pertanian Indonesia!
  • Generic placeholder image
    Irvan Sulistiawan - 6 Jun 2018 7:57
    Jika ini diterapkan pasti bisa mesenjahteraakan rakyat Indonesia
  • Generic placeholder image
    Derviansyah - 6 Jun 2018 11:52
    Saya rasa Agribank ini sangat membantu para petani dan dapat menjadikan alternatif peningkatan mutu
  • Generic placeholder image
    Suci Marinda Putri - 8 Jun 2018 4:04
    Badan usaha berbentuk koperasi dibutuhkan pengawasan lebih lanjut untuk mencegah permasalahan internal yang seringkali menimpa koperasi atau kelompok tani di pedesaan, Agribank ini cocok untuk mengatasi nya
  • Generic placeholder image
    Sigit Untoro - 9 Jun 2018 8:38
    Tidak stabilnya harga kebutuhan pokok sudah menjadi permasalahan tahunan yang melanda Indonesia. Permasalahan ini seringkali hanya melingkupi ruang dan waktu tertentu. Inilah solusi konkrit bagi pertanian indonesia
  • Generic placeholder image
    m.ahsanul khalikin - 11 Jun 2018 19:45
    Kurangnya informasi yang dimiliki petani terhadap tanaman yang sedang diproduksi di daerah lain menyebabkan kerugian pada petani. Hal karena hasil pertanian akan melimpah jika komoditas yang mereka tanam sama, sehingga harga hasil pertanian akan turun . Cocok ini diterapkan
  • Generic placeholder image
    Sulaiman - 11 Jun 2018 22:09
    Mantap brother , bagus idenya
  • Generic placeholder image
    indraharid - 12 Jun 2018 13:01
    Perlu di cermati dalam perihal pendistribusian untuk menghindari naik turun ya harga pangan juga di perlukan teknologi penyimpanan khusus agar mutu dari produk pertanian yang di hasilkan tetap prima
  • Generic placeholder image
    Umiriyana - 12 Jun 2018 13:06
    Nice idea ,, semoga idenya dapat diteruskan dan dibantu banyak pihak untuk diterapkan.
  • Generic placeholder image
    Farah afifah - 13 Jun 2018 20:32
    Mantap ka, agribank dapat meminimalisir keresahan petani dengan membantu mendistribusikan hasil pertaniannya
  • Success!
    Failed!
--> -->