Abstraksi
Perempuan merupakan daya topang utama bagi sebuah bangsa. Jika kaum perempuan dalam sebuah bangsa sehat dan kuat, maka bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang sehat dan kuat pula. Sehingga sebuah negara mempunyai kewajiban untuk memperhatikan dengan seksama dan memenuhi kebutuhan pokok kaum perempuannya. . Kesehatan reproduksi merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap perempuan. Salah satu bagian penting dalam kesehatan reproduksi adalah siklus menstruasi. Setiap perempuan akan mengalami siklus menstruasi kurang lebih 400kali, sejak menstruasi pertamanya, hingga memasuki masa menopause. Sehingga dibutuhkan support system atau sistem pendukung yang baik untuk menunjang kesehatan reproduksi perempuan, agar kaum perempuan selalu sehat dan tangguh menjalankan peran dan tugasnya, sehingga nantinya bangsa kita menjadi kuat dan tangguh pula. . Pembalut kain menjadi salah satu support system yang penting dalam pemenuhan kebutuhan akan kesehatan reproduksi perempuan. Pemakaian pembalut kain menjadi pilihan yang aman dan sehat, karena membantu melindungi organ reproduksi dari paparan zat kimia seperti dioxin, pemutih dan pewangi yang biasa dipakai dalam bubur kertas dan lapisan luar material pembuat pembalut sekali pakai. Pemilihan pemakaian pembalut kain selain aman dan sehat bagi perempuan, juga menjadi salah satu upaya pelestarian lingkungan. Pemakaian pembalut kain dapat dibersihkan dan dipakai berulang kali, sehingga tidak menyebabkan penumpukan sampah plastic yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau sungai atau lautan. Seperti kita pahami bersama, sampah plastic menjadi salah satu masalah kristis umat manusia saat ini, sehingga harus ditangani serius agar tidak menjadi bom waktu yang menghancurkan kehidupan di masa depan. . Biyung Indonesia, adalah sebuah organisasi dengan misi “Perempuan Sehat, Bumi Sehat” dan fokus kegiatan pada penyebaran infomasi tentang kesehatan reproduksi perempuan. Untuk menjalankan misi tersebut, kami mengembangkan praktek unit usaha kecil produksi pembalut kain dan karya seni baju sulam tangan dengan motif Rahim di Yogyakarta. Melalui produksi dan penjualan pembalut kain serta karya seni sulam tangan dengan motif Rahim ini, kami ingin berkontribusi dalam pembangunan perempuan Indonesia, dengan mengkampanyekan pesan tentang pentingnya penghormatan terhadap tubuh perempuan dan juga tubuh ibu bumi kita. Sehat bukan hanya hak milik manusia, namun juga menjadi hak lingkungan atau ibu bumi, tempat manusia tinggal. . Tantangan dalam praktek ini adalah bagaimana penyebaran pesan tentang kesehatan reproduksi dapat dilakukan secara merata ke seluruh wilayah di Indonesia. Penyebaran pesan ini belum dapat menjangkau secara luas, terutama untuk kalangan kaum perempuan yang memiliki keterbatasan ekonomi, jauh dari jangkauan akses informasi dan transportasi. Ironisnya, walaupun perempuan yang memiliki keterbatasan ekonomi, jauh dari akses informasi dan teknologi, namun justru mereka yang mendapatkan pengaruh dan paparan yang paling tinggi dari produk pabrikan sekali pakai. Ketika pemahaman tentang kesehatan reproduksi masih belum memadai, maka sedikit sekali kemungkinan mereka akan memperhatikan kesehatan reproduksi mereka, apalagi mengganti pembalut mereka dengan pembalut kain. Ditambah dengan fakta di lapangan bahwa masih terbatasnya penyediaan pembalut kain di lingkungan terdekat perempuan, terutama di kampung kota, pedesaan, dan wilayah-wilayah terpencil Indonesia. Kalaupun ada, harga pembalut kain yang beredar di pasaran yang cukup tinggi. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab angka penderita kanker dan gangguan alat reproduksi perempuan meningkat di wilayah-wilayah yang disebutkan di atas. . Berangkat dari keprihatinan tersebut, kami mengembangkan kegiatan pelatihan gratis membuat pembalut kain untuk perempuan di wilayah-wilayah tersebut, salah satunya daerah pedesaan. Perempuan peserta pelatihan diberikan alat dan bahan membuat pembalut kain, dimana untuk pemakaian sendiri, dapat memakai bahan-bahan yang mudah diperoleh dari dalam rumah, seperti bahan katun dari baju bekas dan kain handuk bekas. Selain bertujuan untuk mengasah ketrampilan menjahit baik secara manual dengan tangan maupun menjahit dengan mesin, pelatihan ini juga memberikan ruang belajar dan diskusi tentang kesehatan reproduksi perempuan, serta pembekalan pengembangan usaha kecil produksi pembalut kain. Dampak dari pelatihan ini adalah selain mendapatkan ketrampilan membuat pembalut kain, perempuan peserta pelatihan juga mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Antusiasme peserta dalam sesi diskusi berbagi informasi, pengalaman dan masalah seputar kesehatan reproduksi yang mereka alami, menunjukkan bahwa para perempuan tersebut juga membutuhkan ruang berkumpul untuk belajar dan mencari solusi bersama atas kondisi dan masalah mereka, terutama seputar kesehatan reproduksi. . Saat ini kami tengah berfokus untuk dapat merealisasikan rencana untuk mengadakan pelatihan ketrampilan membuat pembalut kain bagi perempuan di wilayah-wilayah terpencil Papua. Menyambut baik kesadaran dan inisiatif yang datang dari beberapa aktivis perempuan dari daerah Papua tentang mendesaknya dilakukan upaya-upaya penyadaran kesehatan reproduksi bagi perempuan di wilayah terpencil Papua, sebagai salah satu usaha untuk menekan jumlah perempuan penderita kanker serviks dan gangguan organ reproduksi lainnya. Kegiatan pengembangan usaha sosial produksi pembalut kain memiliki skema kegiatan : 1. Pelatihan ketrampilan membuat pembalut kain untuk dipakai sendiri dan untuk usaha produksi 2. Pendampingan kelompok usaha kecil produksi pembalut kain, untuk memenuhi kebutuhan pembalut kain kaum perempuan di suatu wilayah. Rata-rata perempuan membutuhkan minimal 2 set atau delapan potong pembalut kain dengan gradasi ukuran yang berbeda sesuai volume dalam 1 kali siklus menstruasi. Sehingga dalam setiap populasi 100 perempuan di suatu wilayah dibutuhkan minimal 800potong pembalut kain. Minimal di dalam suatu wilayah dibutuhkan kelompok usaha produksi pembalut kain beranggotakan 4-5 perempuan, mengerjakan 200 potong per bulan. Usaha produksi ini sangat berkelanjutan dan menyerap banyak tenaga kerja, karena setiap saatnya akan ada perempuan yang baru mendapatkan masa menstruasi, masa nifas pasca melahirkan atau kebutuhan lainnya. 3. Pengembangan permodalan dan pemasaran dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah atau swasta terkait 4. Monitoring dan evaluasi perkembangan kelompok usaha kecil produksi pembalut kain 5. Reproduksi pengetahuan, dengan meningkatkan kapasitas para perempuan anggota kelompok usaha kecil produksi pembalut kain yang memiliki potensi diberi peran sebagai fasilitator untuk melatih dan mendampingi kelompok-kelompok baru di wilayah yang lebih luas. . Kesadaran dan inisiatif di atas harus didukung penuh dengan peran aktif pemerintah terkait, seperti dari pihak Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Kementrian Kesehatan. Dibutuhkan kebijakan khusus untuk pengadaan pembalut kain yang mudah diakses oleh kaum perempuan di wilayah terpencil Papua, yang diberikan secara gratis atau dapat dibeli dengan harga yang sangat terjangkau di sekolah dan puskesmas atau rumah sakit. Harapannya, melalui kerjasama yang dimulai dari lingkup kelompok kecil namun tersebar di berbagai wilayah terpencil di Papua dan didukung penuh oleh pemerintah, dapat menjadi kontribusi kecil namun memberi dampak yang besar bagi kehidupan dan penghidupan kaum perempuan yang sehat dan sejahtera, serta pelestarian lingkungan di bumi Papua, di masa kini dan masa depan.