• Generic placeholder image
    Andreas Sihotang
    Andreas Sihotang adalah project manager di Wahana Visi Indonesia yang mengelola proyek 'Suara dan Aksi Warga Negara untuk Akuntabilitas Pemerintah dan Peningkatan Layanan'. Proyek ini didanai oleh Bank Dunia melalui program Global Partnership for Social Accountability (GPSA). Andreas Sihotang memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat serta pembangunan perdamaian. Andreas Sihotang menamatkan kuliah S1 di Jurusan Teknik Pertambangan ITB dan S2 di Jurusan Conflict Transformation di Eastern Mennonite University, USA.

Suara dan Aksi Warga Negara untuk Peningkatan Layanan Kesehatan Ibu dan Anak

May 17, 2018

Melalui Suara dan Aksi Warga Negara, warga di Desa Noenasi dan Desa Nita di NTT, kini lebih berani menyampaikan pandangan dan perasaannya mengenai layanan kesehatan  ibu dan anak, serta mengusulkan perbaikan untuk meningkatkan layanan.

“Dulu di desa Noenasi tidak ada warga yang bisa mendorong ibu bidan tinggal menetap. Melalui suara dan aksi warga di desa ini, sekarang ibu bidan sudah tinggal menetap di desa,” ujar Emeliana Naif, Fasilitator Desa Noenasi, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT. Ini adalah salahsatu perubahan positif yang dihasilkan oleh  program Suara dan Aksi Warga Negara untuk Akuntabilitas Pemerintah dan Peningkatan Layanan Dasar yang dilakukan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI).        

Dalam program yang didanai oleh Bank Dunia ini, WVI menerapkan pendekatan Suara dan Aksi Warga Negara untuk memperbaiki status kesehatan ibu dan anak. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dialog antara pengguna layanan dan penyedia layanan serta pemerintah dalam rangka peningkatan layanan dasar. Melalui program yang berlangsung antara 2014-2018 ini, masyarakat di 60 desa di Kabupaten Kupang, TTU dan Sikka dilibatkan untuk menyuarakan penilaian mereka mengenai kinerja layanan dasar kesehatan ibu dan anak, serta mengusulkan rencana aksi untuk perbaikan dan peningkatan layanan tersebut.

Di Kabupaten Sikka, pemerintah desa Nita menyambut positif program Suara dan Aksi Warga Negara. Bahkan pada Agustus 2016, desa ini dipilih oleh Kementerian Dalam Negeri sebagai desa terbaik se-Indonesia. Dengan masukan yang diperoleh Suara dan Aksi Warga Negara yang dilakukan di desa Nita, beberapa peningkatan terjadi, seperti penambahan  tiga orang bidan di Pondok Bersalin Desa (Polindes), pemberian biaya bantuan bahan habis pakai bagi ibu yang akan melahirkan, jam buka Posyandu lebih awal, dan bidan di Polindes melayani dengan lebih ramah.  Viktorianus Suban, seorang warga  berkata, “Kami jujur dengan apa yang kami sampaikan. Mungkin terdengar menyakitkan, namun ini lebih baik ketimbang kami menutupi kekurangan demi menyenangkan orang lain.”

Keberanian bersuara serta dialog dan kerjasama antara warga, penyedia layanan dan pemerintah melalui Suara dan Aksi Warga Negara telah meningkatkan layanan dasar kesehatan ibu dan anak.  


Komentar
--> -->