• Adam Abraham WIwaha
    Adam Abraham WIwaha
    Adam A Wiwaha adalah seorang mahasiwa perencanaan dalam program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota. Setelah lulus dari Program Studi Pembangunan Wilayah di strata S1 nya, Adam berkesempatan mengiplementasikan ilmunya di Bappenas sebagai Tenaga Teknis Bidang Pengembangan Kawasan Perbatasan selama dua tahun. Untuk memperkaya ilmu dan mendapat perspektif lain tentang perencanaan, maka Adam mengambil program S2 tersebut.
Papers

Alternatif Model Perencanaan untuk Pembangunan Kawasan Perbatasan Negara

2018

Abstraksi

Kawasan Perbatasan Negara membutuhkan afirmasi untuk dapat berkembang. Namun demikian proses perencanaan pembangunan yang digunakan untuk membangun perbatasan tidak begitu berbeda dengan perencanaan – perencanaan lainnya. Model perencanaan rasionalistik dan strategis digunakan sebagaimana yang ada di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Tata Ruang. Kajian ini bertujuan memberikan alternatif model perencanaan yang dapat digunakan untuk membangun Kawasan Perbatasan Negara. Model perencanaan diperoleh melalui studi literatur yang dapat menjelaskan model – model perencanaan yang diturunkan mulai dari paradigma positivism hingga paradigma fenomenologi. Model perencanaan yang didapatkan akan disesuaikan dengan karakteristik Kawasan Perbatasan Negara, dalam hal ini 10 Pusat Kawasan Strategis Nasional (PKSN) yang merupakan pusat pertumbuhan, pelayanan, dan simpul distribusi. Model perencanaan dari paradigma positivism dan rasionalistik dianggap terlalu dominan pada aspek guna lahan dan kurang dapat memahami aspek sosial dan ekonomi. Sementara itu model perencanaan yang diturunkan dari paradigma pragmatis cenderung fokus pada pemecahan permasalahan jangka pendek sehingga dianggap gagal menjawab tantangan yang datang di masa mendatang atau konsekuensi yang mungkin ditimbulkan dari perencanaan itu. Model perencanaan dari paradigma fenomenologi berusaha memasukan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Namun demikian sering ditemukan bias didalamnya karena adanya intervensi politik dan perilaku tokenism di tengah partisipasi masyrakat. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa setiap model perencanaan tersebut memiliki kekurangan untuk dapat diimplementasikan dalam membangun perbatasan. Mengadaptasi dari model kerangka kerja logis milik Alexander Ernest akan dicoba untuk diterapkan dalam pembangunan PKSN di perbatasan. Model perencanaan akan menggabungkan berbagai model dengan prinsip komplementaritas untuk mengatasi kekurangan dari setiap model.

Komentar
--> -->