Best Video IDF 2019: Khoirun Nisa' Sri Mumpuni, Antar Pemuda Papua jadi Wirausahawan Lewat Kitong Bisa

August 28, 2019

Khoirun Nisa Sri Mumpuni (tengah) bersama anak-anak muda Papua dan Papua Barat peserta pelatihan tong Bisa Enterprise.

Pemenang Kompetisi Video IDF 2019 Khoirun Nisa' Sri Mumpuni, membangun pola pikir wirausaha dan mengembangkan skill di kalangan pemuda Papua, lewat Kitong Bisa Enterprise.

“Kalau mereka sudah punya pola pikir wirausaha, mereka bisa memanfaatkan skill yang mereka punya, tidak harus menunggu lagi dapat pekerjaan. Karena di Papua yang mereka mengerti yang bikin sukses itu adalah PNS, padahal PNS sangat  kompetitif dan terbatas sekali lapangan pekerjaannya,” kata perempuan yang biasa disapa Khoirun ini. 

Khoirun merupakan salah satu pendiri Kitong Bisa Enterprise, sebuah wirausaha sosial yang mendidik dan memberdayakan masyarakat yang terpinggirkan di Indonesia. Kitong Bisa berfokus pada perempuan dan pemuda, terutama di bagian timur Indonesia untuk memiliki peluang kerja masa depan yang lebih baik.

Pendirian Kitong Bisa bermula dari keprihatinan Khoirun melihat pemuda Papua banyak yang menganggur.

“Kami melihat ada gap. Anak-anak vokasi seharusnya sudah punya skill untuk diserap pasar kerja, ternyata tidak. Karena apa yang mereka pelajari di sekolah ternyata tidak sama dengan yang dibutuhkan industri,” papar Khoirun.

Khoirun menjelaskan, pada 2017, pilot project Kitong Bisa Enterprise dimulai dengan dukungan Pemerintah Australia.

“Saat itu, kami melihat apa yang kami lakukan berpotensi banget dan melihat ada respons positif dari anak-anak di Papua. Akhirnya, kami take off pada 2018,” tambahnya. 

Sampai saat ini, Kitong Bisa Enterprise sudah menghelat empat bootcamp yaitu di Fakfak, Sorong, Jayapura, dan Merauke untuk memperkenalkan pola pikir kewirausahaan kepada 350 pemuda Papua. Kitong Bisa juga sempat mengajak anak-anak muda di Aceh mengikuti bootcamp.

Peserta bootcamp sebagian dari mereka masih sekolah SMK, sebagian lagi telah menamatkan sekolah menengah. Bahkan, ada wirausaha pemula.  Secara berkala, Kitong Bisa berkeliling ke empat kota di Papua dan Papua Barat untuk menggelar berbagai kegiatan pelatihan kewirausahaan. Kitong Bisa juga mendirikan learning center.  Pada 2019,  Kitong Bisa meresmikan Business Hub di Kota Sorong.

Khoirun menjelaskan Kitong Bisa Enterprise memiliki visi untuk membangun ekosistem untuk pebisnis muda agar mendorong mereka bergerak aktif di sektor ekonomi. Dalam membangun ekosistem tersebut, Kitong Bisa melibatkan pebisnis setempat yang telah berhasil.

“Harapannya dengan menampilkan pebisnis setempat atau dekat dengan mereka membuat lebih mudah memberi contoh. Kita survei dan bertanya, Kalian tahu tidak ada pebisnis muda di papua?’ Mereka kebanyakan tidak tahu, tapi setelah kami hadirkan mereka tahu dan mengenalnya,” terang Khoirun lagi.

Para pebisnis muda ini juga membantu sebagai mentor anak-anak muda yang tergabung di Kitong Bisa Enterprise. Kitong Bisa membina para talenta lokal ini dengan menggunakan tiga tahap pendekatan.  Pertama raise awareness yang dilakukan melalui bootcamp selama tiga hari.

“Dari situ baru kita bawa beberapa yang potensial ke pembinaan product development, yang dilakukan dengan cara memberi mentoring,” lanjutnya.

Berikutnya adalah pembinaan pemasaran produk yang mereka hasilkan.  Prosesnya dilakukan dengan bekerja sama sejumlah instansi termasuk perguruan tinggi setempat.

 

Produksi Merchandise hingga Kosmetik

Tahun pertama kami memang belum profit, tapi ini memang tujuannya long term untuk mendorong anak-anak Papua mandiri dan punya usaha. Baru ada sekitar lima yang sudah punya usaha,” lanjut Khoirun menjelaskan perkembangan terkini Kitong Bisa.

Penjualan dimulai sejak Mei 2019. Pemuda di Kitong Bisa sudah memproduksi dan sudah menjual merchandise berupa, tas, dompet, aksesoris, botol minum, t-shirt, dan lain-lain. Menurut Khoirun, kebanyakan hasil karya mereka dipesan secara khusus sesuai keinginan pembeli. Kitong Bisa banyak bekerja sama dengan institusi, termasuk University of Melbourne.

“Ini menjadi project yang dikembangkan di kampus, dan akhirnya banyak bantuan dari mereka,” tambah Khoirun yang tengah menyelesaikan pendidikannya di universitas tersebut.

Khoirun menambahkan akhir 2019, Kitong Bisa Enterprise akan meluncurkan kosmetik atau skin care berbahan dasar buah merah, buah khas Tanah Papua.

“Produknya ada lotion, sunscreen, tapi yang pertama kali akan kita keluarkan dalam waktu paling dekat ini adalah sabun,” kata Khoirun.

Program lain yang tengah digarap adalah From Trash to Cash yaitu bisnis mengolah sampah di Sorong Papua Barat. Dalam usaha ini, Kitong Bisa bekerjasama dengan bank sampah setempat. Selain itu ada binaan Kitong Bisa yang akan meluncurkan komik khusus dalam bahasa Inggris yang dipadu dengan istilah-istilah lokal Papua.

“Harapannya, ini bisa membantu belajar adik-adik di Papua, untuk mendorong mereka suka membaca,” tuturnya. 

Pada gelaran IDF 2019, Khoirun berbicara dalam Sesi Imagine Reforming the Vocational Education and Training (TVET) System for Future Jobs dengan materi berjudul “Solving Unemployment in Papua and West Papua”  pada 23 Juli 2019.  Paparan selaras dengan Sub-Tema 2, Reformasi Sistem Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (TVET) untuk Pekerjaan Masa Depan. Tema besar IDF 2019 adalah Mission Possible: Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif.

Selamat untuk Khoirun Nisa' Sri Mumpuni sebagai Pemenang Kompetisi Video IDF 2019!


--> -->