Abstraksi
Indeks Pembangunan Manusia(IPM) Papua Parat sejak 3 tahun terakhir berada pada urutan tiga terbawah dari 34 propinsi di Indonesia. Mengatasi kesenjangan tersebut, pemerintah memiliki program membangun dari wilayah timur, salah satu tolok ukur pembagunan wilayah dapat di lihat dari identifikasi ekonomi regional. Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan serta kemiskinan di perdesaan telah mendorong upaya-upaya pembangunan di kawasan perdesaan.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan konsep dan strategipengembangan wilayah berbasis komoditas lokal. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan menghitung potensi sumberdaya alam secara kewilayahan berupa Growth Share, Location Quotient dan menggunakan analisis SWOT dalam menentukan prospek pengembangan. Hasil penelitian ini menujukan Propinsi Papua Barat memiliki potensi SDA pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kondisi fisik alam, pertambangan maupun industri pengolahan hasil pemanfaatan SDA bahkan kehutanan. Potensi tersebut diturunkan kedalam konsep minapolitan, agropolitan, dan pariwisata pada empat sub pengembangan wilayah yaitu pada Kabupaten Manokwari(Pusat Industri, perikanan tangkap, pertanian dan kehutanan), Kota Sorong(tambang, perikanan dan jasa), Kabupaten Raja Ampat(Konservasi dan Ekowisata) dan Kabupaten Fakfak(Kehutanan dan Industri.