Abstraksi
Peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil dan pulau terluar Indonesia sebagai ujung tombak dalam menjaga kedaulatan bangsa mutlak dipenuhi. Salah satunya dengan memiliki status kesehatan yang baik ditunjang pelayanan kesehatan prima. Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu faktor esensial. Namun, Riset Fasilitas Kesehatan (2011) menunjukkan bahwa terdapat 10,5% dari total Puskesmas di Indonesia belum mendapatkan akses listrik 24 jam. Diinisiasi tahun 2016, relawan dari berbagai latar belakang ilmu yang tergabung dalam gerakan Pelita Khatulistiwa berusaha menjembatani kebutuhan listrik dengan energi terbarukan guna di Puskesmas terpencil di Indonesia Pelita Khatulistiwa menggandeng seluruh lapisan masyarakat untuk turut berkontribusi melalui crowdfunding serta bekerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah, dinas kesehatan, dan swasta dalam memberikan dukungan solar cell di Puskesmas. Ada tiga tahap yang dilakukan dalam proses pemberian dukungan solar sell yakni : Feasibility study, Instalasi dan Training, serta Monitoring dan Evaluasi. Sebelum instalasi, tim akan mengkaji kebutuhan listrik Puskesmas, modal sosial dan komitmen daerah guna pemeliharaan alat berkelanjutan, serta memberikan pelatihan kepada tim pemeliharaan sehingga daerah tersebut dapat melakukan pemeliharaan mandiri. Tim juga memfasilitasi pertemuan lintas sektor membentuk Pokja Pemeliharaan sehingga masyarakat mempunyai rasa kepemilikan bersama. Hingga tahun 2017, Pelita Khatulistiwa telah memberikan akses listrik 24 jam kepada 3 Puskesmas yaitu Puskesmas Lindu, Sulawesi Tenga, Puskesmas Sarina, NTT, dan Puskesmas Karataun, Sulawesi Barat dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 15.500 jiwa. Sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Puskemas dapat dioptimalkan fungsinya. Selain itu, petugas kesehatan di Puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih memadai kepada masyarakat terkhusus di malam hari.