• ratih mukti azhar
    ratih mukti azhar
    Saya bersama teman saya, Dian Novitasari merupakan alumnus dari sekolah pasca sarjana Institut Pertanian Bogor yang saat ini melanjutkan karir masing masing sebagai Banker di PT Bank Negara Indonesia Tbk dan Akademisi di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Kesamaan visi sebagai "Puteri Banyumas" membawa kami untuk berkontribusi dalam menyumbangkan ide serta tenaga kami untuk memajukan Kabupaten Banyumas dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.
Ideas

Gula Kelapa Organik Banyumas Sebagai Upaya Diversifikasi Gula Nasional Untuk Pengembangan Pasar Lokal Terintegrasi

2019

Jumlah usia produktif penduduk Indonesia diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. Hasil proyeksi menjelaskan bahwa menjelang tahun 2030 jumlah usia produktif Indonesia akan mencapai 200 juta jiwa (68% dari populasi penduduk). Jika kenaikan tersebut tidak dibarengi dengan penciptaan lapangan pekerjaan baru maka dikhawatirkan akan menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Sehingga upaya penciptaan lapangan kerja sangat dibutuhkan.

Salah satu upaya dalam penciptaan lapangan pekerjaan baru adalah dengan memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki oleh setiap wilayah di Indonesia. Kabupaten Banyumas sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki salah satu produk unggulan dari bonus demografi tersebut yaitu “Gula Kelapa”.

Industri “Gula Kelapa” Banyumas berpeluang untuk dijadikan lapangan pekerjaan baru guna mendorong pembangunan lokal sehingga tercipta potensi pertumbuhan pasar baru. Hal tersebut dikarenakan tingginya tingkat konsumsi gula nasional yang mencapai 6 juta ton dan rendahnya produksi gula nasional yang hanya mencapai 2,5 juta ton. Keberadaan gula kelapa dapat digunakan sebagai alternatif pilihan untuk diversifikasi konsumsi gula nasional dan menekan import gula. Oleh karena itu sangat dibutuhkan munculnya industri-industri gula kelapa baru.

Palmy, di visualisasikan sebagai produk gula kelapa organik yang nantinya berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Banyumas khusunya penderes kelapa yang selama ini kesulitan dalam memasarkan produknya. Dalam menciptakan talenta pasar lokal yang menglobal, integrasi antar akademisi (berperan dalam transfer teknologi) - Pemerintah (selaku pembuat kebijakan) - Investor (Penyedia Dana) - Masyarakat (pelaku usaha) dapat dilakukan dengan maksimal. Pembentukan tim ICS (Internal Control System) sebagai fasilitator dalam hal pendampingan ke penderas kelapa sebagai upaya untuk peningkatan kualitas dan diversifikasi produk gula kelapa organik. Semua penderas diberikan pelatihan tentang cara pertanian organik yang baik dan benar. Misalnya cara memupuk dengan konsep organik, hingga bagaimana meningkatkan kualitas dan produktivitas. Wujud lain dari upaya peningkatan kesejahteraan penderes lainnya adalah dengan membeli harga 30% lebih tinggi dari pasaran dan pemberian tunjangan jika ada penderas yang mengalami kecelakaan kerja


Komentar
--> -->