Abstraksi
Kelembagaan petani sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Di wilayah perbatasan Kabupaten Malaka, pertanian selain sebagai dasar stabilitas nasional juga menjadi dasar pembangunan ekonomi dan sosial. Dan untuk mendorong sektor pertanian khususnya tanaman pangan Pemerintah Daerah membuat suatu program yang disebut Program Revolusi Pertanian Malaka (RPM). Tantangan keberlanjutan program dipengaruhi oleh berbagai permasalahan yang dihadapi di wilayah perbatasan yakni ketertinggalan, kemiskinan, serta keterbatasan sarana prasarana pelayanan publik, terutama infrastruktur fisik dan kelembagaan. Kelembagaan petani diharapkan dapat mampu membantu petani keluar dari persoalan kesenjangan ekonomi namun sampai saat ini belum berfungsi secara optimal. Kenyataannya memperlihatkan kecenderungan masih lemahnya kelembagaan petani serta besarnya hambatan dalam menumbuhkan kelembagaan pada masyarakat petani. Disisi lain, petani dihadapkan pada tantangan globalisasi dan liberalisasi ekonomi yang sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan, diperlukan penguasaan teknologi pertanian yang memadai dan kemampuan bersaing petani untuk mampu bertahan. Penelitian ini ingin memahami urgensi kelembagaan petani dalam mendukung pelaksanaan Program RPM. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Malaka Tengah. Pendekatan yang digunakan adalah menggunakan metodologi kualitatif. Penentuan narasumber menggunakan metode purposive sampling dengan strategi yang digunakan adalah snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan menggabungkannya dalam metode triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tantangan kelembagaan petani di Kecamatan Malaka Tengah dipengaruhi oleh rendahnya kapasitas petani baik dari tingkat pendidikan, pengalaman, penguasaan teknologi, dan motivasi dalam berorganisasi. Sehingga Penguatan dan pengembangan kelembagaan petani di wilayah perbatasan Malaka untuk menunjang pelaksanaan Program Revolusi Pertanian penting untuk diperhatikan.