Abstraksi
Setelah berakhirnya era emas hijau pada era 80 dan 90 an yang hilirnya mengalir ke Kuching Sarawak, memang tidak banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat karena terbatas akses dasar jalan, jembatan dan telekomunikasi yang saat ini sebagian besar angkatan kerjanya 80% tidak tamat atau hanya tamat sekolah dasar.Fakta saat ini, dimana kabupaten Sambas yang berlabel 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) menyebabkan banyak SDM mengalir ke negara tetangga Kuching Sarawak untuk bekerja sebagai buruh kasar di perkebunan, kontruksi, jasa/perdagangan serta asisten rumah tangga. Diresmikannya PLBN Aruk( Sambas-Kuching) yang sekaligus merupakan wilayah PKSN dengan tujuan untuk menciptakan pusat tumbuh perekonomian perlu diupayakan dengan langkah nyata dilapangan demi mengurangi ketergantungan serta dominan nya negara tetangga dalam menyerap sumberdaya( alam, devisa dan manusia). Dimana, saat ini kelihatan sekali Kuching Sarawak cendrung menyedot devisa karena punya daya tarik dalam hal : bekerja,rekreasi/wisata,berbelanja, sekolah dan berobat. Searah dengan Nawacita presiden untuk membangun Indonesia dari pinggiran, PLBN/PKSN Aruk Sajingan dirasakan sangat strategis untuk direvitalisasi fungsi demi pembangunan berkelanjutan di wilayah yang relatif tertinggal jauh dan terisolir agar menjadi kawasan yang menarik tidakhanya oleh orang domestic, tetapi juga bagi wisatawan dan pebisnis Internasional. Pusat pertumbuhan diarahkan sebagai ‘centre of marketing’ atau tempat etalase produk unggulan/umkm daerah yang selama ini tidak kompetitif karena jauhnya jarak ke pusat ekonomi Pontianak dan Jakarta, sekaligus mendorong orang untuk melakukan pertemuan bisnis, bertransaksi dagang, informasi potensi bisnis dan tenaga kerja serta perjalanan wisata.