• Madjid Sallatu
    Madjid Sallatu
    Madjid Sallatu adalah Koordinator JiKTI/BaKTI, Pensiunan Dosen Fak Ekonomi Univ. Hasanuddin, Makassar. Lahir di Sengkang, 13 Juni 1948
Papers

SEKTOR BASIS PERTANIAN: SOLUSI KETIMPANGAN DI SULSEL

2018

Abstraksi

Satu dekade terakhir, prestasi pertumbuhan ekonomi yang konsisten tinggi di Sulsel harus dibayar dengan ketimpangan yang sudah mencapai titik mengkhawatirkan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga meningkatkan skala perekonomian secara signifikan, sehingga dampak ketimpangannya lebih besar. Pertumbuhan yang tinggi tersebut sebenarnya tidak memiliki pondasi yang kuat pada sektor basis pertanian, apalagi sumber-sumber pertumbuhan mulai menampakkan tanda-tanda kejenuhan. Artinya, ke depan, strategi pembangunan ekonomi Sulsel perlu dicermati kembali. Perhatian patut diarahkan pada permasalahan ketimpangan diseputar sektor basis yang tidak berdimensi tunggal, yang telah mencakup ketimpangan antar sektor ekonomi, antar golongan pendapatan, dan antar daerah di Sulsel. PDRB per-kapita Sulsel dalam satu dekade terakhir meningkat hampir tiga kali lipat, namun hal tersebut juga dibarengi oleh angka rasio gini yang trennya terus meningkat. Kota Makassar bertumbuh sangat pesat hingga telah mencapai sepertiga perekonomian Sulsel, sementara masih terdapat beberapa kabupaten yang tercatat hanya memiliki peranan sekitar satu-dua persen. Sektor pertanian sebagai sektor basis bertumbuh lebih rendah dibandingkan dengan sejumlah sektor ekonomi potensial lainnya, itupun secara terbatas hanya ditopang oleh beberapa komoditas andalan. Hal ini mengindikasikan bahwa Sulsel perlu menyorot secara lebih fokus sektor basisnya. Data sensus pertanian 2013 telah menginspirasi bahwa pemecahan masalah ketimpangan di Sulsel perlu diarahkan pada rumah tangga petani pemilik lahan kurang dari 0,5 HA, yang mencakup 37,54 persen dari 980.946 rumah tangga. Komoditas andalan telah menjadi perangkap, sehingga tidak cermat memahami sektor basis ini. Bahkan, tidak berlebihan jika dikatakan sebagai salah satu sumber ketimpangan itu sendiri.

Komentar
--> -->