Abstraksi
Universitas Brawijaya merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang berlokasikan di Kota Malang, Jawa Timur. Dengan mencanangkan diri sebagai entrepreneurial university yang dilengkapi 16 fakultas yang bertaraf internasional yang diharapkan peran Universitas Brawijaya sejajar dengan universitas terkemuka di Asia, bahkan tingkat dunia. Semangat UB dalam mencetak entrepreneur baru berlandasakan pada poin ketiga Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat). Sebagai salah satu pusat pendidikan terbesar yang berbasis entrepreneurship menjadikan UB sebagai percontohan berbagai program peningkatan inkubasi bisnis dan jejaring sosial serta kerja sama dengan instansi swasta dalam rangka pengabdian masyarakat dan pengembangan program kewirausahaan. Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) adalah fasilitas terintegrasi dari PT HM Sampoerna yang bertujuan untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat melalui program pemberdayaan yang efektif dan partisipatif. Sejak didirikan pada tahun 2007 di Pasuruan, Jawa Timur, fasilitas terintegrasi seluas 27 ha ini telah dikunjungi lebih dari 96.000 orang dan telah memberikan pelatihan ke lebih dari 47.000 Usaha Mikro Kecil serta penerima manfaat lainnya. SETC didirikan untuk menjadi model platform pengembangan kewirausahaan yang berkelanjutan sehingga dapat membentuk masyarakat yang mandiri dalam persaingan usaha. Sejak tahun 2018 Universitas Brawijaya bekerja sama dengan PT HM Sampoerna untuk mengelola SETC terutama untuk pelatihan ketrampilan (soft skill). Universitas Brawijaya dipercaya untuk melakukan pengelolaan dibagian pelaksanaan pelatihan kewirausahaan, jejaring sosial, dan pembinaan terhadap UKM dan masyarakat. Universitas Brawijaya dalam program ini menerjunkan 2 tim yang saling bekerja sama untuk dapat melaksanakan kegiatan pengelolaan SETC ini, yaitu tim ahli dan tim lapang. Adanya tim ahli dalam kegiatan ini adalah sebagai penasehat/pemberi saran dan penyusun konsep serta kerangka pelaksanaan program kerja di SETC. Tim lapang sejumlah 11 orang terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan di SETC seperti pengadaan pelatihan, penerimaan kunjungan, konsultasi dengan masyarakat, pembinaan dan kunjungan ke UKM SETC, serta pengelolaan seluruh alat dan bahan peraga pelatihan (tools). Sebagai mitra dalam pengelolaan SETC, Universitas Brawijaya melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung fasilitas ini dengan menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan berbasis agrokomplek (pertanian, peternakan, perikanan, dan olahan pangan). Agrokomplek memiliki peluang yang sangat baik untuk masyarakat Indonesia mengingat Indonesia adalah negara agraris. Pelatihan menggunakan kurikulum yang sesuai dengan semua kalangan masyarakat dan dengan metode penyampaian yang inovatif. Terdapat kurang lebih 45 jenis pelatihan kewirausahaan yang dapat dilakukan di SETC serta peserta langsung diberikan materi dan praktek. Pelatihan kewirausahaan dipandu langsung oleh pelatih/pembimning yang kompeten dibidangnya. Hanya dengan waktu 2-3 jam saja, peserta akan mempelajari mengenai prospek usaha, pembuatan produk/budidaya, pengemasan, pemilihan segmentasi pasar, serta analisa usaha. Peserta mengikuti kegiatan praktek sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, untuk menyelaraskan dan mengimplementasikan materi yang didapat sampai dengan produk siap jual. Metode pengajaran di SETC sangat sesuai dan terus dilakukan perbaikan berdasarkan evaluasi serta penggunaan formulir umpan balik/ saran pelatihan. Pengisian formulir umpan balik/ saran pelatihan dilakukan untuk mengevaluasi kinerja dari pelatih/pembimbing, sehingga pelatih/pembimbing dapat meng-improve dan menyesuaikan dengan apa yang peserta inginkan. Pelatihan di SETC tidak semata memberikan ilmu kepada peserta pelatihan saja namun juga memonitoring dan mengevaluasi peserta pasca pelatihan. Evaluasi dan monitoring dilakukan pada bulan ke-1, ke-6, dan ke-12 melalui telepon, email, dan kunjungan. Dampak positif SETC bagi masyarakat sangat besar yang dibuktikan dengan hasil monitoring peserta pasca pelatihan kewirausahaan. Selama pengelolaan SETC oleh Tim UB melalui monitoring dan evaluasi peserta pasca pelatihan, banyak peserta yang sudah memulai menjalankan usaha. Poin dari hasil testimony peserta pelatihan menunjukkan bahwa “Pelatihan di SETC membuka wawasan inspirasi usaha baru bagi peserta, serta diajarkan teknis usaha dari awal sampai pengelolaan usaha”. Program lain yang digunakan oleh tim dari UB untuk memastikan bahwa UKM baru dapat berkembang adalah melalui pembinaan intensif . Dalam program ini peserta akan didampingi oleh tim UB serta akan melakukan diskusi intensif untuk membahas mengenai permasalahan dan hambatan dalam pengembangan usaha. Pembinaan intensif dilakukan oleh tim UB melalui telepon, email, kunjungan langsung untuk membantu UKM mengatasi masalah dan mencarisolusi masalah . Program ini dilakukan dengan durasi 6 bulan dengan asumsi bahwa UKM yang sudah dapat bertahan dalam dunia usaha selama 6 bulan akan mampu berkembang dan berinovasi sesuai dengan permintaan pasar. Sebagai Universitas ternama di Indonesia, UB menggabungkan program yang telah sukses dilakukan di UB yaitu inkubasi bisnis untuk diterapkan di SETC. Hal ini memberikan dampak positif bagi pelaku usaha untuk dapat lebih berkembang. Fasilitas lain yang diberikan oleh SETC kepada pelaku usaha adalah memfasilitasi mereka untuk ikut bergabung bersama menjadi UKM binaan SETC. UKM binaan SETC mendapatkan peningkatan keterampilan rutin pada pertemuan bulanan. Tercatat banyak pembinaan dan pelatihan teknis yang diberikan untuk peningkatan mutu sumber daya manusia UKM binaan SETC. Peningkatan kualitas/ ketrampilan dilakukan rutin setiap bulan dengan berbagai macam agenda (pelatihan keuangan, pelatihan pemasaran, pelatihaan proses produksi yang baik atau good manufacturing practices (GMP), bisnis online, pelatihan ekspor impor, pengemasan dan lain sebagainya) dengan mendatangkan instruktur yang berkompeten dibidangnya. Dalam hal ini, dampak positif dari pelatihan yang dilakukan oleh SETC melalui tim UB adalah terbentuknya UKM baru dan hal ini berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup pelaku UKM tersebut. Dampak dari adanya SETC tidak hanya terasa di sekitar area fasilitas saja. Dari total keseluruhan pengunjung yang datang baik untuk berkunjung atau mengikuti pelatihan, tercatat berasal dari 23 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia. Dalam kurun waktu satu tahun, Universitas Brawijaya mampu melakukan pelatihan kepada masyarakat sejumlah lebih dari 12.000 orang. Selain pembekalan mengenai kewirausahaan, pesan yang ingin kami sampaikan kepada seluruh masyarakat adalah mulailah untuk melakukan suatu usaha dan terus lakukan perbaikan. Implikasi dari SETC dalam kemajuan kesejahteraan peserta sudah diakui dan dirasakan langsung oleh penerima manfaat. Dalam setiap acara expo/bazaar, pertemuan dengan pemangku kepentingan, UKM binaan selalu diikut sertakan untuk membantu mereka dalam memperluas pasar, jaringan pemasaran, dan koneksi dengan pemerintah. Keterlibatan SETC dalam memajukan UKM binaanya juga dirasakan langsung oleh penerima manfaat, dimana mereka dapat memajang produk/ hasil produksi di galery SETC. Produk UKM binaan SETC selalu dimanfaatkan dalam banyak acara yang dilakukan SETC dan PT HM Sampoerna.