Best Infographic 2019: IDF Lancarkan Prospek Usaha Sosial
March 13, 2020Pemenang Kompetisi Ide Kategori Infografik Indonesia Development Forum (IDF) 2019 MENA Indonesia mendapatkan banyak masukan terkait usaha sosial yang mereka kerjakan. Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Co-founder MENA Indonesia Ni Nyoman Sri Natih Sudhiastiningsih mengatakan pihaknya mendapatkan jejaring di bidang ekonomi pembangunan selama mengikuti IDF tahun lalu.
“Meski kami mediumnya adalah social entrepreneur tapi banyak bersinggungan dengan program pembangunan. Analisis program pembangunan seperti apa, aktor-aktor yang terlibat dalam pembangunan itu seperti apa, nantinya ada policy of treatment seperti apa, kita harus terlibat seperti apa dalam pembangunan, kami mendapatkan itu semua di IDF,” kata Natih saat dihubungi IDF awal Maret 2020.
Natih mengatakan MENA Indonesia harus memahami program pembangunan yang dibuat oleh pemerintah. Tujuannya agar MENA Indonesia tidak sendirian saat menjalankan program kewirausahaan sosial yang melibatkan masyarakat lokal. Selain itu, banyaknya aktor pembangunan lain yang hadir di IDF 2019 menambah pengetahuan untuk prospek usaha MENA ke depan.
MENA Indonesia sendiri merupakan usaha sosial yang bergerak bersama masyarakat untuk mengembangkan dan memanfaatkan tradisi lokal, keterampilan, dan lingkungan alam untuk meningkatkan standar kehidupan dan mengurangi kesenjangan sosial. Hasilnya adalah produk-produk fesyen dengan bahan tenun ikat seperti anting, gelang, kalung, dan jenis lainnya.
MENA Indonesia saat ini bekerja di beberapa desa di Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan fokus utama di Desa Adat Bena. Di MENA Indonesia, orang-orang yang bergabung berasal dari dua disiplin ilmu, yaitu antropologi dan desain. Pendekatan yang dilakukan MENA Indonesia di Ngada adalah berkolaborasi dengan masyarakat atau disebut dengan collaboration design (co-design).
“Kami menggabungkan dua hal dari sisi design thinking dan pendekatan etnografi, hanya etnografinya singkat. Kami pergi ke Ngada, kami tinggal dengan masyarakat agar tahu, apa sih kebiasaan masyarakat setempat,” kata Natih.
Presentasi MENA Indonesia di IDF 2019 menarik perhatian aktivis lingkungan dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Aleta Baun. Ia menyarankan agar pelatihan dan workshop yang dilakukan MENA Indonesia di Ngada juga diterapkan di wilayahnya. Mama Aleta merupakan penggerak ibu-ibu penenun untuk melawan industri marmer yang berpotensi merusak sumber air di kawasan Mollo, Nusa Tenggara Timur.
“Jadi ada potensi kolaborasi ke depan dengan Mama Aleta yang bisa dilakukan dalam pengembangan produk di NTT,” ujar Natih.
Sembari menunggu tindak lanjut kolaborasi, MENA Indonesia saat ini aktif menjual produknya di berbagai Pop Market di Jakarta dan Surabaya. Usaha sosial ini juga sempat terpilih mengikuti boothcamp start up yang digelar oleh salah satu decacorn Indonesia.
Untuk calon peserta Call for Ideas 2020 Kategori Infografik, Natih menyarankan selalu memuat informasi yang berasal dari ide sendiri, bukan saduran karya orang lain. Infografis hendaknya memuat target konkret yang ingin dicapai bukan yang masih di awing-awang sehingga idenya harus realistis. Ia juga menyarankan bagi calon peserta untuk membuat info yang lugas dan tidak bertele-tele.
“Apalagi infografis terbatas jadi informasinya harus tepat,” kata Natih.
Infografis yang dibuat oleh MENA Indonesia di IDF 2019 lalu berjudul “Co-design to Support Village Empowerment in Ngada, East Nusa Tenggara”. Karyanya selaras dengan sub-tema 7, Mengembangkan Talenta dan Pasar Lokal dalam lingkup tema besar IDF 2019 “Mission Possible: Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif”.
IDF merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). IDF menyediakan wadah bagi praktisi pembangunan di sektor publik, swasta, dan nirlaba untuk bertemu dan betukar gagasan.
Tema IDF tahun ini ialah “Indonesia’s Future Industrialization Paradigm: Value Creation and Adaptive Capacity for Socio-Economic Transformation”. Topik menarik ini kemudian di bedah menjadi lima subtema yaitu: 1) Strategi Industrialisasi untuk Mendorong Transformasi Ekonomi; 2) Meningkatkan Daya Saing Subsektor Industri Unggulan; 3) Strategi Jitu Peningkatam Produktivitas; 4) Strategi Mendorong Industri Mikro dan Kecil Naik Kelas; 5) Rekayasa Aktivitas Industri untuk Menumbuhkan Pusat-Pusat Ekonomi Baru.
Solusi tentang subtema tersebut dapat dikirimkan ke IDF 2020 dalam tiga kategori yakni makalah, paparan singkat (pitch), dan ide yang berupa artikel, video, serta infografik. Gagasan terbaik akan dipresentasikan di panggung IDF 2020, Bali Nusa Dua Convention Center, 28-29 Juli 2020.
Kamu punya solusi berbasiskan riset dan praktik baik tentang industri Indonesia? Kirimkan karyamu sebelum tanggal 17 April 2020.**
Bappenas Paparkan Proyeksi Ekonomi Biru di Indonesia Development Forum 2023
Bappenas Paparkan Proyeksi Ekonomi Biru di Indonesia Development Forum 2023
Road to IDF 2023: Komitmen Bappenas Optimalkan Potensi Ekonomi Biru Berkelanjutan Di Papua dan Indonesia
Road to IDF 2023: Komitmen Bappenas Optimalkan Potensi Ekonomi Biru Berkelanjutan Di Papua dan Indonesia
Bappenas Pastikan Blue Economy Jadi Prioritas Kerja Sama Negara ASEAN
Tweets by IDDevForum