Mengukur Kesiapan Digital untuk Pemberdayaan Kearifan Lokal

Abstraksi

Meskipun jumlah UMKM sudah menembus angka 60 juta, baru 8% yang sudah memanfaatkan platform online. Jika dilihat lebih lanjut, akan ditemukan bahwa sebagian besar pengguna platform online masih berasal dari kota besar. Kesenjangan antara pelaku bisnis di kota besar dan terpencil juga masih tinggi karena akses yang belum merata. Oleh karena itu, penting untuk mengukur besarnya tingkat literasi digital untuk mengetahui daerah mana saja yang menjadi focus pembangunan, mulai dari aspek pengtahuan sumber daya manusia, infrastruktur digital, kemampuan adaptasi terhadap perubahan. Metode penelitian berupa survey untuk menentukan index tingkat kesiapan digital suatu daerah melalui penyederhanaan indicator dari IMD World Digital Competitiveness Ranking 2017. Aspek yang dinilai yaitu training dan edukasi, jumlah penetrasi internet, kepemilikan smartphone, hingga integrasi teknologi dalam sistem bisnis. Data penelitian berupa data primer yang akan diambil dari survey terhadap para pelaku UKM di 34 provinsi. Hasil penelitian ini akan berupa pemetaan tingkat kecakapan digital dan dapat membantu pemerintah menentukan prioritas pembangunan infrastruktur digital untuk masing-masing daerah. Salah satunya yaitu dengan menghadirkan wadah berupa pojok digital di setiap kota, dimana para pelaku usaha bisa belajar mengani digitalisasi bisnis sesuai tingkat kesiapan digitalnya. Selain itu, mereka juga bisa belajar dari sesama pelaku UMKM yang sudah go online terlebih dahulu. Dengan demikian, daerah dapat memberdayakan kearifan lokalnya sembari berlari mengejar ketertinggalan dari kota maju dengan mengintegrasikan teknologi.