• Muhammad Lulu Latif Usman
    Muhammad Lulu Latif Usman
    Merupakan dosen dalam bidang Rekayasa Perangkat Lunak
Ideas

Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian dengan Harga Pasar Rendah

2020

Harga pada sektor pertanian sering kali menjadi masalah yang dialami oleh petani dalam melakukan pemasaran produk hasil pertanian yang dimiliki. Masalah utamanya adalah harga yang terlalu rendah dipasar yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketidak seimbangan antara permintaan pasar dan stok hasil panen yang tersedia akibat masa panen, atau melemahnya daya saing komoditas buah tertentu dibandingkan dengan komoditas buah lain.

Suatu komoditas buah memiliki masa panen yang relatif sama yang menyebabkan stok hasil yang panen yang tersedia seringkali tertumpuk pada satu waktu tertentu. Hal ini akan menyababkan buah dari komoditas yang sama namun kualitasnya lebih rendah harganya akan sangat jatuh daripada buah dengan kualitas lebih rendah. Selain masa panen dari suatu komoditas buah masalah lain adalah terjadinya masa panen yang bersamaan antara beberapa komoditas buah.

Sebagai contoh adalah yang dialami salah satu petani salak di satu daerah di mana masa panen salak pada saat itu bersamaan dengan masa panen komoditas durian dan duku yang menyebabkan harga komoditas salak terutama di daerah dengan kualitas sedang ke bawah menjadi merosot bahkan bisa dikatakan gagal terjual karena pengepul sendiri tidak dapat menjualnya di pasaran akibat jatuhnya harga komoditas salak. Harga pada daerah tersebut tercatat hingga mencapai Rp. 500,- per kilogramnya dan terdapat juga petani yang gagal panen akibat buah yang terlalu matang untuk dipanen demi menunggu masa panen komoditas lain berakhir.

Selain masalah di atas masalah lain juga terjadi dimana banyak petani tidak dapat menjual hasil pertaniannya sendiri sehingga harus ada pihak ketiga yang menjualnya di lain kota. Harga yang dicatat penulis pada suatu daerah tentang buah salak sendiri penawaran pihak ketiga berkisar antara Rp.500 - Rp.2500 perkilonya di suatu daerah di mana harga 2500 sendiri terjadi apabila komoditas salak tidak berada pada masa panen jadi hanya didapatkan kuantitas panen yang kecil.  Sedangkan untuk harga jual buah yang ada dikota tertentu dapat mencapai hingga Rp. 5.000 – Rp. 10.000 dimana perbandingan harga petani dan harga pengepul juga sangat tinggi.

Lemahnya harga jual tentu sangat merugikan petani dan dampaknya petani biasanya menjual atau menyewakan lahannya atau berganti ke komoditas lain yang tentu bagi sebagian petani membutuhkan biaya yang besar. Langkah ini kemudian diberikan solusi oleh penulis di mana penulis mengusulkan langkah yang dapat diambil oleh pemerintah daerah untuk membantu sektor pertanian dengan kualitas menengah ke bawah. Pemerintah dapat berperan aktif pada sektor pertanian dengan sektor menengah ke bawah dengan melakukan pemetaan daerah mana saja yang memiliki harga pasar yang rendah dan daerah mana saja yang memiliki harga pasar yang tinggi.

Daerah dengan harga pasar yang rendah dalam sektor pertanian tentu harus menjadi perhatian pemerintah dengan memberikan pelatihan pengolahan barang mentah menjadi barang jadi. Pengolahan barang mentah ini dimaksudkan dengan hasil pertanian dengan harga yang rendah dapat diolah menjadi barang konsumsi yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Sebagai contoh adalah salak dapat dibuat menjadi kripik atau manisan yang dapat dijual pada toko-toko yang ada dan dapat dikirimkan ke luar daerah lain. Pelatihan-pelatihan tersebut kemudian dapat memanfaatkan komunitas perempuan desa yang memang berprofesi sebagai ibu rumah tangga untuk dapat mengelola hasil pertanian agar meningkat nilai jualnya.

Dampak yang diharapkan tentu saja dengan meningkatkan nilai jual hasil pertanian adalah di mana sektor pertanian kembali menjadi profesi yang tidak dipandang remeh dan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat pedesaan. Profesi pertanian juga diharapkan tetap mampu eksis dimana sektor industri saat ini sangat meningkat pesat. Dampak lainnya adalah mengurangi masyarakat di pedesaan terutama dengan perekonomian mayoritas pertanian tidak merantau kekota untuk mencari pekerjaan dan tetap di desa dengan melakukan usaha pertanian di desa. Adanya pelatihan pada sektor pertanian dengan harga jual rendah juga diharapkan mampu meningkatkan harga pada sektor pertanian dengan harga jual tinggi, di mana dengan mengolah sebagian hasil sektor pertanian akan mengurangi jumlah ketersediaan barang di pasar yang diharapkan dengan berkurangnya jumlah barang dipasar akan meningkatkan harga jual. Sektor pertanian dengan harga jual tinggi bukan merupakan target pelatihan karena diharapakan sektor pertanian dengan harga jual tinggi tetap menjaga stok hasil pertanian segar yang ada di pasar.


Komentar
--> -->