• Anang Wahyudi
    Anang Wahyudi
    Riwayat Pendidikan : 1. Diploma 3 - Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro 2. Strata 1 - Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara Jurusan Manajemen Ekonomi Publik 3. Strata 2 - Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara Jurusan Manajemen Keuangan Negara Riwayat Pekerjaan : 1. Aneka Ilmu Publishing & Security Printing - Assisten Direktur tahun 2007-2010 2. Badan Pusat Statistik - Biro Umum 2010-sekarang Prestasi : 1. Duta Wisata Jawa Tengah 2. Juara 1 Lomba Desain Produk dan Iklan se Jawa Tengah & DIY
Ideas

Green-Light Village, Manfaatkan Potensi Kekayaan Lahan Desa Sendiri

2019
Green-Light Village, Manfaatkan Potensi Kekayaan Lahan Desa Sendiri

Memanfaatan Potensi dari Kekayaan Lahan Desa Sendiri

Banyaknya kawasan lereng gunung di Indonesia membuat lokasi pedesaan menjadi perhatian khusus, mengingat produktifitas penduduk di kaki gunung hanya mengandalkan dari pertanian, perkebunan dan peternakan. Sedangkan pengembangan lokasi wisata dilereng gunung masih minim karena akses infrastruktur yang relatif masih sulit serta butuhnya investasi yang besar untuk membangun area wisata.

Angka Penganguran di Desa tahun 2018 meningkat sebesar 5,34% atau setara 7,001 juta orang. Angka tersebut jika dilihat kembali terdiri dari pengangguran di desa sebesar 4,04% atau lebih tinggi dibandingkan pada periode yang sama tahun 2017 yakni sebesar 4,01% . Lapangan kerja yang relatif rendah didaerah lereng dan pegunungan karena lokasi yang jauh dengan wilayah perkotaan ditambah dengan terdapat musim gagal panen karena msuim kemarau.

Aset desa berupa tanah bengkok desa sampai saat ini belum termanfaatkan dengan optimal. Selama ini tanah tersebut hanya digunakan untuk membiayai gaji perangkat desa dan sebagian untuk operasional desa. Produk yang dihasilkan dari sektor pertanian dan perkebunan masih relatif standar dan belum memiliki nilai tambah seperti produk organik.

Ide mengenai pembangunan Desa yang lebih kreatif memanfaatkan Lahan/ Aset Desanya untuk menciptakan lapangan kerja bagi warganya sehingga menekan angka urbanisasi yang diproyeksinkan di tahun 2020 hingga 56,7 % meningkat dari 53,3 % di tahun 2015.

Inovasi harus melahirkan program ramah lingkungan

Green-Light village adalah program memanfaatkan letak geografis, potensi dan kekayaan desa untuk menjadi peluang kesejahteraan bagi warga desa. Pada konsep Green disini memiliki arti bahwa potensi pertama adalah agrobisnis dengan tema produk organik seperti  beras, sayuran, buah serta hasil ternak seperti telur, ikan dan daging yang proses pengembanganya dengan mekanisme alami. Selain itu terdapat konsep agrowisata juga menjawab permasalahan ketersediaan lahan untuk aktifitas outdoor, mengingat karakteristik masyarakat dengan iklim tropis sangat membutuhan wisata alam sebagai bentuk aktifitas berlibur.

Sedangkan konsep Light disini menawarakan bagaimana desa dapat menjadi tempat untuk edukasi/pembelajaran untuk masyarakat dari anak-anak hingga dewasa tentang sekolah iklim, geografis, bercocok tanam hingga konservasi energi. Menjadi peluang paling besar adalah festival kebudayaan hingga teknologi sehingga dapat menjadikan tempat ini menjadi mudah dikenal melalui media sosial sebagai spot yang menarik untuk berswafoto.

Konsep Agrobisnis, Lahan desa (tanah bengkok) dapat dimanfaatkan sebagai tempat budidaya tanaman organik jika dapat dimungkinkan menjadi lokasi untuk proses penambahan nilai seperti pengolahan, pengemasan hingga tempat penjualan. Selain pemanfaatan lahan desa masyarakat yang memiliki lahan yang relatif kecil memiliki peluang untuk menanam secara mandiri dengan sistem hidroponik dan ternak ruminansia kecil untuk menopang kapasitas penjualan .

Konsep Agrowisata disini dapat dilakukan dengan wisata alam yaitu proses pemetikan sayuran dan buah secara langsung serta pengelolaan peternakan. Hal ini juga memberikan rasa kepercayaan kepada masyarakat bahwa proses yang dilakukan benar-benar secara organik. Selain itu Pembangunan tempat makan/restoran dipersawahan serta dialiran sungai menjadi sensasi baru untuk menarik minat pengunjung untuk datang dan menikmati alam.

Pengembangan desa edukasi juga menjadi tren yang menarik bagi masyarakat, anak-anak sekolah hingga mahasiswa mendapat tempat edukatif di alam. Wisata edukatif ini meliputi sekolah iklim dan geografis, pertanian, perkebunan, peternakan hingga bidang energi.  Sekolah iklim dan geografis menjadi hal yang menarik dimana masyarakat dapat pendidikan mengenai perubahan iklim, cuaca yang diseuaikan dengan karakter geografisnya , sehingga masyarakat tahu bagaimana untuk menyikapi perubahan tersebut.  Peternakan dan perkebunan dapat dipelajari oleh-oleh siswa-siswi sekolah mengenai proses produksi, pembibitan hingga pengolahanya secara organik misalkan optimlasi pupuk kandang dari sisa peternakan dan sebaliknya pemanfaatan pakan ternak dari sisa pemotongan tanaman dan sayuran.  Pendidikan tentang energi adalah yang paling menarik, dimana pusat pengolaha sisa limbah peternakan yang dapat dimanfaatkan menjadi biogas menjadi energi alternatif untuk mendukung proses produksi dan penerangan di kawasan agrobisnis dan agrowisata.

Musim kemarau menjadi faktor yang penting dalam pengelolaan pertanian dipedesaan sehingga produksi yang rendah dapat mengurangi pendapatan petani dan masyarakat. Solusi alternatif kedua dari prinsip Light disini adalah adanya sebuah festival berupa pertunjukan lampu, lampion, festival modern , teater, musik indie, standup comedy, pertunjukan film dan kebudayaan serta pagelaran kesenian lokal. Hal ini yang menjadi daya tarik untuk wisatawan lokal dan berpotensi mendatangkan wisata asing. Salain itu konsep yang dapat ditawarkan adalah Illuminated Rice Field dimana lokasi terasiring dihiasi dengan cahaya lilin / lampu yang didapat disusun sepanjang alur persawahan sehingga dapat dinikmati dan dilihat berjajar rapi dari sore hingga malam hari.

Pendayagunaan untuk Menekan Penganguran dan Peningkatan Ekonomi Desa

Melalui program ini Desa memiliki potensi untuk membangun BUMDes ( Badan Usaha Milik Desa ) atau kelompok usaha masyarakat, sehingga kegiatan dan pengelolaanya dapat terorganisir dengan baik dan profesional. Secara langsung, masyarakat dapat mengelola dan menjadi bagian dalam keberlangsuhan usaha bersama ini dan Secara tidak langsung, akan muncul usaha-usaha baru di sekitar lokasi tersebut.

Sampai saat ini pemanfaatan Lahan Desa/ Tanah Bengkok masih dipergunakan untuk kebutuhan gaji dan operasional perangkat Desa. Melalui program ini Lahan Desa dapat berkembang menjadi lebih besar lagi, melalui pemanfaatan dari Agrobisnis, Agrowisata dan Tempat Edukasi serta pertunjukan Festival/Hiburan.

Kawasan Green-Light Village dapat menjadi sarana pendidikan untuk berbagai masyarakat dari anak-anak hingga dewasa serta media edukasi dan penelitian untuk akademisi dan praktisi. Manfaat yang lebih besarnya adalah dapat diperkenalkanya program dan lokasi ini ke dunia luar. Sehingga ketertarikan wisatawan asing akan festival-festival kebudayaan baik modern maupun tradisonal dapat menjadi daya tarik tersendiri dan secara tidak langsung terpublikasi melalui media sosial dan sarana informasi lainya.

Pentingnya Peran Masyarakat hingga Pemerintah

Program Green-Light village dapat diimplemantasikan melalui beberapa mekanisme dan metode, baik melalui pemerintah melalui APBN/D, BUMN/D hingga crowdfunding dari masyarakat. Pemerintah tingkat pusat/daerah dapat melakukan pendampingan hingga pendanaan.

Kolaborasi antara dinas-dinas terkait di pemerintah daerah dengan BUMD, akan memudahkan proses pembangunan hingga pendanaan. Pemerintah Daerah melalui  Dinas juga tidak selalu memberikan uang, tapi memberikan bantuan dalam bentuk akses/channeling hingga memberikan metodologi pengembangan desa. Diharapkan dengan keterlibatan pemerintah akan memudahkan proses perencanaan program hingga pelaksanaan secara baik dan sistematis. Pembentukan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) juga menjadi alternatif lain dalam proses campurtangan pemerintah pusat/daerah.

Selain bantuan dari pemerintah, masyarakat dapat melakukan program secara mandiri memalui kelompok masyarakat di Desa yang dapat bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat atau dengan sistem  crowdfunding dengan pembangunan secara bertahap, mengingat jumlah lokasi yang dibangun relatif luas dan besar. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat ini menjadi penting sebagai pembinaan dalam pengembangan Desa.


Komentar
--> -->