• Dyah Kusumaning Ayu Putrilani
    Dyah Kusumaning Ayu Putrilani
    Nama : Dyah Kusumaning Ayu Putrilani Tempat, tanggal lahir: Boyolali, 20 Desember 1996 Riwayat Pendidikan: 1. MIM Muhammadiyah Congol 2. SMP N 1 Simo 3. SMK Bhinneka Karya 1 Boyolali (Akuntansi) 4. Universitas Sebelas Maret (Ekonomi Pembangunan) Riwayat Organisasi: 1. Bendahara Remaja Masjid (2014) 2.Staf Kreatif LSO Deteksi Kopma UNS (2015) 3. Staf Humas Kopma UNS (2016) 4. Staf Bulletin HMJ EP UNS (2016) 5.Pengawas Kopma UNS (2017) Pengalaman: 1. Mahasiswa Didanai program wirausaha muda UNS 2017 2. Surveyor BI cabang Surakarta 2017 3. Mitra BPS Kota Surakarta 2018 4. Tim SSH & ASB Kota Surakarta 2018
Papers

Keseimbangan Indikator Ekonomi dan Indikator Sosial dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat di Seluruh Wilayah

2018

Abstraksi

Pembangunan Nasional memiliki tujuan Kesejahteraan Masyarakat. Data BPS tahun 2011-2016 menunjukkan sebesar 59% Produk Domestik Bruto masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat, utamanya di wilayah Timur. Akan tetapi, IPM 25 Provinsi masih dibawah IPM Nasional. Hal ini yang menjadi latar belakang pentingnya pengukuran apakah pembangunan yang dilakukan telah diikuti dengan masyarakat sejahtera disetiap provinsi. Hasil perhitungan menunjukkan jumlah provinsi berstatus Relatif Tertinggal menurun, Ketimpangan antar wilayah dan provinsi menurun. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak berhubungan positif dengan kesejahteraan masyarakat. Analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa selama tahun 2011-2016, 18 provinsi berstatus Berkembang Cepat. Daerah maju dan cepat tumbuh 3 provinsi, Daerah Maju Tetapi Tertekan sebanyak 4 provinsi, sedangkan 8 provinsi berstatus Relatif Tertinggal. Berdasarkan Indeks Theil diketahui bahwa ketimpangan Indonesia lebih banyak diakibatkan ketimpangan antar provinsi dibandingkan ketimpangan antar wilayah. Hasil perhitungan Korelasi Pearson menunjukkan hubungan negatif dan signifikan antara pertumbuhan ekonomi dengan 4 variabel kesejahteraan antara lain: Indeks Pembangunan Manusia, Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rerata Lama Sekolah, namun terjadi hubungan tidak signifikan dengan Pengeluaran Per Kapita. Analisis menunjukkan belum semua provinsi memiliki hubungan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang signifikan. Artinya, pembangunan Pusat Pertumbuhan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, akan tetapi belum menjamin kesejahteraan diseluruh aspek kehidupan masyarakat di setiap provinsi. Pemerintah seharusnya mengubah pola fikir tentang indikator utama pembangunan. Pembangunan hendaknya memperhatikan indikator ekonomi dan sosial dengan seimbang. Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat memicu peningkatan produktivitas ekonomi nasional, jadi pembangunan dengan melihat indikator sosial merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

Komentar
--> -->