Abstraksi
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memaparkan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan melalui kegiatan kampung tanggap batuk di wilayah kerja Puskesmas Masalle Kab. Enrekang, Sulawesi Selatan. Hal ini dilatarbelakangi sulitnya akses ke semua wilayah kerja, keterbatasan jumlah tenaga, sarana dan prasarana yang tidak mendukung serta tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang sehingga penemuan kasus batuk (ISPA/Pneumonia, asma dan TB) kurang optimal. Kegiatan kampung tanggap batuk melibatkan lintas sektor dan lintas program menggunakan metode berantai dengan membentuk kader. Kader dibekali pengetahuan tentang penyakit-penyakit batuk kemudian mencari minimal 2 orang penderita batuk dan diberikan edukasi tentang penyakit batuk. Selanjutnya kedua penderita diharapkan menemukan 2 orang penderita lainnya dengan tetap memberikan edukasi dan seterusnya. Kemudian penderita dilaporkan kepada kader dan diteruskan ke tim KTB setiap bulannya kecuali pada kasus gawat darurat dilaporkan segera untuk mendapatkan penanganan yang optimal. Disamping itu, masyarakat akan diberikan penyuluhan setiap bulannya. Kegiatan ini telah berjalan sejak tahun 2017 dan telah diperoleh 317 penderita ISPA, 4 penderita pneumonia, 2 penderita asma dan 5 penderita TB dan tidak ada kasus kematian bayi balita terkait batuk. Hasil penemuan kasus metode berantai jauh berbeda dengan metode penemuan kasus pasif yang dilakukan sebelumnya. Selain itu, masyarakat perlahan menerapkan pola hidup sehat dan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman obat keluarga yang digunakan sebagai obat pertolongan pertama sebelum ke Pustu/Puskesmas. Hal ini mendukung fokus pelayanan primer di Puskesmas ke upaya promotif dan preventif.