5 Program Stimulus PEN untuk Hidupkan UMKM

08 September 2020

Merdeka.com - Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengungkapkan, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, bahkan semenjak krisis pada tahun 1998 dan 2008 menyerang. Oleh karena itu, pemerintah menggelontorkan sebesar Rp 123,46 Triliun dalam menolong UMKM bertahan di tengah pandemi.

"Pada tahun 2008, 64 persen UMKM tidak berubah omzetnya, 31 persen menurun, 1 persen berkembang. Lalu, krisis yang terjadi pada 2008 menunjukkan pertumbuhan PDB sebanyak 5,8 persen yang didorong konsumsi rumah tangga, hal ini dikarenakan UMKM berdiri menjadi benteng pertahanan dari ekonomi," ungkap Kunta dalam sesi Webinar Indonesia Development Forum (IDF) pada Selasa (8/9).

Dalam mendukung UMKM, pemerintah sudah melakukan beberapa upaya mulai dari percepatan perizinan agar lebih sederhana lewat aplikasi single submission, pinjaman ringan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), dukungan UMKM melalui lembaga pembiayaan lewat pelebaran jangkauan pasar, serta penurunan tarif pajak PPh dari 1 persen, menjadi 0,5 persen.

Namun demikian, adanya pandemi mengubah arah perekonomian Indonesia. Hasilnya antara lain adalah terganggunya daya konsumsi, investasi yang terhambat, ekspor-impor yang terkontraksi, sampai rantai supply global yang terdistraksi. Kondisi ini tentu berbeda dengan krisis yang terjadi di tahun 1998 dan 2008, karena saat ini hampir sebagian besar UMKM sulit bertahan menangani dampak pandemi.

"Penjualannya drop lebih dari 20 persen, diikuti dengan adanya pengurangan gaji, PHK, dan jam kerja yang dikurangi. Ini menunjukkan semuanya turut merasakan dampak saat pandemi," ujar Kunta.

Selain itu, dampak ini juga dirasakan oleh lembaga pembiayaan. Sebagian besar dari lembaga pembiayaan yang mendukung UMKM mengalami gangguan likuiditas dan memiliki potensi kredit macet serta naiknya NPL. "Kerentanan UMKM ini akan terus berlanjut jika pandemi masih berlangsung lama, bahkan bisa 100 persen terkena dampaknya," ungkap Kunta.

Program Stimulus PEN Untuk UMKM

Adanya hambatan yang disebabkan oleh pandemi tidak menghentikan pemerintah untuk memutar otak. Salah satunya, melalui program stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang adalah sebagai berikut.

1. Subsidi Bunga untuk UMKM

Total subsidi bunga untuk UMKM yang dikucurkan oleh pemerintah adalah 35,28 T dengan target debitur 60,66 Juta. Syarat dari besaran subsidi bunga dapat ditentukan dari perbankan dan perusahaan pembiayaan serta lembaga penyalur kredit program pemerintah.

Untuk pinjaman sampai dengan 500 juta akan mendapatkan subsidi bunga 6 persen untuk 3 bulan pertama, lalu 3 persen untuk 3 bulan kedua. Sedangkan, bagi yang meminjam di atas 500 juta sampai 10 Miliar, subsidi bunganya akan diberikan 3 persen untuk 3 bulan pertama dan 2 persen di 3 bulan berikutnya.

Adapun jika berasal dari Lembaga Penyalur Kredit Program Pemerintah, pinjaman sampai dengan 10 juta akan mendapat subsidi sebesar bunga debitur, paling tinggi 25 persen.

2. Insentif Pajak UMKM Ditanggung Pemerintah

Selain subsidi bunga, Kemenkeu juga memberikan insentif pajak bagi UMKM, sehingga pelaku UMKM bisa menikmati fasilitas pajak penghasilan dengan final tarif 0,5 persen yang ditanggung pemerintah. Alhasil, Wajib Pajak UMKM tidak perlu melakukan setoran pajak.

"Pelaku UMKM juga tidak perlu mengajukan Surat keterangan PP 23, tapi cukup menyampaikan laporan realisasi setiap bulannya," tambah Kunta.

3. Penjaminan Kredit Modal Kerja Baru untuk UMKM

Lembaga pembiayaan PT Jamkrindo dan PT Askrindo dipercaya pemerintah untuk menjamin kredit modal kerja UMKM untuk debitur dengan plafon kredit sebanyak Rp 10 M. Dukungan pemerintah diberikan lewat pembayaran IJP, loss limit, dan PMN pada PT Jamkrindo dan PT Askrindo.

"Yang dijamin itu adalah kewajiban finansial, yang terdiri dari tunggakan pokok dan/atau bunga dari pinjaman," ujar Kunta.

4. Penempatan Dana pada Bank Umum

Hal ini dilakukan untuk percepatan pemulihan ekonomi. "Pemerintah kan punya kas, nanti kas tersebut dialokasikan kepada bank umum untuk dukungan perbankan ke sektor riil seperti ekspansi kredit." ungkap Kunta.

Adapun, bank umum yang menjadi pendukung program ini adalah Bank Mandiri, BRI, BTN, dan BNI.

5. Pembiayaan Investasi kepada Koperasi melalui LPDB KUMKM

Pembiayaan investasi ini bertujuan untuk menyelesaikan fasilitas permodalan dalam bentuk pembiayaan yang mudah dan murah. Targetnya, pemerintah bisa menjangkau hingga 266 buah koperasi dan 4,8 juta UMKM.

Cara kerjanya adalah, pembiayaan investasi kepada LPDB-KUMKM ini berguna untuk disalurkan kepada mitra Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah agar anggotanya dapat memanfaatkannya sebagai modal.

"Kami akan terus memonitor program ini dan tidak akan berhenti melakukan pengembangan. Di bulan Juli memang pertumbuhannya agak melambat, tetapi bulan Agustus, tren penyerapan positifnya mencapai 20,89 Triliun. Kalau naik terus, stimulus ini akan terpakai semuanya," tutup Kunta.

Sumber: Merdeka.com
Reporter: Theniarti Ailin


--> -->