• Vidyahwati Tenrisanna
    Vidyahwati Tenrisanna
    Lulus sarjana Sosial Ekonomi Peternakan (1998) Universitas Hasanuddin. Makassar, lulus Master of Economics (2006) di James Cook University Australia, lulus Doctor of Philosophy (2016) di University of Southern Queensland, Australia.
Papers

LAHAN PENGGEMBALAAN SAPI UMUM DESA UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PERCEPATAN SWASEMBADA DAGING SAPI DI INDONESIA

2018

Abstraksi

Budidaya sapi potong di Indonesia sudah dilakukan secara turun temurun yang manajemen pemeliharaannya bukan lagi merupakan masalah bagi peternak. Namun, hingga saat ini Indonesia masih belum mampu swasembada daging sapi. Permasalahan utama bagi peternakan rakyat adalah kurangnya lahan penggembalaan, akibat perubahan lahan menjadi perumahan, industri dan usaha lainnya. Dengan mahalnya harga sapi saat ini, peternak berusaha mempertahankan usahanya, tetapi akibatnya usaha mereka semakin sulit, karena mereka menggembalakan sapi di tempat-tempat pembuangan sampah dan lingkungan perumahan, yang terkadang menimbulkan konflik dengan pemilik lahan. Tujuan dari studi ini adalah menganalisis usulan program pengadaan lahan penggembalaan sapi umum setiap desa untuk peningkatkan pendapatan masyarakat dan pencapaian swasembada daging sapi. Studi ini mengusulkan, bahwa pada setiap pemerintahan tingkat desa perlu menyediakan lahan perumputan/penanaman rumput gajah sekitar 10 hektar/desa baik dengan membeli maupun sewa lahan. Menurut PP Menteri Dalam Negeri No. 56 tahun 2015 terdapat 74.754 desa di Indonesia. Studi ini menganalisis jumlah sapi yang akan dihasilkan serta jumlah tenaga kerja yang dapat diserap pada lahan penggembalaan sapi. Hasil analisis menunjukkan, dengan lahan seluas 10 hektar/desa, akan terjadi peningkatan produksi sapi sebanyak 14.950.800 ekor/tahun. Jika kekurangan sapi di Indonesia sekitar 1.300.000 ekor/tahun, maka proyek ini hanya membutuhkan tingkat keberhasilan 8,7 persen untuk menjadikan Indonesia swasembada sapi. Selanjutnya, dengan prediksi biaya 1 juta/ekor,dengan harga rata-rata jantan dan betina Rp. 7.000.000/ekor dan ditetapkan pendapatan seorang tenaga kerja adalah Rp. 3.000.000//bulan, maka program ini dapat memperkerjakan 33 orang setiap desa atau 2.466.882 orang seluruh Indonesia.

Komentar
--> -->