Abstraksi
Faktor kemiskinan, minimnya pengetahuan gizi, jauhnya akses pangan, dan pelayanan kesehatan menjadi penyebab masalah gizi ibu hamil dan balita di daerah (3T) tertinggal, terpencil, dan terluar, seperti di Kabupaten Kapuas Hulu. Data laporan kasus gizi buruk di Kalimantan Barat tahun 2015 sebanyak 397 kasus dan penyebaran terbanyak ada di Kapuas Hulu, yaitu 114 kasus, diikuti peringkat kedua di Ketapang 69 kasus, dan ketiga di Kaubu Raya 30 kasus. Kasus tersebut dalam jangka panjang dikhawatirkan akan berdampak pada menurunnya kualitas dan produktivitas SDM, hingga dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, diperlukan suatu solusi alternatif baru yang dapat mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan mendekatkan jarak antara tenaga kesehatan dan masyarakat dan meningkatkan pengetahuan akan pentingnya kesehatan yaitu melalui SUZIHABA (Pasukan Gizi Ibu Hamil dan Balita) merupakan pemberdayaan yang dilakukan oleh kader yang berasal dari tukang sayur keliling menjadi kader kesehatan dalam membantu meningkatan status gizi ibu hamil dan balita. Tukang sayur bertugas memobilisasi akses pangan, membantu memonitoring status gizi, pencatatan pertumbuhan dan perkembangan balita, serta mengedukasi ibu hamil dan ibu balita mengenai pola konsumsi makanan dan asuh balita. SUZIHABA didukung sistem pencatatan berbasis android yang disediakan Dinkes setempat yang dapat diakses secara online maupun offline oleh tukang sayur untuk menginput data sehingga meningkatkan efektifitas dalam pemantaun kesehatan ibu hamil dan balita, serta mempermudah tenaga medis untuk membantu proses persalinan. Diperlukan suatu sosialisasi inovasi SUZIHABA, regulasi pemerintah terkait program kesehatan, melakukan monitoring dalam pelaksanaan, dan keberlanjutan SUZIHABA, serta kemitraan yang didukung oleh berbagai pihak lintas sektor demi terealisasikannya gagasan SUZIHABA ini.