Abstraksi
Wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia dianggap menjadi salah satu wilayah perbatasan yang minim pengawasan dari pemerintah pusat Indonesia. Hal tersebut salah satunya diakibatkan oleh jauhnya jarak antara pusat pemerintahan yang terletak di Jakarta dengan wilayah perbatasan yang terletak di Pulau Kalimantan. Minimnya pengawasan mengakibatkan kesenjangan dari segi sosial maupun ekonomi yang dialami oleh para warga yang bertempat tinggal di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Warga Indonesia yang tinggal di daerah tersebut rentan mengalami kemiskinan. Selain itu, pemenuhan fasilitas-fasilitas dasar pun, seperti fasilitas kesehatan dan kebutuhan primer, masih kurang dari yang seharusnya, sehingga para warga Indonesia yang tinggal di wilayah tersebut harus menyeberangi perbatasan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka yang lebih mudah didapatkan di Malaysia. Salah satu permasalahan yang timbul dari proses pemenuhan kebutuhan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia adalah kurangnya kapabilitas pemenuhan fasilitas kesehatan reproduksi bagi wanita yang tinggal disana. Fasilitas-fasilitas, seperti rumah sakit yang menyediakan pemeriksaan kandungan, dan ketersediaan obat-obat alat reproduksi maupun pembalut pun, masih sulit untuk didapatkan dalam jarak dekat. Metodologi yang digunakan dalam karya tulis ini adalah dengan cara tinjauan pustaka dan wawancara kepada para pakar maupun pemerhati dalam bidang ini. Hasil akhir dari karya tulis ini adalah berupa rekomendasi yang ditujukan bagi pemerintah, terutama yang bergerak di bidang kesehatan reproduksi, terkait tindakan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan reproduksi bagi para wanita yang tinggal di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.