• Ufron nasroni
    Ufron nasroni
    Saya ufron nasroni lahir di ngawi 16 juni 1998, saya mahasiswa jurusan teknik industri di Universitas Teknologi Yogyakarta
Ideas

Memperdayakan Potensi Lokal Untuk Menopang Ekonomi Nasional

2020

Indonesia merupakan negara di benua Asia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004; lihat pula: jumlah pulau di Indonesia), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiridari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.

Peta garis kepulauan Indonesia, Deposit oleh Republik Indonesia pada daftar titik-titik koordinat geografis berdasarkan pasal 47, ayat 9, dari Konvensi PBB tentang Hukum Laut Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). Dengan wilayah ring of fire yang dimiliki Indonesia maka dampak positif yang dihasilkan salah satunya adalah kesuburan tanah disekitar gunung berapi dan juga pariwisata, namun yang terjadi saat ini bahwa ekonomi Indonesia malah bergantung oleh sektor yang bukan menjadi habitatnya.

"Industri manufaktur merupakan tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu menjadi sector andalan dalam memacu pemerataan terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang inklusif," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, Minggu (10/2/2019).

Berdasarkan catatan Kemenperin, industri pengolahan non migas mampu tumbuh sebesar 4,77% pada tahun 2018. Sektor yang menjadi penopangnya, antara lain industri mesin dan perlengkapan yang tumbuh 9,49%, disusul industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang tumbuh 9,42%.

Selanjutnya, kinerja gemilang juga ditunjukkan oleh industrilogamdasar yang tumbuh 8,99%, industritekstildanpakaianjadi yang tumbuh 8,73%, industrimakanandanminuman yang tumbuh 7,91%, sertaindustrikaret, barangg darig karet dan plastik yang tumbuh 6,92%.

Industri tekstil dan pakaian jadi mampu tumbuh tinggi, didukung oleh peningkatan produksi di daerah-daerah kantong sector tersebut. Sementara itu, industry logam dasar tumbuh karena dipacu oleh permintaan aktivitas konstruksi serta permintaan luar negeri yang meningkat. Sedangkan, pertumbuhan industry kulit, barang dari kulit dan alas kaki lantaran dipengaruhi oleh peningkatan permintaan luar negeri terutama produk sepatu.

"Kalau kita lihat, pertumbuhannya per sektor rata-rata masih tinggi, mereka mampu melampaui pertumbuhan ekonomi," ujar Airlangga.

Di tengah kondisi perlambatan ekonomi di tingkat global, Kemenperin optimistis memasang target pertumbuhan industry non migas sebesar 5,4% pada tahun 2019. Adapun sektor-sektor yang diproyeksi akan tumbuh tinggi, di antaranya industry makanan dan minuman , permesinan, tekstil dan pakaian jadi, serta kulit barang dari kulit dan alas kaki.

Data dari kementrian diatas tidak adanya sektor pertanian, perikanan dan pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia membuat miris, pasalnya bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber laut dan kesuburan tanahnya belum dapat memanfaatkan secara maksimal untuk menopang ekonomi nasional.

Tranformasi ekonomi yang ideal untuk Indonesia adalah tranformasi untuk kembali menjajaki sector sumberdaya alam seperti pertanian, perikanan dan pariwisata. Berdasarkan data BPS pada 2017 bahwa sektor pertanian merupakan rumah  bagi masyarakat Indonesia dalam bekerja yaitu 31,86 %. Data tersebut menunjukan bahwa masyarakat Indonesia yang bergantung kepada sektor pertanian sangatlah besar, jadi sebaiknya Indonesia tidak perlu sepenuhnya masuk kedalam perindustrian manufaktur untuk menopang ekonomi nasional yang perlu dilakukan adalah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan sumber alam yang dimilki.

Letak geografis Indonesia begitu pontensial untuk mengembangkan pertanian, perikanan dan pariwisata. Indonesia memiliki banyak gunung berapi dan tersebar di berbagai pulau-pulau seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku yang memiliki konsentrasi gunung berapi yang relatif tinggi. Risiko letusan gunung berapi memang tidak dapat dihilangkan, namun debu vulkanik dari letusan tersebut umumnya dapat membuat daerah di sekitar gunung berapi menjadi begitu subur untuk bercocok tanam. Selain wilayah pegunungan yang kaya akan unsure vulkanik, wilayah dataran rendah, dan perairan Indonesia seperti laut, sungai dan danau memiliki potensi pertanian yang tidak kalah juga. Keberagaman alam dan variasi kandungan hara antar wilayah Indonesia menciptakan keberagaman potensi pertanian antar wilayah di Indonesia. Keragaman ini selain dipengaruhi oleh kondisi alam, juga oleh budaya setempat.

Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan bahwa di setiap provinsi terdapat kegiatan usaha pertanian, tetapi dengan potensi yang beragam. Keberagaman potensi pertanian terindikasi dari produk-produk unggulan dari setiap wilayah provinsi atau pulau. Pulau Sumatera menonjol dengan komoditi unggulan Indonesia dari sector perkebunan seperti kelapa sawit dan karet. Sedangkan Pulau Jawa unggul dalam semua komoditi pertanian dari komoditi pangan, hortikultura, peternakan, maupun perikanan budidaya. Sementara di Bali dan Nusa, usaha peternakan sangat berpotensi besar, disamping tanaman pangan seperti padi dan jagung. Untuk wilayah Kalimantan, potensi hasil hutan sangat menonjol, disamping komoditi kelapa sawit. Selanjutnya, tanah di Sulawesi sangat berpotensi untuk budidaya kakaodan kelapa, yang sangat berpotensi menjadi komoditi andalan ekspor Indonesia. Untuk komoditi perikanan di Indonesia hamper berpotensi di semua pulau, karena wilayah Indonesia yang dikelilingi laut dan samudera seperti di wilayah Maluku dan Papua seluruhpulau-pulau yang dimiliki oleh Indonesia menyimpan keindahan alam yang luar biasa ini dapat menjadi basis ekonomi baru masyarakat melalui pariwisata.

Langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk memajukan ekonomi Negara adalah melakukan tranformasi industri dari manufaktur kembali kesumberdaya, karena melalui sumberdaya alamini ekonomi Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan, pemerintah harus lebih memperhatikan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata alih-alih memberikan jalan untuk membuka industri manufaktur. Jika Indonesia memaksa untuk terus mengejar sektor industri manufaktur diluar potensi alam maka kita akan terus tertinggal oleh bangsa yang memiliki potensi manufaktur yang besar seperti Jepang, Korea dan Cina. Langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan potensi alam kita dengan sebaik mungkin.

 

 


Komentar
--> -->