• Nugraha Pukuh
    Nugraha Pukuh
    Aparatur Sipil Negara pada Badan Pusat Statistik sejak tahun 2008 setelah menempuh pendidikan Diploma IV di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta jurusan Statistik Kependudukan. Saat ini sedang melanjutkan studi pada Magister Ekonomi Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Indonesia
Papers

Pendidikan Untuk Semua : Dua Dekade Pengukuran Ketimpangan Pendidikan di Indonesia

2018

Abstraksi

Pendidikan berkualitas dan layak untuk semua orang menjadi salah satu tujuan dari SDGs. Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana sebesar dua puluh persen dari APBN untuk mewujudkan tujuan tersebut. Namun, apakah saat ini setiap warga negara telah memperoleh akses pendidikan yang sama. Studi ini bertujuan melihat kondisi ketimpangan pendidikan di Indonesia periode 1996-2016 menggunakan Education Gini Coefficient serta analisis dekomposisi. Dekomposisi ketimpangan pendidikan dilakukan menurut wilayah (provinsi dan pulau), status tempat tinggal (desa-kota), gender dan kelas ekonomi penduduk. Data yang digunakan adalah lama sekolah individu, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang bersumber dari BPS. Hasil yang diperoleh yaitu secara umum ketimpangan pendidikan menurun selama dua dekade terakhir. Namun jika dipartisi menurut kelompok penduduk maka ketimpangan pendidikan daerah perdesaan masih lebih tinggi dibandingkan perkotaan, ketimpangan di Indonesia Timur masih lebih tinggi dibandingkan Indonesia Barat, dan ketimpangan pendidikan semakin tinggi pada penduduk kelompok ekonomi rendah. Sementara capaian pendidikan dari sisi gender hampir tidak ada perbedaan. Kontributor terbesar bagi ketimpangan pendidikan di Indonesia adalah kesenjangan akses pendidikan antar kelas ekonomi penduduk. Selanjutnya, hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah dengan ketimpangan pendidikan tinggi cenderung memiliki rata-rata lama sekolah yang rendah. Wilayah-wilayah tersebut antara lain Provinsi Papua, NTT, NTB, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Bangka Belitung. Peningkatan akses pendidikan di pedesaan serta pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketimpangan pendidikan di Indonesia. Selain itu juga akses pendidikan yang lebih mudah dan murah diperlukan bagi kelompok penduduk menengah ke bawah.

Komentar
--> -->