• yunita permatasari
    yunita permatasari
    Saya peneliti di Pusat Kajian Kebijakan dan Penerbangan Antariksa - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), pada tahun 2018 mengikuti collaboration class among Indonesia University and Melbourne University, pada tahun 2019 melakukan presentasi di International Astronautical Congress - USA.
Papers

Strategi Peningkatan Kesadaran Partisipasi Pendidikan Masyarakat Pedesaan

2019

Abstraksi

Kondisi geografis Indonesia yang berupa negara kepulauan menjadikan pembangunan merata sebagai tantangan khas. Namun, Indonesia akan memiliki kesempatan besar dalam mendorong pembangunan tersebut melalui bonus demografi yang diprediksi hingga tahun 2040. Maka, hal tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai pendorong pembangunan Indonesia untuk mencapai tujuan negara dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian, Indonesia pun akan dapat lebih berkontribusi bagi ketertiban dunia khususnya pembangunan berkelanjutan. Akan tetapi, kualitas modal manusia Indonesia masih menunjukkan kesenjangan yang cukup jauh antara kawasan desa dan kota. Padahal, Indonesia sebagian besar masih didominasi oleh kawasan desa. Bahkan, Indonesia memiliki lebih dari 20.000 desa dalam kondisi tertinggal. Oleh karena itu, dalam upaya memperkuat kualitas modal manusia, peningkatan akses layanan pendidikan di wilayah pedesaan menjadi suatu keniscayaan. Dalam upaya meningkatkan akses layanan pendidikan di wilayah pedesaan maka penting untuk mengetahui, “bagaimana meningkatkan kesadaran partisipasi pendidikan masyarakat pedesaan?” Pertanyaan penelitian tersebut muncul dikarenakan sarana dan prasarana penunjang akses pendidikan telah berupaya diberikan oleh pemerintah, namun tingkat kesenjangan kualitas modal manusia di kawasan desa dan kota tetap tinggi. Berdasarkan observasi penulis di lingkungan desa, masyarakat di pedesaan masih dalam dogma bahwa pendidikan mahal dan lebih baik bekerja sedini mungkin untuk menghasilkan uang. Maka perlunya pendekatan secara komprehensif sesuai nilai budaya setempat dalam meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan. Dengan demikian, pendekatan keluarga menjadi hal yang paling efektif dalam mengatasi hal ini. Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam kehidupan individu. Keluargalah yang dapat membentuk kepribadian individu. Maka apabila tingkat kesadaran keluarga akan pendidikan tinggi maka dorongan partisipasi seluruh anggota keluarga terhadap akses pendidikan akan meningkat. Keluarga sebagai organisasi pertama yang menanamkan budaya pada masyarakat. Keluarga tidak hanya pembentuk budaya lokal tetapi juga perisai budaya asing. Dengan demikian, membentuk kesadaran masyarakat diawali dengan membentuk kesadaran keluarga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik analisis penelitian menggunakan metode penelusuran proses kausal (causal-process tracing, CPT). Analisis dari peneliti diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dengan observasi dan wawancara tidak terstruktur terhadap masyarakat pedesaaan. Data sekunder dikumpulkan dari dokumen terkait kesadaran partisipasi layanan pendidikan masyarakat pedesaan. Dari hasil analisis, diketahui bahwa masyarakat pedesaan belum menyadari pentingnya akses pendidikan dan manfaatnya dalam meningkatkan taraf kehidupan. Maka diperlukan upaya peningkatan kesadaran tersebut menggunakan pendekatan keluarga kemudian disokong dengan sarana dan prasarana pendidikan dari pemerintah melalui tele-education. Pertama, pendekatan keluarga dapat menggunakan jaringan pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK). PKK bekerja dari, oleh, dan untuk masyarakat sehingga sudah memahami kebudayaan masyarakat setempat sehingga berpotensi tinggi berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat. Kedua, tingkat kesadaran masyarakat tersebut hendaknya didukung pemerintah menggunakan tele-education atau pendidikan jarak jauh berbasis teknologi bagi pendidikan sejak usia dini hingga wajib belajar 12 tahun. Mengingat sudah ada hal serupa saat ini untuk pendidikan tinggi. Tele-education dapat menjadi jawaban bagi kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan. Bahkan, hal ini dapat menjadi solusi bagi remote area atau desa yang sulit dijangkau karena akses medan transportasi yang terjal dan berbukit. Implikasi dari hasil ini adalah pemerintah mengapresiasi peran PKK sehingga menjangkau tingkat kesadaran masyarakat pada partisipasi layanan pendidikan. Selain itu, pemerintah hendaknya mendorong aplikasi teknologi antariksa bagi pembangunan Indonesia khususnya pendidikan melalui tele-education. Apabila tingkat kesadaran pendidikan tinggi maka tingkat kesadaran kesehatan dan pembangunan ekonomi pun akan meningkat. Namun, makalah ini terbatas pada kasus desa tertentu di Indonesia dalam akses layanan pendidikan. Sebagai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya harus mengamati pedesaan maupun perkotaan Indonesia menggunakan strategi lain untuk menemukan model terbaik dalam meningkatkan kualitas modal manusia Indonesia.

Komentar
--> -->