Abstraksi
Kontribusi perekonomian daerah bagi perekonomian nasional sangat beragam. Semakin ke Timur, makin kecil kontribusinya. Pulau Papua saat ini memiliki ketimpangan paling tinggi walau memiliki kekayaan sumber daya alam dan sosial-budaya. Maraknya upaya industrialisasi pertanian dan perikanan di provinsi Papua dan Papua Barat, seharusnya memberi dampak pada kesejahteraan ekonomi petani dan nelayan. Berbagai pendekatan pemberdayaan yang dilakukan oleh pilot program pilot dari hibah luar negeri, menghamparkan banyak pembelajaran. Paparan ini akan menjelaskan tantangan dan beberapa kasus (kualitatif) yang terjadi di beberapa lokasi prioritas Program Pembangunan Desa Mandiri (PPDM). Program di bawah koordinasi Kementerian Desa PDTT yang didukung pendanaan International Fund for Agricultural Development (IFAD) ini menyajikan kompilasi data kuantitatif dan komparasi/analisa (before and after) intervensi pemberdayaan masyarakat. Pembelajaran 13 kabupaten di 2 provinsi dampingan PPDM tersebut memberikan catatan kritis, verifikasi, hingga rekomendasi atas implementasi kebijakan nasional yang terkait dengan pemberdayaan, peningkatan kesejahteraan masyarakat (petani dan nelayan) bahkan sebagai potensi sumber pendapatan mandiri di daerah. Tidak sedikit hambatan yang dihadapi aparat kampung dan masyarakat (kelompok tani dan BUM-Des/Kam) dalam merencanakan, melaksanakan dan memantau usaha produktif pertanian, maupun optimalisasi dana desa. Pada konteks itu, transfer of knowledge tentang pentingnya keterpaduan pendekatan serta rekomendasi kongkret, khususnya pada lintas sektr kebijakan, kelembagaan, pendanaan, hingga aspek advokasi kebijakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa/kampung di berbagai pelosok (apalag Tanah Papua) sangat diperlukan. Demikian pula efektivitas program pilot hibah (ataupun dengan skema hutang lunak) luar negeri perlu ditelaah lebih mendalam. Hal ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi penyusunan RPJMN 2020-2024 mendatang.