• Awan Diga Aristo
    Awan Diga Aristo
    Keahlian utama di bidang perencanaan pembangunan, dengan lebih dari 10 tahun pengalaman kerja di bidang desentralisasi/otonomi daerah, kebijakan publik, tata ruang dan inovasi pembangunan. Latar belakang pendidikan terakhir adalah S2 di bidang pembangunan perkotaan.
Papers

Kota Cerdas/Smart City dan Cerminan Disparitas Regional di Indonesia

2018

Abstraksi

Diantara beragam definisi mengenai konsep kota cerdas (smart city), beberapa terminologi mungkin dapat disepakati sebagai karakteristik utamanya: teknologi digital, berbagi pengetahuan, dan interaksi pemerintah-masyarakat. Karakteristik-karakteristik ini pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan efektifitas/efisiensi penyelenggaraan pelayanan publik dan memperlancar mobilitas untuk menunjang dinamika kehidupan kota. Kami berusaha memetakan sejauh mana karakteristik-karakteristik kota cerdas dimiliki oleh ibukota-ibukota propinsi di Indonesia, dan bagaimana penerimaan masyarakat terhadap perkembangan itu. Pertama, kami memetakan platform-platform informasi digital setiap ibukota propinsi (termasuk website resmi, aplikasi berbasis web, aplikasi mobile, dsb.) berdasarkan kecenderungan utama arah arus informasinya: 1) pemerintah ke masyarakat; atau 2) masyarakat ke pemerintah. Kami juga memetakan kota-kota yang membangun platform digital sesuai konteks kebutuhan khususnya. Pemetaan ini kemudian diiriskan dengan data tingkat penetrasi Internet setiap kota sebagai infrastruktur penunjangnya. Sementara untuk melihat bagaimana penerimaan masyarakat, kami akan mengambil beberapa kota sampel dan mengakses aplikasi-aplikasi mobile kota itu di GooglePlay untuk melihat berapa kali aplikasi tersebut diunduh. Tujuan kami adalah untuk memperoleh gambaran mengenai variasi bentuk interaksi antara pemerintah kota dengan warganya, disparitas dalam pemanfaatan teknologi digital untuk menunjang interaksi tersebut, dan melihat apakah karakteristik-karakteristik kota cerdas itu memang mempengaruhi kualitas penyelenggaraan pelayanan publik maupun tingkat kelayakan huni dari sebuah kota. Kami berharap untuk dapat mengambil kesimpulan mengenai peran data dan teknologi dalam konteks kota cerdas untuk menjawab isu kesenjangan pengembangan perkotaan maupun disparitas regional secara lebih umum. Pemetaan ini diharapkan dapat mendorong diskursus kota cerdas yang lebih melihat konteks/kondisi kota ketimbang sebuah konsep seragam, dan lebih mengedepankan kemanfaatan teknologi ketimbang aspek kecanggihannya.

Komentar
--> -->