Abstraksi
Latar Belakang. Ketidakhadiran petugas di Puskesmas dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Jika ketidakhadiran tidak dikelola dengan manajemen yang efektif, maka akan berdampak pada penurunan tingkat kesehatan masyarakat. Paper ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap ketidakhadiran petugas Puskesmas di berbagai wilayah Indonesia. Metodologi. Paper ini menggunakan data IFLS 2007, 2014 dan IFLS East 2012. Variabel dependen adalah ketidakhadiran petugas yang didefiniskan sebagai tidak hadirnya petugas ditempat kerja pada hari seharusnya petugas bekerja dan tidak sedang dinas luar. Variabel independen utama adalah wilayah dan jenis puskesmas, sedangkan variabel kontrol meliputi jenis kelamin, umur, jabatan, lama bekerja, bahasa daerah dan praktek diluar. Analisis menggunakan metode probit. Hasil. Berdasarkan data tahun 2007 dan 2014 ditemukan bahwa persentasi ketidakhadiran petugas mengalami peningkatan dari 7,35% menjadi 10,24%. Nilai yang lebih tinggi ditemukan pada data IFLS East 2012 sebesar 15,81%. Alasan terbesar ketidakhadiran adalah sedang tidak bertugas 60% dan ijin 5%. Hasil probit menunjukkan perbedaan yang signifikan antar wilayah. Wilayah Indonesia timur memiliki koefesien 0,69 lebih tinggi dan signifikan 1% dibanding wilayah tengah. Wilayah perkotaan memiliki koefesien 0,15 lebih rendah dibanding desa dan signifikan 1%. Variabel lain yang juga memberikan koefesien yang lebih tinggi dan signifikan adalah laki-laki, puskesmas pembantu, memiliki praktek diluar dan menguasai bahasa daerah. Kesimpulan. Ketidakhadiran petugas kesehatan di Puskesmas semakin meningkat di berbagai wilayah Indonesia. Untuk itu dibutuhkan strategi dalam manajemen Puskesmas, sehingga efektif dalam mengurangi ketidakhadiran petugas kesehatan di Puskesmas