Jalur Pertumbuhan Baru untuk Indonesia: Memanfaatkan Klaster Inovasi dan Transformasi Bisnis Usaha Kecil

Abstraksi

Ketika sejumlah negara sudah mengalami atau saat ini berada di jalur cepat pertumbuhan ekonomi, Indonesia masih belum. Indonesia juga masih seperti berada di persimpangan jalan dalam beberapa hal, misalnya, apakah Indonesia masih memilih mengembangkan bisnis berbasis upah murah ataukah sudah siap untuk mengandalkan pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi? Dalam hal ini, Indonesia perlu suatu jalur pertumbuhan baru. Metodologi riset untuk ini dilakukan melalui studi literature/data sekunder yang nantinya menghasilkan model baru jalur pertumbuhan Indonesia. Berdasarkan Global Innovation Index dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia masih berkutat pada ranking 80-an, manakala Tiongkok dan Malaysia, misalnya, mampu melompat lebih tinggi dan saat ini masing-masing sudah mampu berada di ranking 25 dan 35 (untuk tahun 2017). Pengungkit dari tingginya lompatan kedua negara tersebut secara singkatnya adalah capaian pendidikan tinggi mereka yang luar biasa terutama dari sisi riset dan publikasi. Itu nantinya akan bermuara pada inovasi bisnis yang dijalankan pelaku usaha. Justru di sinilah letak jalur pertumbuhan baru untuk Indonesia. Sudah saatnya kita memulai dari produksi riset-riset yang memberikan solusi pada masalah riil yang dihadapi masyarakat. Lebih lanjut, hasil riset tadi diadopsi oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia dalam suatu kerangka dinamaan klaster inovasi. Di sini, pelaku UMKM yang telah diseleksi untuk bisa mengadopsi inovasi, wirausaha social dari pendidikan tinggi, pembuat kebijakan, dan konsumen berinteraksi dan bersinergi sekaligus melakukan pertukaran. Beda dari sejumlah negara maju, klaster inovasi ala Indonesia tidak (semestinya) mahal dan bisa diaktifkan segera.