• Abdul Halim
    Abdul Halim
    Nama saya Halim, asal saya dari Kudus, Jawa Tengah. saat ini saya sedang menempuh Pendidikan S2 pada Program Pascasarjana Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Universitas Gadjahmada.

Strategi Anti Krisis melalui Kemitraan

April 27, 2020

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 adalah pelajaran terbaik untuk dijadikan refleksi terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. Kekacauan yang terjadi tidak hanya dialami oleh negara melainkan juga dunia industri dengan agenda tutup buku dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara masal. Resesi ekonmi yang terjadi pada waktu itu ternyata tidak berdampak pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Data Badan Pusat Statistik merilis keadaan pasca krisis jumlah UMKM tidak berkurang bahkan malah meningkat. Di saat Industri mulai gulung tikar, UMKM mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja tahun 2012. Jumlah UMKM pada tahun tersebut mencapai 56.534.592 atau sebanyak 99% dari total pengusaha di Indonesia (Suci, 2017).

Selanjutnya Indonesia juga dihadapkan kembali dengan ancaman resesi ekonomi sebagai dampak akibat terjadinya pandemi corona viruss disease 19 (Covid-19) pada tahun 2020. Banyak sekali masyarakat yang kehilangan pekerjaan sebagai akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh Industri secara masal. Dampak yang ditimbulkan akibat covid-19 ternyata lebih luas, tidak hanya industri skala besar namun juga UMKM turut tutup sementara sebagai upaya untuk mencegah kerumunan yang berpotensi sebagai media penyebaran virus. Jika dibandingkan dengan Industri berskala besar, Industri Mikro dan Kecil (IMK) lebih adaptif  terhadap resesi yang terjadi. Hal ini dilihat dari tidak terjadinya PHK secara masal dilingkungan IMK.

Himbauan kerja dari rumah tidak mampu diaplikasikan oleh industri berskala besar bahkan sebaliknya banyak karyawan yang dirumahkan. Berdasarkan data kementerian Ketenagakerjaan per 20 April 2020 tercatat 84.926 perusahaan telah melakukan PHK sebanyak 1.546.208 orang. Hal berbeda terjadi di Sektor IMK, kebanyakan dari mereka cepat beradaptasi dan mencari alternatif seperti memproduksi masker kain non medis, Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis, jamu tradisional dan lain-lain. Hal ini dilihat sebagai peluang atau jalan distribusi yang terbuka lebar yang selama ini tidak mereka peroleh sebagai akibat kekalahan kompetisi dengan industri berskala besar.

Peranan perusahaan dan IMK sama-sama memiliki kontribusi terhadap pembangunan ekonomi bangsa ini, namun jarang sekali terjadi kemitraan. Data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BP)S pada tahun 2017 menyebutkan sebanyak 88,94% IMK berjalan sendiri tanpa kemitraan dan pemasaran hanya di sekitar lokasi usaha dan untuk wilayah pemasaran di luar kabupaten/kota pemasarannya belum berkembang. Kemitraan antara perusahaan dengan Industri Mikro perlu dijembatani oleh regulasi pemerintah. Kebijakan yang mendukung kemitraan sebagaimana yang dikemukakan oleh World Bank “Goverment looking at options to improve performance of exiting public assets and services in these sectors may consider a PPP as an alternative sector reform option to privatizing and establishing a regulatory regime” (Magya Ramadhania Putri, 2017) Melihat pelaku industri juga sebagai aktor dalam menyelenggarakan pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan.

Skema pelaksanaan kemitraan ini dapat diaplikasikan melalui peranan masing-masing sektor. Pemerintah sebagai pengatur kebijakan dan pengawasan, Industri Mikro dan Kecil (IMK) berperan menyediakan bahan baku, pengolahan barang setengah jadi atau bahkan melakukan produksi barang jadi, sedangkan industri berskala besar memiliki peran melakukan produksi dari barang setengah jadi menjadi barang jadi dan melakukan pemasaran. Jika kemitraan ini dapat diaplikasikan dengan baik, asumsinya selain ketersiadaan barang seperti bahan pokok dapat disediakan oleh industri dalam negeri dan tidak bergantung lagi dengan kegiatan impor. Motivasi produksi dalam negeri juga akan meningkat, jika terjadi surplus barang produksi maka kegiatan ekspor bisa diagendakan dikemudian hari.


Komentar
--> -->