Abstraksi
Permasalahan tidak ada kesesuaian antara penyedia kerja dan tenaga kerja adalah masalah keahlian dan keterampilan. Hasil survey kebutuhan pasar tenaga kerja di kabupaten Sukabumi memperlihatkan bahwa penyedia lapangan kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang ahli dan terampil sulit didapatkan. Potensi pengembangan bisnis yang begitu besar tidak diikuti oleh ketersediaan SDM yang handal untuk mengelolanya. 65 LPK yang ada di Kabupaten Sukabumi masih memberikan training dengan materi serta teknologi kurang inovatif. Hal ini berdampak pada pasar tenaga kerja yang ada diisi oleh tenaga kerja dari luar Sukabumi. EOE – SAKU ( Empowerment opportunity for Equal – Siap Kerja Siap Wirausaha) salah satu program yang dikembangkan oleh USAID-Kemenristekdikti- Coca Cola Foundation – Dompet Dhuafa mencari model program vokasi yang cepat untuk mentraining para pemuda siap masuk kerja atau siap usaha. Model program singkat selama 3 bulan terdiri dari : 1) pelaksanaan training soft skill, 2) traning kewirausahaan, 3) training keterampilan serta 4) proses magang (internsip), menghasilkan capaian 52% pemuda yang terseleksi bisa mendapatkan pekerjaan. Permasalaha yang timbul adalah sejuah mana kesesuaian antara keterampilan yang didapatkan dengan pekerjaan. Hal ini perlu diuji dengan proses magang yang dikerjasamakan dengan parusahaan yang akan membutukan tenaga kerja terlatih. Kemitraan antara pemerintah mulai dari desa sampai provinsi, aosiasi perusahaan dan industri serta para pelaku bisnis perusahaan sekala besar, LPK-BLK menjadi kesuksesan dalam model ini.