Abstraksi
Latar Belakang: Stunting ialah salah satu kondisi malnutrisi kronis yang dapat menyebabkan kematian pada anak balita. Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016, secara nasional prevalensi balita stunting ialah 21,7%, prevalensi balita stunting naik menjadi 29,6% dalam PSG 2017. Sementara di tahun 2017 prevalensi baduta stunting di Kalimantan Timur ialah 22,8 % , Samarinda termasuk kota yang mengalami kenaikan angka prevalensi stunting sebesar 30% dari prevalensi tahun lalu. Terdapat perbedaan penyebaran anak stunting di beberapa kelurahan yang memiliki risiko kesehatan lingkungan yang berbeda. Tujuan: Mengetahui hubungan kesehatan lingkungan dan higiene pola asuh ibu terhadap kejadian stunting pada bayi usia 6-36 bulan di dua kelurahan yang memiliki derajat risiko kesehatan lingkungan berbeda di Samarinda. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menggunakan desain penelitian case-control yang bersifat retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dengan ibu bayi. Sampel berjumlah 15 pada tiap kelompok kasus dan kontrol menggunakan purposive sampling dengan total jumlah sampel 30. Hasil: Ada hubungan antara kesehatan lingkungan, higiene pola asuh dengan kejadian stunting pada bayi usia 6-36 bulan. Implikasi: Kesehatan lingkungan dan higiene pola asuh merupakan faktor risiko kejadian stunting. Diperlukan penyediaan jamban sehat dan pencerdasan pola hidup bersih dan sehat untuk mengintervensi stunting.