Kawasan Industri Kompetitif Butuhkan Kolaborasi Berbagai Pihak

2021

JAKARTA - Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, visi Presiden-Wakil Presiden RI yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat dan mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Transformasi jadi kunci dasar untuk arah pembangunan dan perkembangan investasi dan produksi untuk Indonesia. Untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,7-6 persen, dibutuhkan investasi sebesar Rp 35,2-Rp 35,4 triliun sepanjang 2020-2024 dengan kontribusi PMA atau PMDN sebesar 17,7 persen atau kira-kira Rp 5,6-Rp 5,7 triliun.

Kawasan industri yang kompetitif punya strategi untuk menarik investasi, strateginya membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, yaitu akademisi, komunitas, kawasan industri, pemerintah, pelaku usaha. Dengan pelibatan beberapa pihak diharapkan menarik investasi yang berkualitas, mendorong ekspor, membawa teknologi, dan memperhatikan lingkungan. 

Stakeholder yang saya sebut, kementerian/lembaga dan pemerintah daerah harus bisa membuat policy yang membuat iklim investasi Indonesia menjadi iklim investasi kondusif. BKPM mempunyai peran untuk ease of doing business kita dalam ranking lebih tinggi lagi, sementara kita di peringkat 73. Kemudian, kawasan industri ini harus membuat kawasan yang kompetitif. Nah dari situ, pelaku usaha bisa dari dalam negeri atau luar negeri. Peran investor domestik, selain menjadi investor langsung, dia juga bisa menjadi partner kepada investor asing,” tutur Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan dalam Inspiring Session Road to Indonesia Development Forum (RIDF), Selasa (29/6).

Sementara itu Darmono mengatakan Indonesia memiliki kelebihan yaitu memiliki tanah yang murah tetapi infrastruktur masih kalah jauh dari negara lain. Ia menekankan Singapura merupakan kawasan industri paling mahal tetapi tetap dikejar investor karena mempunyai kepastian hukum, keamanan, dan convenience. “Saya mengadakan survey ke negara-negara lain, yang paling sukses itu kawasan industri Singapura. Harganya paling mahal. semuanya serba mahal tetapi orang tetap memilih Singapura. Indonesia tidak dilirik. Kesimpulan saya adalah Singapura begitu kompetitif karena mereka menawarkan sesuatu yang semua negara lain tidak bisa menyamai,” kata Setyono Djuandi Darmono, Chairman & Founder Jababeka Group.

Saat ini, pemerintah juga sedang mengembangkan proyek gas di Bintuni. Bintuni salah satu proyek yang didorong pemerintah memanfaatkan sumber daya gas di Papua. “Gas kita manfaatkan memproduksi pupuk dan metanol, dan bahan kimia lainnya. Ini kita lihat memang potensi untuk nilai tambah sangat besar, hal ini untuk memanfaatkan gas yang ada di timur untuk mengembangkan ekonomi di timur. Sehingga muncul sentra ekonomi dengan adanya kegiatan investasi di petrokimia. Kami mengacu industri di Bontang, Kalimantan Timur yang saat ini berkembang,” kata Direktur Industri Kimia Hulu, Kementerian Perindustrian, Fridy Juwono.

Belajar dari Batam, awalnya Batam hanya sebuah pulau nelayan dengan 6000 jiwa. Lalu dikembangkan menjadi kota industri dengan infrastruktur modern yang berhasil menarik investasi dalam dan luar negeri, migrasi penduduk, pariwisata, pelajar, dll. “Batam itu dibuat dari nol. Tidak ada infrastruktur yang menarik pada saat itu. Makanya pada saat itu, fasilitas air bersih dibangun, dan Batam seharusnya tidak pantas menjadi kota besar karena keterbatasan air jadi dibangunlah waduk dan estuary dam, estuary dam pertama di Indonesia. Listrik pada saat itu belum ada PLN, dan kapasitasnya sekarang sudah lebih dari cukup,” tutur Kepala Bidang Pengembangan dan Kerjasama Usaha BP Batam Irfan Syakir Widyasa.

Irfan menambahkan untuk 3 tahun ke depan, Batam akan menambah 2000 megawatt dari energi terbarukan. Jalanan di Batam juga dibuat sangat lebar, agar pengembangan apapun terakomodir. Juga, landasan pacu di airport Batam adalah yang terpanjang di Indonesia, 4 km lebih. Sarana sosial seperti rumah sakit, pemadam kebakaran, dll.


Komentar
--> -->